SuaraJogja.id - Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, Abdulloh Hamid menyampaikan bahwa saat ini masyarakat tengah memasuki era digital.
Hamid menyebut Indonesia saat ini merupakan negara ketiga konsumsi internet terbanyak setelah India dan Cina. Saat ini, teknologi bergerak dengan cepat dan tidak terbendung.
Era ini sendiri membawa dampak negatif dan positif untuk setiap orang. Masyarakat pun saat ini masih terus melakukan adaptasi dengan perkembangan yang ada.
"Tantangan di era digital telah masuk ke berbagai bidang, politik, ekonomi dan pendidikan itu sendiri," ujar Hamid saat membuka gelaran Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Jumat (11/10/2020).
Di bidang pendidikan, saat munculnya pandemi seperti sekarang ini, platform platfom digital yang dihadirkan menjadi sangat strategis dan makin menyadarkan masyarakat bahwa sekolah bisa dilakukan tanpa tatap muka alias daring.
Di sisi lain, Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantoro telah mengenalkan trisentra pendidikan, yakni pendidikan masyarakat, keluarga dan sekolah.
"Pendidikan karakter tidak akan terwujud tanpa bantuan trisentra pendidikan ini," ujar Hamid.
Tetapi pendidikan karakter tidak hanya bisa ditumbuhkan dari satu sisi saja. Perlu diterapkan baik di lingkungan sekolah, masyarakat dan sekolah. Dengan begitu akan bisa menghasilkan karakter atau ciri khas pada diri seseorang.
Pertanyannya adalah bagaimana membawa trisentra pendidikan itu ke dalam dunia digital.
Baca Juga: Puluhan Tenaga Kesehatan Sleman Terpapar Covid-19, Ini Dugaan Penyebabnya
Saat ini, orangtua cenderung menyerahkan pendidikannya kepada sekolah dan tidak memperhatikan lebih lanjut. Untuk itu, baik orangtua, masyarakat dan sekolah perlu bersinergi untuk mengawal tugas dan pendidikan yang diterima seorang anak.
Untuk mengaplikasian trisentra pendidikan yang dicetuskan Ki Hadjar Dewantoro, Hamid pun mengenalkan dengan apa yang disebut Mobile Seamless Learning. Yakni aplikasi yang bisa membantu orang-orang untuk mensinergikan pendidikan dengan berbagai cara dan bentuk pendidikan.
"Sekarang eranya kolaborasi, sekarang eranya sinergi. Tidak ada orang yang memiliki kemampuan unggul dalam apapun," terangnya.
Menutup materinya, Hamid menyampaikan pentingnya kolaborasi untuk bisa menjangkau tujuan lebih jauh lagi. Ketika kita memiliki kemauan untuk menghasilkan sesuatu yang besar, perlu dikolaborasikan dengan orang yang berbeda ilmu pengetahuan untuk melengkapi kekurangan.
Saat ini, sudah memasuki era yang membutuhkan kolaborasi, jika dulu guru suka dengan murid yang menurut dan diam berada di kelas. Sekarang dibutuhkan mahasiswa yang beragam, memiliki kreatifitas untuk mau mempelajari ha-hal diluar bidang kita.
Jangan mau diperbudak teknologi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Waspada, Hujan Lebat, Angin Kencang, Hingga Hujan Es Ancam DIY Mulai Oktober 2025
-
Maxride di Yogyakarta Makin Merajalela: Dishub Saling Lempar Tanggung Jawab
-
Korupsi Dana Hibah Pariwisata di Sleman: ARPI Desak Kejaksaan Usut Tuntas hingga Akar-Akarnya
-
Perdana Arie Veriasa Ditangkap Polda DIY, BEM KM UNY Tuntut Pembebasan, Ini Alasannya
-
Dulu Terjerat JI, Kini Keliling Jualan Mi Ayam: Perjalanan Penuh Lika-Liku Warjono Mencari Jalan Lurus