SuaraJogja.id - Pandemi Covid-19 tak dipungkiri menjadi momok yang membuat seluruh aspek kehidupan manusia terganggu, termasuk dari segi perekonomian. Tak terkecuali bagi UMKM, pandemi Covid-19 membuat mereka kewalahan.
Tak ayal, banyak orang yang tak kuasa menahan emosi bahkan mencaci maki hingga mengumpat virus corona penyebab penyakit Covid-19. Emosi amarah itu pun dijadikan sebuah inspirasi untuk menjual sepatu oleh seorang pemuda asal Tangerang.
Jenis sepatu 70s Sun atau model tahun 1970-an yang dipamerkan di Sole Vacation, Atrium Plaza Ambarrukmo (Amplaz) Jogja, menyertakan corona sebagai bahan umpatan. Di alas sepatu tersebut tertulis "Corona Jancok".
Adalah Edgar (26), pria yang baru saja membangun usaha sepatu dan kaus bernama No Brands ini sengaja menyematkan umpatan tersebut karena situasi pandemi yang terjadi saat ini.
SuaraJogja.id pun mendatangi stan No Brands di Atrium Amplaz. Namun, owner brand tersebut sedang tak di lokasi. Beberapa rekan Edgar pun menjelaskan bahwa konsep penyematan kata umpatan itu terinspirasi dari situasi pandemi saat ini.
"Istilahnya kita mau marah, tapi tidak tahu harus seperti apa. Jika menyalahkan corona, tidak kelihatan kan [corona]. Akhirnya dari situ muncul ide dan membuat tulisan itu di sepatu ini," jelas Refira, ditemui di Atrium Amplaz, Kamis (17/9/2020).
Ia menuturkan, memang konsep tersebut baru dikeluarkan satu bulan sebelumnya. Tepat Agustus 2020 lalu jenis sepatu tersebut diluncurkan.
"Saat Agustus lalu sudah diluncurkan. Kami juga menyematkan tulisan "We Fight for True Normal". Artinya, kami ingin mendobrak bahwa di kehidupan normal baru kita melawan keterpurukan, terutama di sisi ekonomi yang down," jelas dia.
Model sepatu tersebut hanya disematkan di satu jenis sepatu 70s Sun. Refira mengatakan, tidak menyematkan "Corona Jancok" ke jenis sepatu lain.
Baca Juga: HUT Ke-75 PMI, Wagub DIY: Kulo Ndherek Saling Ingatkan Pencegahan Covid-19
"Sementara ini memang ditulis di jenis sepatu itu. Sengaja diletakkan di bawah sepatu sebagai bentuk perlawanan terhadap corona," terang dia.
Satu pasang sepatu tersebut dihargai Rp315 ribu karena promo menyesuaikan dengan event Sole Vacation.
No Brands sendiri, diakui Refira, baru satu tahun berdiri. Event seperti ini baru diikuti kali pertama.
"Dari sini kami berharap brand lokal yang bergerak dalam UMKM bisa perlahan kembali stabil. Memang butuh waktu, tapi selama ada wadah dan saling membangun, kami rasa usaha mikro akan kembali berjalan normal," terang dia.
Sementara itu, founder Sole Vacation, Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta, menuturkan bahwa pagelaran ini telah diperketat dengan protokol pencegahan Covid-19.
"Kami jelas menerapkan secara ketat bagaimana event ini berjalan. Jelas akan banyak pembeli yang datang. Nantinya kami batasi, ketika di dalam ada 300 orang, kami stop dulu," jelasnya.
Berita Terkait
-
HUT Ke-75 PMI, Wagub DIY: Kulo Ndherek Saling Ingatkan Pencegahan Covid-19
-
Personalisasi Rumah Lewat Sakelar Bergambar Potret Diri, Tertarik?
-
Rawan Terpapar Covid-19 Saat Berobat, Apa yang Bisa RS Lakukan?
-
Siasati Pandemi, Pemilik Food Truck Beralih dari Perkantoran ke Perumahan
-
Muncul Klaster Soto Lamongan di Jogja, dr Tirta Ingatkan Wabah pada 2009
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo