Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 12 September 2020 | 12:10 WIB
Anak vs ayah di Pilkades Cangkringan, Sleman. [Kontributor / Uli Febriarni]

SuaraJogja.id - Pilkades 2020 di Kabupaten Sleman diwarnai persaingan antaranggota keluarga.

Misalnya saja seperti yang harus dihadapi Amino Fajar Nugroho, calon Kades dari pertarungan Kapanewon Cangkringan, tepatnya di Kalurahan Kepuharjo.

Dalam Pilkades 2020 ia akan bersaing dengan ayah kandungnya sendiri, sang petahana Heri Suprapto.

Dalam pengakuannya, majunya Amino ke dalam persaingan Pilkades dikarenakan dorongan dari teman-temannya di internal Karang Taruna.

Baca Juga: Viral Tumpukan Sampah Digantung di Pohon, Begini Respon DLH Sleman

"Baru saya sowan ke bapak perihal itu, dan bapak tidak masalah," ungkap dia, kemarin.

Lelaki yang punya sapaan Ino ini menilai, persaingan antara ia dan bapak bukanlah masalah berarti. Karena mereka berdua sama-sama tahu dan sepakat berkompetisi.

Bahkan, Ino sendiri tak mempersiapkan strategi khusus untuk bisa memenangkan percaturan Pilkades ini.

"Jadi lebih memberikan pilihan ke warga. Bahwa ada calon dari kalangan anak muda, yang saya rasa tantangan ke depan tentunya berbeda dengan 5 tahun yang lalu," ujarnya.

Di tengah percakapan, Ino menceritakan ia tak tinggal satu atap bersama ayahnya.

Baca Juga: Bikin Haru, Wabup Sleman Sri Muslimatun Setiap Pagi Cium Kaki Ibunya

"Bapak tinggal di Manggong Tegal, sedangkan saya di huntap Pagerjurang," kata dia.

Mengklaim dirinya sudah siap bertarung di Pilkades, Ino juga siap dengan hasil yang ia dapatkan nanti. Karena pada prinsipnya, dalam demokrasi sudah biasa ada kalah, ada menang.

"Sejauh itu saling bersaing secara fair tidak masalah. Santai saja, kalau nyalon ya harus siap kalah dulu to," kelakar Ino yang baru pulang dari mengurus ternaknya.

Di kesempatan sama, Ino juga menyebut bahwa ketika bertemu dan bercakap dengan seluruh anggota keluarga, tak pernah terbersit obrolan perihal politik maupun Pilkades di antara mereka.

Pasalnya, keluarga mereka sama-sama memberikan kebebasan dan demokratis.

"Bisa jadi istri saya pun tidak tau nanti memilih saya apa bapak. Pun juga ibu saya. Tujuannya kan memilih pemimpin, jadi tidak ada batasan," terangnya.

Ayah Ino, yaitu Heri Suprapto merupakan seorang petahana yang kembali turun ke panggung persaingan Pilkades.

"Ngeli mawon [mengalir saja], terserah masyarakat," ucap Heri singkat, kala ditanyai pandangannya perihal terjunnya ia dan anak, bersama-sama dalam ajang Pilkades.

Bahkan, Heri mengaku tak memiliki banyak persiapan dalam mengusung dirinya, agar menang dan kembali duduk jabatan sebagai Lurah.

"Mboten, wong tesih dangu. Tasih Desember [Tidak, karena masih lama. Masih Desember]," kata Heri lagi.

Persaingan keluarga di lima desa

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan Sleman Budiharjo mengatakan, persaingan antarpeserta Pilkades yang memiliki kekerabatan keluarga terdapat di lima desa.

Para petarung tersebut antara lain Supriyati, seorang istri yang bersaing dengan suaminya, Sunaryo, untuk menjadi calon Lurah Margoluwih, Kapanewon Seyegan.

"Di Kalurahan Sumberejo, Kapanewon Tempel, Ika Puji Astuti akan bersaing dengan sang suami, Andjar Purwanto," kata dia.

Masih ada lagi, di Kapanewon Moyudan, tepatnya Kalurahan Sumberagung, Duldjiman yang merupakan seorang ayah, akan bersaing dengan putrinya sendiri Agustin Dwiaryani.

Terakhir, Titis Sukatni dan Edy Utomo merupakan kakak beradik kandung, yang akan sama-sama maju dalam Pilkades di Kalurahan Sidoagung, Kapanewon Godean.

"Mereka semua sudah lolos persyaratan dan telah ditetapkan sebagai bakal calon Lurah," ungkapnya.

Tercatat, pada 2020 ini, Pilkades di Sleman akan diikuti oleh sebanyak 49 Desa. Proses pemungutan suara membutuhkan 1.102 TPS dengan jumlah pemilih sebanyak 457.000 orang. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More