SuaraJogja.id - Aktivis Sosial, Alissa Wahid mengaku tak bisa membendung air mata dan rasa sedihnya setiap kali melihat video penghormatan tenaga kesehatan yang gugur karena Covid-19. Ia menilai pasti sangat sulit bagi tenaga medis untuk menjalani hidup di tengah pandemi seperti ini.
Melalui akun Twitter pribadinya @AlissaWahid, putri sulung presiden keempat Indonesia, almarhum Gus Dur ini menyampaikan ceritanya. Alissa mengaku sudah berulangkali menangis karena video penghormatan terakhir untuk tenaga kesehatan yang berpulang karena covid-19.
Tangisnya tersebut akhirnya luruh saat membuat video untuk acara tahlil akbar RMI, NU dan PDNU serta lembaga lain. Menganalogikan tangisnya itu seperti air bah yang datang begitu deras, Alissa menilai itu adalah videonya yang paling emosional.
"Saya tidak bisa membayangkan beratnya kehidupan para nakes saat ini, terutama yang bertugas di bangsal COVID-19. Kelelahan, kesusahan karena APD yang rumit, kecemasan akan nasib para pasien & keselamatan pribadi, kepenatan mencari rujukan untuk pasien-pasiennya," cuit Alissa Senin (14/9/2020).
Baca Juga: Wacana Rapid Test bagi PPS, Pemkab Bantul Tunggu Perkembangan Pandemi
Wanita yang berprofesi sebagai psikolog itu tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan para tenaga medis saat ini. Ia menilai para dokter dan perawat tersebut pasti tengah menjalani hidup yang berat. Ada banyak hal, ketakutan dan keresahan yang tengah dihadapi.
Menurut Alissa, hal yang paling berat adalah menjaga jarak dengan orang-orang yang dicintai. Sebagain dokter dan tenaga kesehatan lainnya bahkan tidak berani pulang. Sedangkan sebagian yang pulang dengan kecemasan tinggi khawatir membawa virus.
Terkait seluruh dokter dan tenaga medis yang gugur selama perang melawan pandemi, Alissa tidak sampai hati harus bagaimana mengungkapkan perasaannya. Ia bertanya apa yang sekiranya bisa mengobati luka dan duka dari keluarga yang ditinggalkan. Bangsa Indonesia dinilai berhutang kepada mereka.
"Di setiap jasad dokter & nakes yang membujur kaku, ada hati & kebahagiaan keluarga yang ikut membeku," cuit Alissa.
Wanita lulusan Fakultas Psikologi UGM ini juga menyematkan video yang ia sebut sebelumnya. Berdurasi 2 menit 20 detik, video tersebut diunggah oleh akun @GUSDURians dan sudah ditayangkan lebih dari 1,6 ribu kali.
Baca Juga: Pegawai Ada yang Positif, PN Sleman Tutup Layanan Mulai Hari Ini
Dalam tayangan tersebut, Alissa menyampaikan hal yang sama seperti yang ia tuang dalam cuitannya. Namun, dari matanya yang terututup kacamata berbentuk bulat, terlihat berkaca-kaca menahan tangis karena menceritakan tentang para dokter dan tenaga kesehatan.
Kalimatnya mulai terbata-bata dan suara Alissa menjadi serak saat membahas keluarga para dokter dan tenaga medis yang ditinggalkan. Ia mengucapkan maaf saat air mata mengucur dari sudut matanya dan membasahi pipi karena rasa bersalah kepada para pahlawan kesehatan tersebut.
Alissa berpesan, bahwa meski masyarakat tidak bisa mengembalikan nyawa mereka yang pulang akibat gugur di medan pertempuran. Namun, masyarakat bisa iku bertanggungjawab untuk menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi hampir oleh seluruh penduduk bumi ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip