SuaraJogja.id - Sebanyak 10 tenaga kesehatan (nakes) dan 13 karyawan kesehatan (karkes) di Kabupaten Sleman terpapar COVID-19. Diduga, mereka terpapar virus dari pasien positif COVID-19.
Juru Bicara Penanganan COVID-19 Sleman, Shavitri Nurmala mengatakan, ada beberapa kemungkinan, yang menyebabkan nakes dan karkes terpapar COVID-19.
Penyebabnya antara lain, karena tertular dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Kemungkinan lainnya adalah pemakaian alat pelindung diri (APD).
"Misalnya pemakaian APD, tidak semua karkes menggunakan APD level 3. Ketika ada pasien datang ke rumah sakit untuk periksa non COVID-19, tetapi ternyata pasien tersebut adalah COVID-19 asimtomatis," kata dia, kala dihubungi wartawan, Kamis (10/9/2020).
Melihat kondisi itu, maka perlu ada upaya-upaya pencegahan agar nakes dan karkes tidak terpapar COVID-19 saat bertugas. Rumah Sakit (RS) harus melakukan pengecekan ulang secara menyeluruh penerapan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
"Prinsipnya jangan sampai rumah sakit menjadi tempat penularan virus Corona. Zonasi merah, kuning, dan hijau di internal rumah sakit harus diperketat," ungkapnya.
Evie menambahkan, skrining terhadap karyawan rumah sakit juga harus semakin digencarkan. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan peta penularan COVID-19 yang lebih riil. Sumber daya manusia yang bertugas di bangsal isolasi, harus dipastikan menggunakan APD sesuai levelnya.
Selain itu, apabila terdapat penularan lokal di luar bangsa isolasi, unit tersebut dilockdown sementara.
Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo menyebutkan, sejak pekan lalu hingga akhir September, Pemkab sedang gencar melakukan skrining karkes, terutama di RS.
Baca Juga: Beredar Poster Foto Paslon di Jalanan, Bawaslu Sleman: Itu Menyalahi Perbup
Menurutnya, karyawan kesehatan yang terpapar tidak hanya berasal dari satu RS saja, melainkan dari beberapa rumah sakit.
"Ada beberapa di rumah sakit di Sleman, ada juga yang luar Sleman," terangnya.
Sementara itu, di tingkat pelayanan kesehatan Puskesmas, Kepala Puskesmas Gamping II, Daroji mengungkapkan, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan perlindungan petugas kesehatan dari risiko transmisi COVID-19.
Misalnya saja, melaksanakan SOP secara disiplin, memberikan suplemen atau vitamin harian untuk petugas.
"Meningkatkan kepatuhan pemakaian APD sesuai kebutuhan-tingkat risiko," ungkapnya.
Upaya lainnya, melakukan skrining screning pengunjung dan pasien puskesmas. Di Puskesmas Gamping II, para pasien batuk pilek demam langsung dibawa ke poli batuk pilek.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
Terkini
-
Rahasia Menang DANA Kaget: 3 Link Rp299 Ribu Menanti, Ikuti Strategi Ini!
-
Radiasi Cesium-137 di Cikande Bisa Bertahan 30 Tahun, Pakar Ingatkan Bahayanya
-
Skema Baru Prabowo: Dana Rp200 T Siap Cair, Kampus Jogja Jadi 'Problem Solver' Industri
-
Bukan Asal Manggung! Ini 7 Spot Resmi Pengamen di Malioboro, Ada Lokasi Tak Terduga
-
Nataru 2025: Pemerintah Gercep Benahi Infrastruktur, AHY Janjikan Libur Aman dan Nyaman!