Kata 'perempuan' dalam nama PTI sendiri digunakan karena mereka ingin mengubah stigma perempuan bertato di Indonesia. Namun, bukan berarti anggota grup ini eksklusif khusus perempuan.
"Harapan kami adalah merubah stigma perempuan bertato di Indonesia. Kalau kita tidak melibatkan dua gender itu, bagaimana akan mengubah sesuatu? Jadi perempuan itu hanya media kami, bahwa kami perempuan yang memiliki tato juga sama dengan laki-laki. Bahwa tidak ada gender dalam tato," kata Agustin.
Namun, Agustin tetap memberi aturan ketat di grup Facebook. Salah satu aturan tersebut adalah swafoto hanya boleh dilakukan oleh anggota perempuan.
"Di Facebook ada grup PTI, aku memberikan otoritas penuh kepada perempuan yang memiliki tato dan tidak memiliki tato, untuk memposting apa pun yang mereka inginkan di situ."
Baca Juga: Program Community Accelerator dari Facebook Dukung Komunitas Tumbuh
"Jadi aku punya rules: selfie hanya untuk perempuan, laki-laki tidak boleh. Lalu, kamu bisa memperlihatkan tato, apa pun, tanpa bullying. Jadi kamu bisa memperlihatkan tato di payudara, kalau memang di situ (tempatnya), kenapa tidak?"
Hal ini dilakukan Agustin bukan tanpa alasan. Selama ini, grup atau komunitas tato di sosial media sudah terlalu didominasi laki-laki. Artis tato perempuan, terutama yang berasal dari daerah, juga enggan show off karena takut dipandang sebelah mata.
Lewat Perempuan Tattoo Indonesia, para artis tato perempuan tersebut jadi berani menunjukkan diri. Hal tersebut merupakan kebanggaan tersendiri bagi PTI.
"Padahal mereka tidak tahu di industri tato, ketika bicara secara nominal, itu sangat membantu terutama bagi single parents," ujar Agustin soal para artis tato perempuan.
Di sisi lain, anggota tidak bertato juga bisa ikut mendapatkan manfaat. Sebagai anggota tanpa tato, Flo pertama mengenal Agustin lewat Omah Kreatif. Ternyata, rumah keduanya berdekatan. Lama-kelamaan Flo pun ikut berkegiatan dan membantu PTI.
Baca Juga: Badan Penuh Tato Jadi Kepala Desa, Ini 3 Foto Hoho Alkaf Bikin Merinding
"Karena saya ibu muda, belum mengenal anak kecil harus diperlakukan seperti apa, di Omah Kreatif ini kita saling belajar."
Berita Terkait
-
Desa Wisata Pulesari, Tawarkan Suasana Asri dengan Banyak Kegiatan Menarik
-
Perjalanan Habbie, UMKM yang Berkembang dengan Dukungan BRI Hingga Pecahkan MURI!
-
Warung Bu Sum: Legenda Kuliner Jogja Bertahan Berkat Resep Rahasia & Dukungan BRI
-
BNI Indonesias Horse Racing Triple Crown & Pertiwi Cup 2025 Garapan SARGA.CO Siap Pentas di Yogya
-
Dari Perpustakaan Keliling ke Gerakan Literasi: Perjalanan Busa Pustaka Nyalakan Harapan Lewat Buku
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
Terkini
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin