SuaraJogja.id - Seniman Butet Keratredjasa membagikan perjalanan kulinernya di kota Tegal. Dalam perjalanannya melewati jalur Pantura, wajib baginya untuk berkunjung ke Sate Batibul di Tegal.
Saat berada di Tegal, penting bagi Butet untuk menjajal kuliner favoritnya disana, yakni Sate Batibul. Terutama, sajian sate yang disajikan oleh warung Bang Awi. Disebut sebagai sate legendaris, tempat itu menjadi kunjungan wajib Butet saat melintasi Pantura.
Sate Batibul Bang Awi, terletak di Jalan Raya II Adiwerna, Kwaden - Ujungrusi, Tegal. Butet juga menjelaskan, akibat terlampau dahsyat kenikmatan yang dimiliki sate ini, sampai membuka cabang juga di kawasan Jakarta. Tepatnya di Kelapa Gading dan satu tempat lainnya.
"Sate bang Awi menyebut dirinya, Batibul. Bawah Tiga Bulan," ujar Butet dalam videonya.
Daging yang digunakan untuk sate berasal dari kambing yang masih berusia di bawah tiga bulan. Saat ditunjukkan potongan daging yang akan ditusukkan, terlihat warnanya masih merah merona, seperti daging muda yang belum terlalu alot.
Sebelum disembelih, kambing-kambing berusia tiga bulan ini juga diberi pakan rumput dengan kualitas yang bagus. Serta dedaunan khusus yang membuat dagingnya sangat kenyal untuk dinikmati menjadi sajian sate maupun olahan lainnya.
Cabang yang ada di Jakarta sendiri mendapatkan kiriman daging langsung dari Tegal. Bukan merupakan daging ternak yang ada di ibukota. Sambil menggenggam sate yang sudah matang, Butet menjelaskan jika yang membuatnya ketagihan adalah keempukan dagingnya.
Konon, daging Sate Batibul diambil dari daging-daging kambing yang masih berusia di bawah tiga bulan. Mengingat usia muda kambing tersebut, dan melihat pada dirinya yang sudah tua, ia menjadi menganggap dirinya sebagai pemangsa kelas pedofil.
"Dengan begitu apa boleh buat, kalau saya bisa dikategorikan pemangsa kelas pedofil," imbuh Butet.
Baca Juga: Lulus dari Kemiskinan, 72 Keluarga Penerima PKH Kulon Progo Undur Diri
Dalam satu tusuk sate Batibul terdapat potongan daging, ati, dan lemak. Bumbu pendampingnya tidak jauh berbeda dengan sate pada umumnya. Yakni potongan bawang merah mentah, tomat, cabai dan kecap yang dijadikan satu untuk olesan sate sebelum disantap.
Seperti biasa, Butet menggeleng-gelengkan kepalanya ketika menikmati sajian makanan yang terlampau enak di lidahnya. Selain sate, tempat tersebut juga menyediakan sup kambing dengan potongan besar dalam satu mangkuk berkuah bening kental.
Lihat keseruan Butet kulineran DISINI
Harga satu porsi sop, dibandrol dengan nilai Rp 27.000. Kemudian satu tusuk sate dengan ati dijual seharga Rp 5.100. Sedangkan untuk satu porsi teh poci di bandrol dengan harga Rp 30.000 dan nasi per piringnya Rp 6.000. Menurut Butet, itu adalah harga yang wajar untuk sajian yang sangat dinikmati.
"Jadi kalau anda betul-betul menikmati kelezatan sate Tegal. Silahkan bergabung bersama saya, kaum pedofil pemangsa kambing usia tiga bulan," kata Butet.
Sejak diunggah Selasa (13/10/2020), video kuliner Butet tersebut sudah disaksikan lebih dari 1500 kali. Ada 98 orang yang menekan tanda suka dan beberapa lainnya memberikan komentar. Beberapa mengomentari usia kambing yang masih muda namun sudah jadi santapan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
APBD Siap Mengalir: Sekolah Rakyat Sleman Gunakan Tanah Kas Desa, Ini Detailnya
-
Bupati Utamakan Kesehatan Warga, Sebagian APBD Perubahan Bantul Dialokasikan untuk Biaya BPJS
-
Soal Pemblokiran Rekening Pasif oleh PPATK, BRI Angkat Bicara
-
24 Ribu Jiwa di Gunungkidul Krisis Air Bersih: Data Belum Lengkap, Ancaman Membesar
-
Amnesti Prabowo di Jogja: Langkah Strategis atau Pembebasan Kontroversial Mirip Kasus Hasto?