Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 07 Oktober 2020 | 21:10 WIB
Ilustrasi sekolah online [ANTARA/HO/FA]

"Ya, masih ada wilayah Sleman yang belum terkover sinyal internet, tapi tidak banyak. Kapanewon Tempel, Cangkringan dan Turi, itu juga tidak banyak, tidak semua dari wilayah kecamatan tersebut tidak tersentuh internet, hanya sebagian kecil sekali," ucapnya. 

Ery menyatakan, pihaknya selalu mengevaluasi efektivitas dan hambatan kegiatan pembelajaran secara berkala. Tujuannya, agar hambatan bisa ditindaklanjuti dan diatasi segera.

Pemerintah pusat juga sudah memberi bantuan kuota pulsa internet bagi siswa, lewat program BOS. Sebanyak 85,71% alokasi dana sudah didistribusikan walau ada kendala. Antara lain karena nomor mati, nomornya pasca bayar dan lainnya.

"Kuota langsung diberikan pada nomor yang telah didata sekolah dan diajukan untuk menerimanya," ucapnya.

Baca Juga: Diduga Jadi Korban Klitih, Urat Tangan Pemuda di Sleman Putus

Pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi, mengutamakan kesehatan keselamatan peserta didik, sambung Ery.

Sehingga, pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi, di Sleman sampai saat ini belum diperbolehkan dengan tatap muka, kecuali ketika mengumpulkan tugas. Baik karena keterbatasan sinyal, atau adanya penerapan pembelajaran luring di jenjang pendidikan tertentu.

"Itupun tanpa interaksi, hanya mengumpulkan tugas lalu pulang," imbuh Ery lagi.

Disdik Sleman juga melarang keras adanya belajar kelompok, karena itu sama saja dengan pembelajaran tatap muka. Apalagi, bila pertemuan kelompok dilakukan tidak saling menjaga jarak fisik.

Namun berbeda halnya dengan home visit oleh guru. Home visit merupakan kunjungan guru ke kediaman siswa, karena anak tersebut tidak ikut pembelajaran daring maupun luring, karena kendala tertentu.

Baca Juga: Saat Santai di Balkon, Perempuan di Sleman Jadi Korban Ekshibisionis

Disdik Sleman Mulai Pemetaan Sekolah Siap Tatap Muka

Load More