SuaraJogja.id - Di tengah situasi ketidakpastian akibat Covid-19, Indonesia menorehkan prestasi sebagai negara yang dianggap berhasil dalam kebijakan penanggulangan kemiskinan dan mampu mengurangi rasio angka kemiskinan.
Indonesia pun disebut sebagai salah satu negara dengan pembangunan infrastuktur urban yang baik.
Prestasi itu dikemukakan oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI/OIC), yang termuat dalam salah satu butir laporan penelitian berjudul “Urban Poverty in Islamic Countries ”.
Laporan ini disampaikan dalam Rapat Badan Koordinasi Komite Tetap Kerjasama Ekonomi dan Komersial OKI (COMCEC) ke-15 dan Kelompok Kerja Penanggulangan Kemiskinan (Poverty Alleviation Working Group/PAWG), yang digelar secara virtual, dengan tema “Urban Poverty in the OIC Member Countries, Selasa (29/9/2020) lalu.
Baca Juga: Anggaran Kemensos 2021 Ditujukan bagi Berbagai Upaya Perlindungan Sosial
“Laporan menyebutkan posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pembangunan infrastuktur urban yang baik, berhasil dalam kebijakan penanggulangan kemiskinan serta dalam pengurangan rasio angka kemiskinan,” demikian ujar pejabat Kepala Biro Perencanaan Kementerian Sosial (Kemensos), Adhy Karyono, selaku Focal Point Indonesia untuk COMCEC PAWG dan perwakilan Ditjen Penanganan Fakir Miskin.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos), Juliari P. Batubara menyatakan, delegasi RI mendukung rekomensasi laporan hasil riset tim peneliti COMCEC tentang urban poverty di negara-negara Islam.
“Beberapa isu kebijakan dan rekomendasi terkait pembangunan di daerah slum urban relevan dengan kondisi di Indonesia,” katanya, di Jakarta, Kamis (1/10/2020).
“Isu juga relevan dalam penciptaan lapangan kerja serta pentingnya melakukan pendataan dan pengukuran kondisi sosial ekonomi rumah tangga miskin yang tinggal di wilayah urban,” tambahnya.
Secara umun, delegasi Indonesia menyampaikan strategi penanggulangan kemiskinan dengan berbagai instrumen, termasuk melalui skema bantuan tunai bersyarat sebagaimana terus didorong Kemensos.
Baca Juga: Warga Cianjur Terima Bansos Beras Plastik, DPR Desak Kemensos Turun Tangan
“Pertemuan fokus menyoroti kebijakan intervensi untuk negara-negara OKI dan mengidentifikasi satu rekomendasi kebijakan yang bisa dilaksanakan untuk mengurangi kemiskinan perkotaan sejalan dengan New Urban Agenda (SDG-11),” tambah Adhy.
Pemerintah menyusun strategi percepatan penanganan kemiskinan, diantaranya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Dengan berbagai bantuan sosial, angka kemiskinan sempat menurun hingga menyentuh level 9,22 persen, menurut hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), September 2019.
Langkah-langkah Kemensos ini terekam dalam riset yang dilakukan oleh tim peneliti COMCEC. Pertemuan tersebut dihadiri perwakilan negara anggota OKI yang tergabung dalam PAWG membahas laporan penelitian berjudul “Urban Poverty in Islamic Countries", yang disiapkan Prof Semih TÜMEN sebagai konsultan untuk COMCEC.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ministry of Family, Labour, and Social Services Turkey, Ahmad Hafiz Abdul Aziz, (Financial Sector Specialist) dan Kenneth SIMLER (Senior Economist) World Bank Group Global Knowledge and Research Hub in Malaysia.
Di sesi pembahasan kebijakan telah dihasilkan sejumlah rekomendasi, yaitu pertama, mengembangkan strategi perencanaan kota yang komprehensif dan efektif, terutama yang fokus pada pengelolaan permukiman kumuh yang lebih baik, untuk mencegah pertumbuhan permukiman kumuh yang tidak terkendali dan pembentukan permukiman kumuh baru, dan meningkatkan akses penduduk kumuh ke layanan dasar seperti pendidikan dan layanan kesehatan melalui investasi strategis.
Kedua, merancang kebijakan pasar tenaga kerja lokal yang efektif, yang akan membantu mengatasi masalah informalitas dan menciptakan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik. Ketiga, mengaktifkan alat keuangan sosial Islam dan secara sistematis mengintegrasikannya ke dalam kotak alat kebijakan kemiskinan perkotaan umum.
Keempat, meningkatkan kapasitas tata kelola kota dan memperkuat ketahanan terhadap guncangan, misalnya pandemi Covid-19. Kelima, mengkonseptualisasikan kemiskinan perkotaan dan mengembangkan/ meningkatkan pengumpulan data dan praktik pengukuran untuk mencapai pembuatan kebijakan berbasis bukti.
Berita Terkait
-
Anggaran Terus Meningkat, Mensos Bersinergi dengan Jaksa Agung
-
Atasi Pandemi Covid-19, Mensos Minta Ikut Berperan Aktif Bersama Pemerintah
-
Juliari Batubara Minta Jajarannya Tingkatkan Realisasi Anggaran Kemensos
-
Kembangkan Pelaku Ekonomi Lokal, Kemensos Tidak Batasi Pemasok Bahan Pangan
-
Kemensos Pastikan Warga Rentan Terdampak Pandemi Terima Bansos
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Jangan Sampai Ketinggalan, BSU Rp600 Ribu untuk Pekerja DIY, Ini Cara Pastikan Dapat
-
SPBU Letjen Suprapto Terbakar: Pertamina Buka Posko Aduan & Janjikan Ganti Rugi
-
Nekat Mendaki Merapi Saat Status Siaga, Pendaki TikTok Ini Diburu Balai TNGM
-
Nasib Pedagang Eks TKP ABA Terkatung-katung, Izin di Menara Kopi Tak Turun, Fasilitas Minim
-
Gelombang PHK Hantam Yogyakarta, Klaim JHT Tembus Rp398 Miliar