SuaraJogja.id - Sepatu roda. Olahraga satu ini memang tidak sefamiliar sepak bola, basket, atau bola voli. Namun, olahraga yang identik dengan sepatu beroda ini banyak diminati oleh kalangan muda.
Di event olahraga nasional, sepatu roda juga kerap dipertandingkan, mulai dari kejuaraan yang dibuat oleh Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) hingga Pekan Olahraga Nasional (PON).
Bahkan, di ajang seperti SEA Games dan Asian Games, olahraga ini turut dipertandingkan. Prestasi terbaik atlet cabang olahraga sepatu roda adalah ketika memborong 12 medali emas SEA Games 2011.
Berbicara mengenai sepatu roda, salah satu klub yang terus membina atlet-atlet muda adalah Nine Speed. Klub asal Yogyakarta ini selalu setia melakukan pembibitan pesepatu roda pemula dan menciptakan atlet-atlet muda.
Baca Juga: Solskjaer Minta Mason Greenwood Diistirahatkan dari Timnas Inggris
Bediri pada 2015
Nine Speed berdiri pada 2015. Klub ini berdiri atas dasar inisiatif orangtua atlet-atlet muda sepatu roda yang ingin membentuk klub karena minimnya klub sepatu roda.
Sebelum Nine Speed terbentuk, hanya ada dua klub sepatu roda di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni Mataram Inline Skate Club (MIC) dan EMIC Sleman.
Oleh karena itu, untuk memberikan wadah yang lebih banyak untuk calon atlet-atlet sepatu roda, munculah Nine Speed. Klub ini sendiri berada di bawah payung dua Pengurus Cabang Perserosi, yaitu Jogja dan Bantul.
Pasalnya, Nine Speed ini memiliki dua tempat latihan. Di Jogja, siswa Nine Speed berlatih di Lapangan Parkir GOR Among Raga, sementara di Bantul tempat latihannya adalah di kawasan Stadion Sultan Agung.
Baca Juga: Yang Belum Nonton, Berikut Video Kemenangan Timnas Indonesia U-19 Vs Qatar
"Pendirian itu orangtua atlet. Isitiatif bikin klub lagi. Karena dulu klub cuma ada dua, terakhir itu MIC yang ada di Mandala Krida dan EMIC Sleman. Kebetulan EMIC habis karena Stadion Maguwoharjo, tempat mereka latihan itu, dipugar. Mereka tidak bisa masuk dan tidak bisa latihan," kata pelatih Nine Speed, Antonius Agung Wiryawan, kepada SuaraJogja.id.
"Jadi, yang hidup cuma satu klub, MIC. Dulu klub besar di Jogja, karena sudah terlalu besar biasanya penanganannya kurang baik, jadi pelatihnya kurang dan muridnya banyak banget kan jadi kurang fokus. Setelah itu muncul banyak sekali, termasuk Nine Speed," lanjutnya.
"Nine Speed ini dulu pecahan dari beberapa atlet dari MIC. Karena latihan di MIC kurang terperhatikan, akhirnya membentuk Nine Speed ini," tuturnya menambahkan.
Bersedia melatih pesepatu roda dari nol
Tidak sedikit anggota Nine Speed yang bergabung dalam kondisi nol alias tidak bisa sama sekali. Namun, para pelatih Nine Speed tidak mempermasalahkan hal tersebut karena tujuan klub itu adalah melahirkan atlet baru.
"Nine Speed sekarang sekitar 50-an siswa dari awal bediri hanya 11 orang. Tim ini bisa dibilang masih awal (muda), seperti yang di Bantul itu, kami bangun dari nol, dari anak yang sama sekali tidak bisa," ujar Agung.
Berita Terkait
-
Bermain Sepatu Roda Sambil Menikmati Instalasi Seni di Moja Museum
-
Lho, Suzuki Jimny Jadi Sepatu Roda Untuk Medan Off-Road, Seperti Apa?
-
Google Ajukan Paten Sepatu Roda Bermotor dengan Teknologi VR
-
Kesempatan Indonesia Mendulang Medali Jelang Penutupan AG 2018
-
Siapkan Nyalimu Pakai Sepatu Roda Hak Tinggi Saint Laurent
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Siapa Finn Dicke? Gelandang Keturunan Indonesia Incaran PSSI Latihan Bersama Rafael Struick
- 12 Kode Redeem FF Hari Ini 6 Juli 2025, Emote dan Skin Senjata Spesial Event Faded Wheel
- Update Harga Honda Vario Juli 2025, Mending Beli Baru atau Motor Bekas?
- Tristan Gooijer: Aku Siap Jalani Proses!
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Harga di Bawah Rp 3 Juta Terbaik Juli 2025, Pasti Terang!
-
Musim Berburu Siswa Baru: Apa Kabar Sekolah Negeri?
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
-
Jay Idzes Sulit Direkrut, Udinese Beralih ke Calon Rekan Kevin Diks
-
Jurnalis Asing Review Nasi Kotak Piala Presiden 2025, Isi Lauknya Jadi Sorotan
Terkini
-
Dari TKI Ilegal ke Kurir Sabu Tisu Basah, Tato Artis Jadi Pintu Masuk Sindikat Internasional
-
Sabu Cair dalam Tisu Basah: Jaringan Narkoba Internasional Gemparkan Yogyakarta!
-
Tisu Basah Berisi Sabu, Polda DIY Ungkap Jaringan Narkoba Lintas Negara di Bandara YIA
-
JP Morgan Borong Saham BBRI, Sinyal Kuat Kepercayaan Global ke BRI
-
Sekolah Swasta Jogja Siap Gratiskan Pendidikan, Asal... Dana Pemerintah Harus Cukup