SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa kembali membagikan videonya tengah berwisata kuliner di sekitar Yogyakarta. Kali ini, ia mencoba minuman es cendol dawet yang menjadi pelepas dahaga di siang hari dengan panas menyengat.
Melalui kanal YouTube-nya, Butet menunjukkan perjalanan menuju sentra minuman dawet di kawasan Bogem, Jalan Raya Yogya-Solo, dekat dengan Candi Prambanan. Di tepi jalan raya, ia berhenti ke salah satu pedagang dawet bernama Es Dawet Pandawa Pak Bagong.
Turun dari mobil, Butet langsung ditawari apakah ingin menggunakan tape atau tidak. Dengan penuh keyakinan, Butet menjawab iya. Ia lantas duduk di bangku kecil dekat dengan seorang wanita yang meracik dawet dan menyajikannya tersebut.
Sama seperti nama ayahnya yang juga seorang seniman, Bagong Kussudiardja, Butet menanyakan asal-usul nama Bagong yang dijadikan merek dagang cendol dawet tersebut. Rupanya, Bagong adalah nama suami wanita yang meracik dawet untuk Butet.
"Kenapa saya milih di sini? Ya karena namanya Pak Bagong. Saya heran, saya pikir yang namanya Pak Bagong cuma penari," guraunya.
Butet duduk di depan spanduk bertuliskan Es Dawet Pandawa Pak Bagong Asli Bayat. Dengan latar belakang kuning, spanduk itu juga menunjukkan foto tiga gelas dawet yang belum diaduk dan foto Pak Bagong mnegenakan pakaian adat Jawa.
Kakak dari almarhum Djaduk Ferianto ini juga menyampaikan bahwa ia heran. Ia pikir, pria yang bernama Bagong hanyalah seorang pekerja seni, seorang penari. Namun ternyata, di kawasan Klaten ada juga pria bernama Bagong yang berprofesi sebagai penjual dawet.
Di sepanjang jalan tersebut ada beberapa pedagang dawet yang membuka lapak di sana. Untuk bisa sampai ke warung dawet Pak Bagong, pengunjung bisa melihat di sebelahnya ada tempat berjualan bunga anggrek.
"Menurut Bu Bagong, mereka sudah berjualan selama 38 tahun di sini," imbuh Butet.
Baca Juga: Penutupan Puskesmas Wirobrajan Diperpanjang, Ini Penyebabnya
Mulanya, hanya ada Pak Bagong dan istri saja yang berjualan dawet, hingga saat ini sudah menjamur, terutama di kawasan tersebut. Sebelumnya, mereka membuka lapak di sebelah kantor purbakala. Baru satu tahun belakangan mereka berpindah lokasi dekat dengan Candi Prambanan tersebut.
Lihat keseruan Butet menyantap es cendol dawet DI SINI.
Dalam satu hari keluarga Pak Bagong bisa menjual dawet hingga 500 gelas. Namun semenjak pandemi, mereka setidaknya hanya bisa menjual 200 gelas saja setiap harinya. Sebagian besar pengunjung mereka juga lebih suka menyantap dawet langsung di tempat itu.
Satu gelas es dawet dijual dengan harga Rp4.000. Jika ingin ditambahkan dengan tape, harga per gelasnya bertambah menjadi Rp5.000. Butet sendiri selalu memesan dawet dengan tambahan tape setiap kali berkunjung.
"Tapenya hasil fermentasi dari beras ketan, ada kandungan alkoholnya, ada clekit-clekitnya dikit, tapi masih dalam batas halal," tukasnya.
Satu gelas dawet yang disajikan berisi santan, dawet, es, dan juruh atau gula jawa yang dicairkan. Dawet yang disajikan juga dibuat sendiri oleh keluarga Pak Bagong. Sepanjang jalanan tersebut ada banyak sekali penjual cendol dawet yang merupakan warga sekitar.
Berita Terkait
-
Satpol PP Soroti Angkringan Viral Tempat Berkerumun dan 4 Berita SuaraJogja
-
Profil Butet Kartaredjasa, Seniman yang Handal Tiru Presiden Soeharto
-
Sindir Kebijakan di DKI, Butet Kartaredjasa: Pemimpin Dikutuk Selalu Benar
-
Bikin Ngiler, Butet Karatredjasa Santap Bebek Bacem Khas Klaten
-
Langganan Sejak Tahun 80-an, Butet Kartaredjasa Tunjukkin Sop Enak di Jogja
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
-
Saham BBRI Dekati Level 4.000 Usai Rilis Laba Bersih Rp41,23 Triliun
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
Terkini
-
Yogyakarta Siaga Bencana, Cuaca Ekstrem Mengintai, BPBD Siapkan Langkah Darurat
-
Sadis, Pelajar Sleman Jadi Korban Pembacokan Brutal: Cari Sasaran Acak untuk Balas Dendam
-
Latih Ratusan KTB, Pemkot Yogyakarta Siap Perkuat Ketahanan Masyarakat Hadapi Bencana
-
DMFI Geram, Perdagangan Daging Anjing Kembali Marak di Yogyakarta, Perda Mandek?
-
Pasar Godean Modern Dibuka! Bupati Minta Pedagang Lakukan Ini Agar Tak Sepi Pengunjung