SuaraJogja.id - Data Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman mencatat, ada 10 penambahan kasus baru hingga Rabu (16/9/2020) kemarin.
Data tersebut memuat penularan yang terjadi karena kontak dengan pasien, perjalanan luar kota, dan skrining ibu hamil.
Juru Bicara Penanganan COVID-19 Kabupaten Sleman, Shavitri Nurmala mengatakan, dua kasus positif pada skrining ibu hamil tadi, tercatat pada pasien positif nomor 1.906 dan 1.908.
Ia menjelaskan, sejak Agustus 2020, semua ibu hamil harus melakukan rapid tes. Rapid tes tersebut dilakukan dua pekan sebelum melahirkan. Jika hasilnya reaktif, maka ibu hamil akan langsung menjalani swab.
Baca Juga: Razia Masker, Sopir Truk Ayam di Sleman Dihukum Nyanyi Garuda Pancasila
"Diperkirakan kasus dijumpai lewat skrining tersebut. Dua ibu hamil yang terkonfirmasi positif memiliki gejala COVID-19, batuk dan pilek," ujarnya, Rabu petang.
Evie menyebutkan, petugas yang membantu persalinan tidak sembarang orang. Petugas tersebut harus tetap memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap untuk mencegah penularan COVID-19.
Ia mengungkapkan, rumah sakit yang menerima ibu hamil positif COVID-19 di Sleman antara lain RSA UGM, RSUP dr. Sardjito, dan Panti Rini.
Menurut dia, bila ada kasus ibu hamil positif COVID-19 namun tidak bergejala, ibu hamil tersebut harus tetap dirawat di rumah sakit, karena perlu terus dipantau.
Sementara, semua pasien positif COVID-19 tanpa gejala harus dikarantina di asrama haji, tapi khusus ibu hamil walaupun tanpa gejala harus di rumah sakit.
Baca Juga: Satpol PP Sleman Gelar Razia Masker, 31 Orang Terjaring Operasi
12 karyawan kesehatan sembuh
Selain ada pertambahan kasus positif, jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 juga mengalami peningkatan. Sebanyak 12 orang karyawan kesehatan (karkes) dari total 31 karkes positif COVID-19 di RSUD Sleman, dinyatakan sembuh.
Selama ini, mereka dirawat di bangsal Cendana dan Nusa Indah yang diperuntukkan bagi penanganan COVID-19.
Direktur RSUD Sleman, Cahya Purnama mengatakan walaupun ada kabar menggembirakan tersebut, RSUD Sleman terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman guna memutus mata rantai penularan COVID-19.
Koordinasi dilakukan untuk pelaksanaan tracing, baik di lingkungan kerja maupun tempat tinggal karkes.
"Kami juga melakukan dekontaminasi di seluruh ruangan di RSUD Sleman, secara masif dan terjadwal. Selain itu, RSUD Sleman juga memperketat penerapan protokol kesehatan," ungkapnya.
Disamping itu, sebagai langkah antisipasi adanya lonjakan pasien, pihaknya juga menambah kapasitas tempat tidur. Bangsal COVID-19 yang semula berkapasitas 23 tempat tidur saat ini ditambah menjadi 33 tempat tidur.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Facial Wash untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, Cari yang Bebas Pewangi
-
7 Moisturizer Murah di Indomaret yang Aman buat Bumil dan Busui, Makin Glowing Usai Punya Anak
-
Tersisa 5 Pekan, Berikut Daftar Tim BRI Liga 1 2024/2025 yang Terancam Degradasi
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
Fondasi Awal Kehidupan: Mengapa Susu Penting untuk Ibu Hamil
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan