SuaraJogja.id - Aksi demo tolak UU Cipta Kerja di Jogja oleh massa Jogja Memanggil, Kamis (8/10/2020), digelar di sejumlah titik, termasuk di simpang tiga Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka).
Massa aksi di antaranya ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Nusantara dan sejumlah organisasi pergerakan mahasiswa, seperti HMI MPO, HMI Dipo, GMNI, PMII, IMM dan lainnya.
Dimulai dengan berkumpul bersama di bawah jembatan kampus terpadu, massa berjalan menuju tengah jalan sembari meneriakkan slogan dan tuntutan pada pukul 12:22 WIB.
"Seharusnya pemerintah menyelesaikan pandemi, tapi malah mengesahkan Omnibus Law. Padahal, Omnibus Law adalah bentuk marginalisasi bagi rakyat kecil," kata salah satu orator di atas mobil pickup.
Orator tersebut juga menegaskan kembali bahwa aksi yang mereka gelar tersebut adalah aksi damai. Sebab, Omnibus Law yang disahkan oleh DPR tak sesuai dengan UUD '45, padahal UUD '45 mengandung nilai keadilan dan kebenaran.
"Kawal omnibus law sampai tuntas. Bila lewat aksi tak berhasil mari kawal di mahkamah konstitusi," ungkap orator perwakilan dari GMNI tersebut.
Sementara itu, perwakilan orator dari HMI bukan saja menyoroti pemerintah yang menurut mereka terkesan tak serius menangani pandemi COVID-19, melainkan juga menyerukan agar UU Cipta Kerja dicabut.
"Cabut Omnibus Law. Cabut Omnibus Law! Cabut Omnibus Law! Keluarkan peraturan pengganti untuk mencabut Omnibus Law! " kata dia.
Massa aksi di UIN Suka tersebut menyatakan satu suara, bahwa DPR, yang seharusnya merupakan perwakilan rakyat Indonesia, malah kongkalikong dengan orang asing dan menstimulus oligarki.
Baca Juga: Bubarkan Demo UU Cipta Kerja di DPRD Sumut, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
"Maka sepatutnya kita tolak Omnibus Law. Omnibus Law cacat formal! Maka kontennya yang diatur di dalamnya juga cacat prosedural," ucapnya.
Hingga pukul 13:07 WIB, massa aksi masih menduduki simpang tiga UIN Suka Yogyakarta sembari mendengarkan orasi dari perwakilan organisasi lainnya.
Mengusung tagar #JogjaMemanggil, sejumlah elemen mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) menggelar unjuk rasa di Yogyakarta, Kamis (8/10/2020).
Aksi ini sebagai salah satu bentuk respons terhadap pengesahan RUU Cipta Kerja--kini sudah menjadi UU Cipta Kerja--pada rapat sidang paripurna DPR di gedung parlemen, 5 Oktober 2020.
Berdasarkan informasi di akun Instagram @gejayanmemanggil, massa akan melakukan long march dari Bundaran UGM hingga Kantor DPRD Yogyakarta.
Dalam keterangan di akun Instagram @gejayanmemanggil, aksi hari ini menyerukan "Mosi Tidak Percaya: Turunkan Jokowi - Ma'ruf, Cabut UU Cipta Kerja, Bubarkan DPR, dan Bangun Dewan Rakyat!"
Berita Terkait
-
Bubarkan Demo UU Cipta Kerja di DPRD Sumut, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
-
Lagi Asik Rekam Demo Tolak UU Cipta Kerja, Warga Ini Dipukul Polisi
-
Bentrok Pendemo dan Polisi di Semarang: 4 Orang Diduga Melakukan Perusakan
-
Anggota DPRD DIY Naik ke Mobil Komando: Cabut Omnibus!
-
Kecam DPR, Mahasiswa: Cukup Mic Saja yang Dimatikan, Suara Rakyat Jangan!
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Panas! Guru Patrick Kluivert Semprot Balik Pengkritik Rafael Struick
-
Calon Pengganti Ole Romeny Tiba di Jakarta! Langsung Bela Timnas Indonesia di FIFA Matchday?
-
Emas Antam Kembali Menggeliat, Cek Harga Terbaru
-
Sedetik Bawa FC Utrecht ke Liga Europa, Miliano Jonathans Cetak Rekor untuk Timnas Indonesia
-
Panas! Alex Pastoor Serang Rekan Miliano Jonathans: Kenapa Itu Harus Diucapkan?
Terkini
-
Sleman Diterjang Cuaca Ekstrem: Joglo Rata dengan Tanah, Kerugian Ratusan Juta!
-
Erix Soekamti, dari Panggung Musik ke Lapangan Padel: Gebrakan Baru untuk Olahraga Jogja?
-
Penganiayaan Santri Putri: Pondok Klaim Sudah Tangani Sesuai Prosedur, Tapi Keluarga Korban Tak Terima
-
Santri Diduga Dianiaya di Ponpes Sleman, Orang Tua Kecewa dan Lapor Polisi Usai Dianggap Bertengkar
-
Koperasi Sleman Siap Saingi Minimarket? Ini Jurus Ampuh Tingkatkan Daya Saing