Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 09 September 2020 | 06:25 WIB
Anggota DPR/MPR RI, Idham Samawi, saat ditemui di Gedung Manggala Manis, Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Selasa (8/9/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Kampanye hitam jelang Pilkada 2020 dengan membangkitkan isu-isu lawas guna menjatuhkan lawan politik sudah mulai terdengar kembali dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menjadi sasaran empuk oleh beberapa pihak.

Bagaimana tidak, PDIP akhir-akhir ini santer diterpa kabar miring terkait dengan isu-isu yang cukup sensitif di telinga masyarakat Indonesia. Mulai dari rencana pengubahan Pancasila menjadi Trisila atau Ekasila hingga kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang juga tak luput dari isu tersebut.

Merespon hal tersebut Anggota DPR/MPR RI, Idham Samawi, hanya menanggapinya dengan santai. Menurutnya isu-isu lawas tersebut akan selalu dimunculkan kembali oleh beberapa oknum khsusunya jelang pesta demokrasi dimulai, baik Pilkada sampai Pemilu.

"Isu itu kan memang sengaja dihembuskan ke permukaan lagi karena khawatir kalau calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan bakal menang. Jadi sudah tidak perlu kaget," kata Idham saat ditemui di Gedung Manggala Manis, Desa Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Selasa (8/9/2020).

Baca Juga: Kampanye Pilkada Lewat Medsos, Bawaslu Bantul Awasi Akun-Akun Buzzer

Menurutnya isu perubahan Pancasila yang selalu dikaitkan dengan PDIP itu diambil dari potongan-potongan pidato Megawati Soekarnoputri beberapa waktu silam. Menurutnya memang berbahaya dan dapat mengubah konteks pidato itu sendiri jika tidak dipahami secara keseluruhan.

Dikatakan Idham, jika seseorang memperhatikan secara keseluruhan pidato itu baru akan bisa memahami maknanya secara lengkap. Hal itu juga dapat dilihat ketika setelah 17 Agustus 1945, Bung Karno tidak pernah lagi menyebut Trisila atau bahkan Ekasila.

"Rakyat sudah lebih cerdas, jadi kalau saya tidak khawatir dengan isu-isu semacam ini," ucapnya.

Mantan bupati Bantul ini menyebut bahwa ternyata isu-isu yang digoreng lagi sedemikian rupa untuk mendiskreditkan PDIP tidak terlalu berhasil. Idham mengklaim bahwa menurut hasil survei di Indonesia yang telah dilakukan di tahun ini, suara PDIP masih terbilang cukup tinggi atau tidak terpengaruh.

"Kampanye hitam ini nyatanya tidak mengena. Ini terbukti dari survei di seluruh Indonesia jika memang Pemilu dilaksanakan hari ini PDIP masih akan mendapat suara di atas 20%," tandasnya.

Baca Juga: Bupati dan Wabup Ikut Pilkada, Bantul Kebut Pengerjaan Perda dan Perbup

Load More