Sehingga, pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi, di Sleman sampai saat ini belum diperbolehkan dengan tatap muka, kecuali ketika mengumpulkan tugas. Baik karena keterbatasan sinyal, atau adanya penerapan pembelajaran luring di jenjang pendidikan tertentu.
"Itupun tanpa interaksi, hanya mengumpulkan tugas lalu pulang," imbuh Ery lagi.
Disdik Sleman juga melarang keras adanya belajar kelompok, karena itu sama saja dengan pembelajaran tatap muka. Apalagi, bila pertemuan kelompok dilakukan tidak saling menjaga jarak fisik.
Namun berbeda halnya dengan home visit oleh guru. Home visit merupakan kunjungan guru ke kediaman siswa, karena anak tersebut tidak ikut pembelajaran daring maupun luring, karena kendala tertentu.
Disdik Sleman Mulai Pemetaan Sekolah Siap Tatap Muka
Ery menyebut pihaknya saat ini juga telah menyiapkan skenario pembelajaran tatap muka, secara bertahap.
"Kami sudah minta sekolah persiapkan diri, untuk jelang pemetaaan tatap muka itu," kata dia.
Setidaknya, untuk siap menyelenggarakan tatap muka, sekolah akan dievaluasi melalui serangkaian penilaian. Baik itu kesiapan praktik protokol kesehatan, kesiapan ruang terbuka di sekolah, rasio dan lainnya.
Skenario tatap muka akan diawali dengan tatap muka yang masih dalam tenggat minimal, lalu dievaluasi. Bila hasil evaluasi positif, maka akan dinaikkan frekuensi tatap muka di sekolah tersebut.
Baca Juga: Diduga Jadi Korban Klitih, Urat Tangan Pemuda di Sleman Putus
"Setiap naik tahap, jumlah dan frekuensi tatap muka, akan dilakukan evaluasi. Dan kalaupun tatap muka dibuka dengan skenario, juga tidak akan merata di semua jenjang pendidikan," kata Ery.
Maksudnya, tatap muka di awal akan dibuka dengan mengambil sampel sekolah. Khususnya sekolah yang dinilai sudah siap dan pengambilan sampel sekolah dilakukan dengan hati-hati.
"Kalau saat ini, protokol kesehatan di sekolah sudah siap. Tapi masih perlu evaluasi," tandasnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
Terpopuler
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 8 Agustus: Klaim Pain Tendo, Diamond, dan SG2
- Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih One For All yang Tuai Kontroversi?
- Eks BIN: Ada Rapat Tertutup Bahas Proklamasi Negara Riau Merdeka
- 47 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Agustus: Dapatkan Skin Itachi dan Parafal
- Saat Kibarkan One Piece Dianggap Ancaman, Warung Madura Ini Viral Jadi 'Musuh Dunia'
Pilihan
-
Pilih Nomor 21, Jay Idzes Ikuti Jejak Pemain Gagal Liverpool di Sassuolo
-
Christian Adinata Juara Thailand International Series 2025: Comeback Epik Sang Tunggal Putra
-
PSG Tendang Gianluigi Donnarumma, Manchester United Siap Tangkap
-
Persib Sikat Semen Padang, Bojan Hodak Senang Tapi Belum Puas: Lini Depan Jadi Sorotan
-
Senyum Manis Jay Idzes Tanda Tangan Kontrak dengan Sassuolo
Terkini
-
Cinta Bola, Cinta OPPO! Meriahkan BRI Super League 2025 di OPPO Fan Zone
-
Skandal Judi Online Jogja: Masyarakat Melapor? JPW Curiga, justru Bandar yang Dilindungi
-
Sport Tourism di Sleman Menggeliat: Ribuan Pelari Padati Sleman Temple Run 2025
-
Jelang Setahun Prabowo-Gibran, Aktivis 98 Siapkan 'Rapor Merah' dan Ultimatum Reshuffle
-
Ribuan Anak Perempuan Yogyakarta Jadi Sasaran Imunisasi HPV Gratis, Ini Cara Mendapatkannya