SuaraJogja.id - Westiani Agustin atau Ani (43) tampak ramah saat kami temui ke rumah panggungnya yang asri di Sembungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (Senin 21/9/2020). Kecintaannya terhadap lingkungan membuat ia beserta putri dan dua rekannya membangun Biyung, aktivitas dan gerakan sosial yang memproduksi pembalut kain.
Biyung pertama kali muncul karena proyek home schooling anak-anak Ani. Pada tahun 2016, ia dan putrinya masih melakukan proses penelitian dan pengembangan pembalut kain untuk dipakai secara pribadi. Kemudian pada tahun 2018 Biyung akhirnya lahir, lalu dua rekannya mulai bergabung pada akhir tahun itu.
Nama Biyung sendiri diambil dari bahasa Jawa yang berarti Ibu. "Kita lahir dari ibu, entah itu ibu lahiriah kita atau ibu bumi, kita bisa jadi ibu termasuk ibu dari anak kebaikan," tutur Ani pada Suarajogja.com.
Lahirnya Biyung tak lepas dari keresahan Ani tentang anggapan perempuan sebagai penyumbang besar sampah di lingkungan.
Baca Juga: Olahraga yang Tepat Selama Menstruasi, Apa yang Perlu Diperhatikan?
"Ada satu persoalan yang menyatakan bahwa perempuan itu kontributor kerusakan lingkungan, itu jadi keresahan panjang selama beraktivitas di pendidikan lingkungan," kata Ani.
Rata-rata perempuan menggunakan pembalut sekali pakai hampir mencapai 10 ribu buah selama kehidupan subur mereka. Dengan begitu, ada ribuan ton limbah pembalut sekali pakai yang terkumpul dalam sebulan.
Sayangnya, 90 persen bahan pembalut berasal dari plastik. Sementara plastik yang diproduksi secara industri membutuhkan waktu sekitar 500 hingga 800 tahun agar bisa terurai.
"Karena memang kalau dihitung kan ada, datanya ada 70 juta perempuan menstruasi aktif di seluruh Indonesia, kalau dikali kita pakai sebulannya berapa kan ada sekitar 1,4 miliar pembalut yang terbuang, dan itu kalau kita bicara lingkungan sampah cuma 35 persen yang selamat di daratan selebihnya ke laut," imbuhnya.
Dari permasalahan itulah ia dan rekannya melihat bahwa pembalut kain ini bisa jadi solusi atas keresahan selama ini, di mana perempuan dianggap berkontribusi terhadap sampah dari pembalut sekali pakai yang dihabiskan setiap bulannya.
Baca Juga: Mulanya Menstruasi Tidak Teratur, Wanita Ini Didiagnosis Kanker Serviks!
Perempuan dan Ketidaknyamanan Menstruasi
Berita Terkait
-
Minum Kopi Dapat Memperburuk Nyeri Haid, Mitos atau Fakta?
-
Haid di Bulan Ramadan, Wajib Ganti Puasa atau Cukup Bayar Fidyah?
-
Soroti Masalah Kesehatan Reproduksi Perempuan, Begini Kata Wamen PPPA Veronica Tan
-
Wanita di Jakarta Alami Penurunan Kesuburan, Waspadai Nyeri Hebat saat Menstruasi!
-
Kisah Nagita Slavina Alami Menstruasi Dini karena Kegendutan, Apa Sih Efeknya saat Dewasa?
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital