Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Rabu, 16 September 2020 | 15:25 WIB
Seniman Butet Kartaredjasa menyantap sajian sop daging Cak Nur di Jatimulyo. - (YouTube/Butet Kartaredjasa)

Satu mangkuk sop bisa dikonsumsi dengan sepiring nasi yang disajikan terpisah. Di atas nasi yang disajikan sendiri terdapat bawang goreng yang menambah cita rasa masakan menjadi lebih gurih dan renyah.

Butet menceritakan, bahwa sensasi menyantap sop tersebut terletak pada tempe goreng yang disajikan terpisah. Di goreng menggunakan minyak yang banyak, Butet menyebutkan tempe tersebut menjadi selingan super kolesterol dalam menyantap sop berkolesterol.

Salah satu indikator yang menunjukkan tingginya peminat masakan Cak Nur adalah banyaknya kalender yang tertempel di rumah makan itu. Terlihat di sekeliling ruangan itu, ada banyak kalender dari berbagai macam tempat usaha yang menggantung berdampingan.

"Kedai atau warung yang laku di Jogja itu ditandai dengan banyak kalender yang tertempel di dindingnya," ujar Butet.

Baca Juga: Masih Pandemi, Bantul Tetap Gelar Imunisasi untuk Puluhan Ribu Siswa SD

Seniman Butet Kartaredjasa menyantap sajina sop daging Cak Nur di Jatimulyo. - (YouTube/Butet Kartaredjasa)

Lihat aksi kuliner Butet DISINI

Ia menjelaskan, jika terdapat banyak kaleder di sebuah kedai, itu merupakan pemberian dari para pelanggan. Dimana para pelanggan ingin usahanya itu bisa terpromosikan di ruang makan kedai-kedai tersebut.

Ketika berpergian ke Jogja menjadi mudah untuk menentukan apakah tempat tersebut menyajikan makanan yang lezat dilihat dari kalender yang terpajang. Hal tersebut dibenarkan oleh pemilik warung makan soto dan sop Cak Nur.

Selanjutnya, untuk satu porsi sop komplit seperti yang disantap Butet, dibandrol harga Rp 23.000. Ditambah dengan nasi satu porsi Rp 5.000 dan tempe satu potongnya Rp 4.000. Selain itu masih ada sajian lainnya seperti soto khas Lamongan.

Menurut Butet, orang Lamongan adalah penduduk yang menguasai sebagian besar wilayah Indonesia. Sebab, dari berbagai wilayah di Indonesia, ia banyak menemukan orang Lamongan yang berjualan soto maupun makanan lainnya.

Baca Juga: Empat Anggota Positif Covid-19, Kantor DPRD DIY Ditutup Sementara

Sejak diunggah Rabu (16/9/2020), video berdurasi 4 menit 50 detik ini sudah ditayangkan lebih dari 250 kali. Ada puluhan tanda jempol yang ditinggalkan warganet dan beberapa memberikan respon di kolom komentar.

Load More