Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 28 Oktober 2020 | 13:31 WIB
Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata Bantul memprediksi bakal terjadi lonjakan yang cukup besar terkait dengan kunjungan wisatawan dalam libur panjang pekan ini. Puluhan ribu orang bukan tidak mungkin datang ke Bantul pada libur panjang yang dimulai pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan telah melakukan koordinasi terus dengan seluruh objek wisata untuk tetap berhati-hati dalam menerima tamu. Selain itu, penerapan protokol kesehatan juga tetap perlu dilaksanakan baik oleh wisatawan ataupun pengelola sendiri.

"Kita paham setiap libur pasti wisatawan di Jogja, khususnya Bantul, akan sangat banyak. Kalau dihitung rata-rata selama libur lima hari ke depan mungkin bisa tembus 30.000-an," kata Kwintarto kepada awak media, Rabu (28/10/2020).

Dijelaskan Kwintarto, sebenarnya Oktober sampai dengan pertengahan November mendatang itu masuk sebagai low season. Kunjungan baru akan naik lagi dari November pertengahan itu hingga Februari pertengahan mendatang, yang disebutnya sebagai high season.

Baca Juga: Wali Kota Jogja Bakal Sanksi Pelaku Usaha yang Nakal ke Wisatawan

Terkait kondisi pandemi Covid-19, disebutkan bahwa memang grafik kunjungan wisatawan di Bantul sendiri turun. Pantai Parangtritis, yang dijadikan barometer, kata Kwintarto, selama pandemi untuk kunjungan pada Senin-Jumat rata-rata hanya didatangi oleh 1.000-3.000 wisatawan.

Namun beberapa waktu lalu jumlahnya sudah sempat naik menyentuh angka 2.000-2.300 wisatawan, sedangkan di Oktober kembali menurun hanya di angka 1.400-1.700 wisatawan.

"Memang grafiknya turun, di bulan yang sama [Oktober] di tahun sebelumnya pun juga turun. Artinya. Kalau dari normal setahun sebelumnya kurang lebih turun diangka 60-70 persen," ucapnya.

Sementara untuk di akhir pekan, pada Sabtu, kunjungan wisatawan di Pantai Parangtritis tembus angka 5.000-10.000 orang. Pada Oktober ini pun sudah angka tersebut juga sudah bisa bertahan dikisaran angka yang sama. Artinya, jumlah wisatawan memang masih berada di angka terendah, tapi itu belum lepas dari waktu normal yang dulu sebelum pandemi.

"Hari Minggu, biasanya bisa di atas 10.000 kunjungan bahkan pernah sampai 17.000 sekian. Kalau sebelum pandemi saja dulu hari Minggu bisa sampai 22.000-23.000 kunjungan. Sekarang paling maksimal 11.000 ribu berarti sudah 70 persen masuk," terangnya.

Baca Juga: Cinta Lingkungan, Anto Ilyas Terus Hijaukan Bumi Projotamansari

Melihat animo masyarakat berkunjung ke DIY, khususnya Bantul tersebut, Dispar Bantul optimistis target kunjungan wisatawan dapat tercapai. Kendati begitu hari pertama cuti bersama kali ini diprediksi belum akan menarik banyak wisatawan.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh wisatawan yang masih dalam perjalanan. Sehingga baru dapat tiba di lokasi pada hari ke tiga atau seterusnya.

Selain protokol kesehatan yang terus digencarkan oleh Dispar Bantul kepada seluruh pihak di objek wisata. Pihaknya juga telah mengantisipasi dampak perubahan cuaca dan La Nina yang bakal terjadi.

"Kita sudah keluarkan surat edaran (SE) kepada semua pengelola wisata dan usaha jasa pariwisata (UJP) di Bantul. Intinya selain penerapan protokol kesehatan juga meminta pengelola untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana tanah longsor, genangan air, dan luapan sungai di lokasi objek wisata mengingat curah hujan mulai meningkat," tuturnya.

Ditambahkan Kwintarto, sejauh ini atau hampir 4-5 bulan beroperasi belum ada kasus terkait dengan penyebaran Covid-19 di objek wisata. Melihat hal tersebut pihaknya menyatakan siap menyambut tamu yang akan datang ke Bantul.

"Mudah-mudahan terlepas dari kuantitas atau banyaknya wisatawan yang ada bukan menjadi penyebaran penyakit. Kita selalu pesankan untuk wisatawan juga mengukur diri dan selalu terapkan protokol kesehatan," tegasnya.

Senada Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, yang ditemui beberapa waktu lalu, mengatakan pentingnya untuk terus melakukan penerapan protokol kesehatan secara konsisten. Tidak memaksakan diri untuk pergi juga bisa menjadi langkah bijak bagi setiap wisatawan.

Singgih menegaskan pentingnya wisatawan untuk tidak langsung datang ke objek wisata tertentu melainkan melakukan reservasi terlebih dahulu secara online melalui aplikasi Visiting Jogja. Hal itu bertujuan selain untuk mengurangi antrian juga dapat digunakan dalam memudahkan tracing jika ada penularan Covid-19 dari tempat-tempat wisata.

"Pendaatan wisatawan ini menjadi penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Mengingat selama ini kami masih melihat hanya 40-45 persen saja data yang masuk dalam Visiting Jogja," tegas Singgih.

Singgih juga mengimbau jika memang dibutuhkan tenaga tambahan di beberapa objek wisata dapat langsung dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak-pihak terkait. Intinya tidak boleh ada tawaran menawar dalam mengimplementasikan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

Load More