Devi mengaku sempat sangat grogi kala mempresentasikan hasil karya ilmiahnya di depan juri. Beruntung, saat itu juri mampu membawa suasana jadi lebih cair.
"Awalnya deg-degan, terus kayak yang jurinya itu kayak bisa membawa suasana cair gitu. Dah pernah ngomong bisa bahasa Indonesia, kan jurinya banyak, ada salah satunya itu yang ramah soalnya pernah ke Jogja," terang Devi.
Saat itu Devi bersama kedua temannya mempresentasikan penelitian dalam bidang penalaran/inovasi.
Ia juga mengatakan jika ada tim dari UB dan Undip yang mengikuti kompetisi tersebut, mereka juga mengambil tema inovasi.
Namun, dari hasil penilaian juri, pemenang kompetisi i-fame 2019 dimenangkan oleh tim dari Malaysia yang mengambil tema kebudayaan.
Karena ia dan timnya hanya memenangkan juara 2 alias medali silver, ia tidak mendapatkan uang saku namun hanya mendapatkan medali, piagam dan sertifikat.
"Di sana tu, hadiahnya tu cuma, kalau uang tunai hanya yang gold medals, kalau silver medals cuma piagam, sertifikat, sama apa namanya silver medals.. dan silver medals nya gak tak bawa aku," tutupnya.
Lebih jauh, Devi mengenang ada perjuangan yang luar biasa yang harus dilalui sebelum bisa ikut kompetisi, terutama saat tiba di Malaysia.
Ia mengaku sempat diusir oleh satpam bandara ketika tiba di Malaysia.
Baca Juga: Buntut Demo Ricuh di DPRD DIY, Polisi Amankan 45 Orang
Ia menyebut saat tiba di Malaysia bingung mau mencari penginapan karena ketika itu sudah dini hari.
Walhasil, ia dan rekan-rekannya nekat untuk bermaksud menginap sementara di bandara.
"Waktu itu kan mepet banget, aku nyampe di bandara di Penang itu apa namanya jam 1 eh jam 2 pagi. Terus pas sampe sana itu kan jam 1 jam 2 pagi gt, soalnya pesawatnya delay. Harusnya sampe sana jam 12, jadi bisa langsung cari penginapan atau tidur gitu," tuturnya.
Lantaran bingung untuk mencari penginapan, mereka pun akhirnya memutuskan untuk tidur sementara di bandara. Tapi, belum genap setengah jam tertidur, ada satpam bandara yang mengusirnya.
"Itu diusir satpam. ga boleh tidur di apa namanya.. balkon.. lobi... ga boleh tidur di lobi, kek di usir gitu. Terus aku tidur di mobil grab aja, soalnya langsung ke universitasnya (Universiti Teknologi Mara)," tambahnya.
Tak hanya di situ. Setiba di Malaysia, Devi dan kawan-kawannya juga harus menjalani laku prihatin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus
-
Mahfud MD: Biarkan Prabowo Olah Komite Reformasi Polri, KPK Lebih Baik Panggil Orang Ini Soal Whoosh
-
Terungkap di Depan Tokoh Nasional, Sultan HB X Sentil Etika Pejabat dan Masa Depan Demokrasi