"Jadi beliau pernah mengikuti seminari hingga lulus. Selanjutnya dia akan ditasbihkan untuk menjadi Romo. Namun saat itu dia memutuskan untuk tidak melanjutkan," terang Yogi.
Ia menjelaskan saat itu, pamannya memang memiliki saudara yang banyak. Yogi menyebut Jakob memiliki delapan adik yang masih harus dia urus waktu itu.
"Ceritanya memang tinggal sedikit lagi menjadi Romo. Tapi karena masih banyak saudara yang harus diayomi. Ia lebih memilih keluarga, hingga bisa menghidupi tak hanya keluarga tapi orang lain juga," jelas Yogi.
Dalam mengayomi pun Jakob juga membuat sebuah yayasan khusus yang bergerak di bidang pendidikan. Yayasan dibuat khusus untuk sanak keluarganya.
Baca Juga: Jakob Oetama Tutup Usia, Anak Guru di Sleman Lulusan Komunikasi UGM
"Perlu kami sampaikan juga jika beliau membuat yayasan khusus untuk pendidikan bagi keluarga ini. Jadi jika kami ingin menyekolahkan anak misalnya, bisa membuat proposal untuk diajukan ke yayasan itu. Nanti pendidikan bisa dibiayai dari sana," ujarnya.
Lebih dari itu, Jakob juga kerap memberikan bantuan untuk mendorong perekonomian para kerabatnya.
"Jika dengan saudara, beliau ini bukan pelit ya, tapi memberi untuk kehidupan selanjutnya. Bukan sekadar memberi terus habis, tapi beliau memberi untuk jangka panjang. Karena tidak semua saudara beliau perekonomiannya baik," kata dia.
Yogi merupakan salah seorang keponakan yang dibantu tetap bertahan hidup. Pihaknya pernah meminta bantuan kepada Jakob namun diminta untuk membuat proposal membangun usaha.
"Jadi saya mengajukan proposal usaha, karena beliau memberi untuk jangka panjang. Maka dibantu membangun usaha dan awal usaha saya adalah resto yang ada di wilayah Mlati," jelas dia.
Baca Juga: Persis Solo Siapkan Laga Uji Coba, Lawan PSS Sleman Jadi Target
Jakob memang bukan dari keturunan pengusaha. Orang tua Jakob, kata Yogi merupakan guru. Namun begitu, Jakob dinilai merupakan orang yang cerdas dan lihai dalam mengambil langkah.
"Jadi beliau berpikir 10 langkah ke depan, lebih cepat dari orang pada umumnya. Waktu itu bisa dikatakan (orang) jenius," ujarnya.
Kehilangan sosok Jakob, Yogi menganggap pamannya seperti payung besar. Masalah yang dimiliki saudara atau kerabatnya, biasa didiskusikan kepada Jakob.
"Sangat baik mengayomi dan memayungi kami. Kepergiannya semoga menjadi inspirasi atas dedikasinya untuk orang banyak," kenang Yogi.
Yogi mengaku sudah 15 tahun tak pernah bertemu lagi dengan pamannya. Tahun 2005/2006 adalah waktu terakhir ia bertemu dengan Jakob.
Kakak Yogi, Eni Kusnawati (65) mengaku tak banyak berkomunikasi dengan pamannya. Kendati demikian anak pertama dari Prayogo ini tak menampik jika pamannya adalah tulang punggung keluarga yang gigih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Sah! Jay Idzes Resmi Jadi Pemain Termahal di Timnas Indonesia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan RAM 12 GB Memori 256 GB, Lancar Jaya Buat Multitasking!
- 5 Mobil Bekas SUV Keren Harga Rp 40-70 Jutaan, Performa Kencang
Pilihan
-
Bos Danantara Sindir Para Petinggi BUMN yang Punya Ajudan 15: Istri Saja Dikawal!
-
Peringkat Daya Saing RI Anjlok 13 Peringkat! Perang Tarif dan Pengangguran jadi Biang Keroknya
-
Juara Ketiga Piala AFF, Bukti Timnas Putri Indonesia U-19 Tabrak Hukum Alam
-
Dony Tri Pamungkas Bela Timnas Indonesia U-23, Persija Rekrut Nathan Tjoe-A-On?
-
5 Rekomendasi Skincare Murah di Bawah Rp40 Ribu, Terbaik Menjaga Kesehatan Kulit
Terkini
-
Geger Sepehi: Keluarga Sultan HB II Tuntut Inggris Kembalikan Aset Keraton Rp8,3 Triliun
-
Tak Sekadar Lari, Mandiri Jogja Marathon 2025 Beri Diskon di Pameran UMKM hingga Undian ke Berlin
-
4 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Diamankan, Disanksi Bersihkan Objek Wisata Alam Selama 3 Bulan
-
Penggusuran di Lempuyangan: Warga Memohon KAI Izinkan Rayakan Agustusan Terakhir di Rumah Mereka
-
Luncurkan SINAR Sleman, Inovasi Digital Pemkab agar Warga Bisa Kontrol Pembangunan Daerah