Menurut seorang pengamat isu Korea Utara, Rachel Minyoung Lee, lewat wawancaranya dengan Reuters, mengatakan sikap lemah-lembut Kim yang tercermin dalam pidatonya minggu lalu itu merupakan peristiwa yang cukup ganjil, meskipun ia dikenal sebagai sosok yang ekspresif.
"Pidatonya itu untuk dan tentang rakyat Korut," kata dia, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (13/10/2020).
Lee menambahkan biasanya pidato-pidato Kim banyak berisi jargon-jargon dan ungkapan apresiasi untuk Partai Buruh di Korea Utara.
"Orang-orang menyampaikan terima kasih kepada partai kami, tetapi mereka yang sebenarnya pantas menerima ucapan terima kasih," kata Kim kembali menegaskan pentingnya peran rakyat dalam mempertahankan keutuhan bangsa.
Baca Juga: Langka! Kim Jong Un Teteskan Air Mata di Depan Publik, Ada Apa?
Ia mengatakan bahwa, saat negara membutuhkan bantuan, rakyat Korut selalu siap sedia membantu berbagai program pemerintah, salah satunya pembangunan sejumlah infrastruktur penting di Korea Utara.
"Karena rakyat selalu bersama partai, maka negara ini mampu bertahan dan mencatatkan berbagai macam keajaiban apa pun tantangannya," ujar Kim.
Retorika "Kim bersama rakyat" itu kemungkinan merupakan salah satu usaha pemimpin tertinggi di Korut untuk lebih mendekat ke rakyatnya, sehingga ia dapat "berlindung" di balik dukungan rakyat di tengah berbagai tekanan komunitas internasional dan para pembelot di luar negeri yang menginginkan rezim Kim turun dari pucuk kekuasaan.
Pasalnya jika melihat ke belakang, banyak negara yang dipimpin oleh rezim otoriter pada akhirnya tumbang karena gelombang aksi protes massa.
Contohnya, beberapa rezim otoriter di negara-negara Arab akhirnya runtuh karena pemimpinnya terlalu sibuk berada di menara gading dan melupakan penderitaan rakyat.
Baca Juga: Selundupkan Barang Mewah ke Korut, Dirut Perusahaan Dibui
Peristiwa "Arab Spring" yang dimulai pada awal 10 tahun yang lalu jadi salah satu bukti bahwa ketidakpuasan dan ketidakpercayaan rakyat terhadap rezim penguasa bisa menjadi "senjata makan tuan", yang mampu memaksa rezim turun dari pucuk kekuasaan.
Barangkali, Kim belajar dari kegagalan sesama pemimpin diktator sehingga lewat pidatonya minggu lalu, ia berulang kali berterima kasih kepada rakyatnya, meminta maaf, bahkan meneteskan air mata.
Dalam pidatonya, Kim tidak ragu mengatakan bahwa segala privilese yang ia nikmati sebagai seorang pemimpin tertinggi di Korea Utara merupakan mandat dari rakyat, berkat rakyat, dan untuk rakyat.
"Berkat kepercayaan yang sangat besar yang tidak disangka-sangka oleh satu orang pun di dunia, saya berhasil melalui segala kesulitan dan tantangan tanpa ragu, menghilangkan rasa ego dan mengabdi untuk kepentingan rakyat, turun di pertempuran hidup atau mati -- yang dapat berujung perang, serta menanggulangi bencana yang sebelumnya tidak pernah terjadi di negeri ini," ucap Kim, kembali meninggikan peran rakyat.
"Saya akan selalu menjunjung tinggi kepercayaan ini, karena sebuah kehormatan bagi saya untuk melayani dan berjuang untuk rakyat (Korut, red)," ujar dia kepada rakyat saat parade militer.
Di tengah sulitnya mendapatkan akses informasi di Korea Utara, kesan yang bisa ditangkap adalah banyak warga setempat mungkin menganggap sikap Kim itu sebagai bentuk apresiasi dan simpati terhadap rakyat. Banyak warga Korut yang tampak terbawa suasana dan terharu saat mendengar pidato sang pemimpin tertinggi. Namun, jika rakyat Korut memiliki kebebasan untuk berpendapat dan berekspresi tanpa ada ancaman --dan akses informasi terbuka luas, mungkin juga keadaan sebenarnya jauh berbeda dari yang ditampilkan di layar televisi di Korea Utara. (Sumber: Antara)
Berita Terkait
-
Langka! Kim Jong Un Teteskan Air Mata di Depan Publik, Ada Apa?
-
Selundupkan Barang Mewah ke Korut, Dirut Perusahaan Dibui
-
Balas Parade Militer Korut, Jepang Tingkatkan Pertahanan Terhadap Rudal
-
Gelar Parade Militer, Korea Utara Pamer Rudal Balistik Antarbenua
-
Hilang Dua Tahun, Diplomat Korut Ternyata Membelot ke Korsel
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Jangan Sampai Ketinggalan, BSU Rp600 Ribu untuk Pekerja DIY, Ini Cara Pastikan Dapat
-
SPBU Letjen Suprapto Terbakar: Pertamina Buka Posko Aduan & Janjikan Ganti Rugi
-
Nekat Mendaki Merapi Saat Status Siaga, Pendaki TikTok Ini Diburu Balai TNGM
-
Nasib Pedagang Eks TKP ABA Terkatung-katung, Izin di Menara Kopi Tak Turun, Fasilitas Minim
-
Gelombang PHK Hantam Yogyakarta, Klaim JHT Tembus Rp398 Miliar