SuaraJogja.id - Sebuah akun auto-menfess Twitter @AREAJULID membagikan tangkapan layar percakapan antara dosen dan mahasiswa. Mahasiswa tersebut terlihat memberikan masukan kepada dosen terkait hal yang menyebabkan mereka gagal dalam UTS-nya. Unggahan ini pun menuai pro kontra dari netizen.
Seorang anonim mengirimkan tangkapan layar ini pada Jumat (16/10/2020). Saat ini, unggahan tersebut telah memperoleh lebih dari tiga ribu suka, 200-an retweet dan twit kutipan dari warganet.
Dalam unggahannya, ia menanyakan pendapat dari warganet terkait perilaku mahasiswa yang berani mengeluarkan pendapatnya tersebut. Ia menuliskan, "Wdyt? kok berani bgt."
Dari tangkapan layar itu, terlihat sang dosen yang disensor namanya mengirim pesan ke grup kuliah. Ia mengungkapkan bahwa dirinya kecewa dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) mahasiswanya. Hanya ada dua mahasiswa yang lulus dari ujian tersebut.
Baca Juga: Videonya Naik Gunung Sambil Gendong Anak Viral, sang Ibu Beri Tips Ini
"Saya sgt kecewa dgn hasil uts kalian, hanya 2 org saja yg lulus & itupun nilainya B- selain itu tdk ada yg lulus!," isi chat dosen tersebut yang dikirimkan pada pukul 21.54 WIB.
Tidak lama setelah dosen tersebut mengungkapkan rasa kecewanya pada mahasiswanya di grup kuliah, ada satu mahasiswa yang namanya disamarkan menjawab pesan dari dosen tersebut.
Mahasiswa ini mengungkapkan pendapatnya bahwa yang menyebabkan teman-teman satu kelasnya gagal dalam ujian karena cara dosen tersebut mengajar salah, sehingga mengakibatkan mayoritas teman-teman kelasnya tidak lulus.
"Mohon maaf pak saya ingin mengeluarkan pendapat sedikit, dari 36 orang dalam satu kelas dan hanya 2 orang yang lulus mata kuliah Bapak, bukankah Bapak yang gagal dalam mendidik kami? Bapak yang tidak bisa menyampaikan materi kepada kami?" ujar si mahasiswa.
Tak hanya itu, ia menuliskan juga, "Jika dalam satu kelas dengan 36 mahasiswa yang gagal 2 orang, maka yang salah adalah mahasiswanya, namun jika yang lulus hanya 2 orang, bukankah ada yang salah pada dosennya?
Baca Juga: Kisah EA, Jurnalis Kampus yang Dianiaya Polisi Saat Meliput Aksi Unjuk Rasa
Pada akhir chat tersebut, kembali lagi mahasiswa ini meminta maaf jika pendapatnya dirasa terlalu berani. Ia mengatakan bahwa ia dan teman-temannya sejak semester 4 sudah tidak bisa memahami materi yang dosennya sampaikan.
"Mohon maaf sebesar-besarnya jika saya lantang, namun sejak awal semester 4 saya dan teman-teman tidak bisa memahami materi yang Bapak sampaikan," pungkasnya.
Unggahan anonim di akun Twitter @AREAJULID ini pun menuai banyak respons dari warganet. Terjadi pro-kontra antarwarganet. Ada yang membenarkan dan mengapresiasi tindakan mahasiswa yang berani mengemukakan pendapatnya, tetapi ada juga yang tidak membenarkan tindakan mahasiswa yang menyalahkan dosennya.
"itu namanya caper. udah tau dari semester 4 gk paham matkulnya, ngapain lo msh ambil dosen yang sama, dan lo jg gk ngomong dri semester 4 klo bapak itu ngajarnya gk bener. aneh. mahasiswa caper yg begini2 nih," tulis akun @andreerlando_
"Kurang setuju si, kita kan mahasiswa, harusnya lebih dewasa dr lainnya. Emang tidak bisa nambah pengetahuan dr luar selain dari dosen? Bukankah memang kita mahasiswa yg harus beradaptasi dgn cara mangajar siapapun dosennya? Kalo dirasa kurang paham, ya tambahi dr luar kelas," kata akun @terjerait.
"Loh justru bagus gak sih. Jadi bisa buat masukan dosennya. Dosen yang baik adalah dosen yang menerima kritik. Dan menurutku kata-katanya udah sopan kok. Ini sama kayak ngasih kritik tapi lewat kemahasiswaan, bedanya ini swcara langsung. I don't know what's wrong here?" ujar akun @bunyihoojan.
Selain itu, akun @tsyxx08 juga turut menuliskan komentarnya, "Ini keren sih, emang sesekali harus diginiin biar tuh dosen sadar. Nggak selamanya mahasiswa gagal, siapa tau cara mengajar dosennya yang kurang efektif dan nggak dimengerti sama mahasiswanya."
Reporter: Dita Alvinasari
Berita Terkait
-
Jangan Kaget, Ini 5 Fakta Jurusan Kedokteran yang Jarang Diketahui
-
5 Daftar Student Exchange Buat Tahun 2025: Syarat, Benefit dan Deadline
-
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
-
Kuliah S2 di Australia dengan Biaya Lokal, Bagaimana Caranya?
-
Akui Politik Uang di Pemilu Merata dari Sabang sampai Merauke, Eks Pimpinan KPK: Mahasiswa Harusnya Malu
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
Terkini
-
Eks Karyawan jadi Mucikari Online, Jual PSK via MiChat usai Kena PHK
-
Potensi Bencana Ancam Pilkada di DIY, KPU Siapkan Mitigasi di TPS Rawan
-
Sendirian dan Sakit, Kakek di Gunungkidul Ditemukan Membusuk di Rumahnya
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus