SuaraJogja.id - Hidup di tengah wabah Covid-19 memaksa masyarakat harus lebih kreatif untuk tetap bertahan hidup.
Salah satunya seperti yang dicontohkan masyarakat urban di pinggir aliran Kali Code, Kota Yogyakarta.
Warga di Kampung Ledok Tukangan, Kelurahan Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, memanfaatkan media sosial untuk memutar roda perekonomian melalui Pasar Kali Online (PKO).
Penggagas PKO, Anang Naschihudin menjelaskan, bahwa PKO merupakan wadah bagi warga setempat untuk berjualan secara online. PKO sendiri dicetuskan saat wabah covid-19 mulai ramai di Yogyakarta.
Baca Juga: Muncul 29 Kasus Baru di DIY, 12 Warga Kota Jogja Positif COVID-19
"Awalnya saat Covid-19 masuk ke Indonesia sekitar Maret lalu menjadi sebuah berita yang cukup mengerikan. Kampung kami ikut terdampak, apalagi kebijakan pemerintah untuk stay at home. Selain itu warga kami banyak yang menjadi buruh di mall yang ada di Malioboro. Akibatnya banyak yang kena PHK," ujar Anang ditemui wartawan, Rabu (2/9/2020).
Ia melanjutkan di tengah keterpurukan itu, banyak warga yang berusaha untuk tetap menyambung hidup. Beberapa diantaranya beralih profesi menjadi penjual makanan.
"Banyak yang mencoba bertahan dengan berjualan makanan. Awalnya hanya antar tetangga yang ditawari, kan kita diimbau untuk tetap di rumah. Lambat laun banyak warga yang membuka usaha, akhirnya melihat potensi ini akan berkembang besar, saya bersama pemuda lain membuat wadah bernama Pasar Kalo Online (PKO)," terang Anang yang juga warga asli Ledok Tukangan itu.
Pria 43 tahun ini mengetahui jika tak semua warga menguasai teknologi digital. Apalagi media sosial. Dicetuskannya wadah tersebut untuk memudahkan pedagang menerima pesanan dan menjajakan barang jualannya.
PKO sendiri, sebut Anang memanfaatkan media sosial berupa Instagram, Facebook dan Wordpress. Anang menyebut untuk penjualan makanan sendiri, PKO menggunakan media sosial Instagram.
Baca Juga: UGM: Pergerakan Manusia Sebabkan Mutasi COVID-19 Sampai ke Jogja dan Jateng
"Jadi setiap malam kami membuat katalog makanan yang akan disediakan masing-masing pedagang. Lalu kami unggah di feed Instagram. Teknis pemesanannya nanti pembeli diarahkan ke WhatsApp yang tertera di Instagram itu, mereka menyertakan alamat nanti kami antar ke rumah pembeli. Kami juga menyediakan banyak produk yang bisa di pilih," ungkapnya.
PKO mengggandeng 3 RW yang berjumlah lebih kurang 1.500 orang. Awalnya Terdapat 35 pedagang yang terdaftar di PKO. Kendati demikian pihaknya menjaring para pedagang lainnya hingga berjumlah 19 orang.
"Jadi kami lakukan agar makanan yang dijual berbeda-beda. Karena jika ada dua yang sama dikhawatirkan satunya bisa laku, satu lainnya bisa jadi tidak laku," terang Anang.
Memasuki new normal, PKO mulai mengalami peningkatan. Pembeli tak hanya warga Ledok Tukangan namun sampai luar wilayah Danurejan.
"Karena awalnya mempromosikan di media sosial, akhirnya hampir semua orang bisa memesan. Hingga hari ini orang dan warga dari luar sering memesan makanan yang dijual di PKO," terang dia.
Menggandeng anak muda, PKO menggunakan jasa pengantaran secara mandiri. Dirinya menyediakan motor pribadi. Selain itu pengantaran juga dilakukan dengan sepeda kayuh.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia