SuaraJogja.id - Beredar video seorang pemuda yang berhasil membeli rumah dalam rentan usia yang masih muda. Banyak disoroti warganet, ada yang berpendapat bahwa semua hal menjadi mungkin jika gajinya bukan standar UMR di Jogja.
Video TikTok milik akun @andriazis sudah ditayangkan lebih dari 1,5 juta kali. Andri menceritakan perjalanannya membeli rumah pada tahun 2017 dan sempat mengalami renovasi pada tahun 2018. Mulanya Andri merasa tidak yakin bisa memiliki rumah.
Berkat dorongan dari orangtua, ia akhirnya dapat membeli rumah tersebut. Dalam video berdurasi 44 detik tersebut, ia memperlihatkan bagian dalam rumah, seperti kamar dan ruang kerja. Serta pemandangan dari lantai dua rumah tersebut.
"Dulu gue mikir, beli rumah itu setelah nikah. Tapi kalau entar-entar harga rumah juga udah naik pastinya," ujar Andri dalam video tersebut.
Dengan konsep minimalis, Andri menunjukkan isi rumah lainnya. Seperti bagian kamar mandi yang dilengkapi dengan shower. Sambil menuju lantai tiga, ia berpesan kepada kaum muda untuk jangan takut membeli rumah.
Menurutnya, uang yang selama ini ditabung oleh generasi muda lebih baik digunakan untuk hal yang bermanfaat. Salah satu yang menjadi contoh adalah dengan membeli rumah seperti yang telah ia lakukan.
Menutup videonya, ia menunjukkan tempat favorit di kediamannya, yakni bagian kolam ikan di teras depan. Andri mengaku ingin memberikan motivasi kepada generasi muda bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
"Gak ada yang gak mungkin punya rumah di usia muda," ujar Andri mengakhiri videonya.
Selain ditonton 1,5 juta kali, video ini juga mendapatkan banyak respon dari warganet. Salah satunya adalah akun Twitter @brigittasiw. Ia membagikan ulang video Andri dengan menyatakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin kecuali memiliki gaji UMR Jogja.
Baca Juga: Ayah vs Anak di Pilkades Sleman, Santai Saja Kami Bersaing Secara Fair
"Nggak ada yang nggak mungkin kecuali gajimu UMR Jogja," tulis @brigittasiw dalam keterangannya.
Sejak diunggah Jumat (11/9/2020), cuitan tersebut sudah disukai lebih dari 5 ribu pengguna Twitter. Sedangkan 2000 lainnya membagikan ulang, dan ada seratus lebih yang memberikan tanggapan.
Dari ratusan komentar yang ditinggalkan, ada beberapa warganet yang setuju dengan pendapat @brigitasiw, bahwa UMR Jogja terlalu rendah untuk bisa menabung dan membeli rumah di usia muda. Sementara tidak sedikit juga yang menyangkal cuitan itu.
"Selalu UMR Jogja. Sebab akibat gak sih? UMR segitu biaya hidup murah. Rp 2.000 bisa makan nasi kucing. Kota lain UMR tinggi biaya hidup juga mahal. Orang Jogja sendiri mungkin biasa aja, yang ngerasa kurang biasanya pendatang, itu karena ekspetasinya dia yang terlalu tinggi terhadap Jogja," tulis akun @SaidahJuly.
"Lah UMR Jakarta meskipun tinggi tapi lihat harga tanahnya bikin nangis alias ya sama aja woi heuheu," komentar akun @amybaidi.
"Gaji Jogja mah ngeluarin duit lebih banyak dikit buat belanja bulanan dibilang boros," tanggapan akun @caligulablush.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim