Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 26 Oktober 2020 | 18:16 WIB
Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Asih saat menunjukkan kondisi foto-foto Merapi pasca erupsi di petilasan Mbah Maridjan Pedukuhan Kinahrejo, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman, Sabtu (24/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Tak dipungkiri, Mbah Asih mengaku jika masyarakat Kinahrejo masih memiliki rasa trauma itu. Ketika terjadi hal yang tak biasa di puncak Gunung Merapi, banyak pertanyaan yang dilontarkan warga.

Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Asih saat menunjukkan kondisi foto-foto Merapi pasca erupsi di petilasan Mbah Maridjan Pedukuhan Kinahrejo, Kalurahan Umbulharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman, Sabtu (24/10/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Tapi mereka tidak bisa menjelaskan secara sains. Hanya saja ada yang berbeda dan tentunya membuat mereka khawatir," jelas dia.

Masyarakat lebih peka ketika merasakan hal yang berbeda ketika fenomena alam terjadi di sekitar tempat tinggalnya. Kendati demikian mereka masih tetap waspada.

Hidup berdampingan dengan lokasi rawan bencana memang tak bisa dihindari masyarakat di lereng Gunung Merapi. Aset yang berharga ada di lingkungan tempatnya lahir di sana.

Baca Juga: Bantuan BPUM dari Presiden Cair, Antrean di Disdukcapil Sleman Mengular

Memutuskan untuk pindah akan menjadi sulit bagi masyarakat yang sudah sejak lahir tinggal di dataran atas. Kebiasaannya untuk terus hidup menjadi alasan mereka tetap bertahan tinggal bersama dengan bahaya.

Mbah Asih juga berbicara tentang kondisi Gunung Merapi saat ini. Sebagai juru kunci, dirinya mengakui bahwa Merapi memang mengalami peningkatan aktivitas.

Tanda-tanda dari aktivitas Merapi juga sudah mulai terlihat. Seperti terjadi guguran kubah lava dan adanya letusan beberapa waktu lalu.

"Merapi menunjukkan tanda-tanda. Maka masyarakat harus waspada, tapi tidak perlu takut. Saya bisa mengatakannya ada peningkatan aktivitas, warga juga harus siap," jelas dia.

Mbah asih meminta masyarakat untuk tetap tenang. Peningkatan ini jelas terjadi karena Gunung Merapi termasuk salah satu gunung api yang cukup aktif di dunia.

Baca Juga: Adu Banteng di Sleman, Dua Pengendara Motor Tewas Seketika di TKP

Sementara itu, melalui data pengamatan Gunung Merapi di Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada 25 Oktober 2020, asap putih terpantau berada di ketinggian 100 meter dari puncak gunung dengan intensitas sedang.

Load More