SuaraJogja.id - Keraton Yogyakarta kembali meluncurkan gending atau instrumen Jawa dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda. Kalau sebelumnya 17 gending diluncurkan dalam peringatan HUT ke-75 RI, kali ini ada 16 gending karya KHP Kridhomardowo Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang membidangi seni pertunjukan direkam dalam album Gendhing Gati Volume 2.
Dari 16 gending, dua di antaranya merupakan instrumen baru berjudul "Gendhing Gati Taruna" dan "Gendhing Gati Bhinneka". "Gendhing Gati Taruna" merepresentasikan Sumpah Pemuda, sedangkan "Gendhing Gati Bhinneka" merepresentasikan kebhinekaan Indonesia.
Nama "Gendhing Gati Taruna" diambil dari kata “taruna” berarti “muda”. Gending ini memiliki karakter agung, ceria, penuh ekspresi, semangat, dan gembira layaknya para pemuda.
"Gendhing Gati Taruna" juga memiliki permainan instrumen tiup trompet yang poliponik atau membentuk jalinan lagu sendiri yang memiliki dua suara, yaitu suara I dan II.
Sementara dalam "Gendhing Gati Bhinneka", kata ‘bhinneka’ memiliki arti beraneka ragam, sehingga gending ini memiliki aneka ragam irama dan melodi, terutama dalam instrumen alat tiupnya.
"Gendhing Gati Bhinneka" mempunyai berbagai kekhasan dan keunikan dalam proses penggarapannya.
“Sedangkan 14 gending lain merupakan instrumen lama yang direkam kembali. Peluncuran gending ini memang dhawuh [perintah] dari Ngarso Dalem [Sultan HB X] untuk memperingati Sumpah Pemuda hari ini,” ujar Penghageng KHP Kridhamardawa Keraton Yogyakarta KPH Notonegoro usai peluncuran gending di Keraton Yogyakarta, Rabu (28/10/2020) sore.
Dua lagu baru, menurut suami dari GKR Hayu tersebut, masing-masing berdurasi sekitar 5 menit.
Album ini disiapkan sejak beberapa waktu terakhir.
Baca Juga: Unjuk Rasa Menolak Omnibus Law Warnai Hari Sumpah Pemuda
Kedua gending baru itu menjadi unggulan dari album Gendhing Gati Volume 2.
Abdi Dalem Wiyaga memainkan gamelan bersama dengan Abdi Dalem Musikan yang memainkan instrumen musik barat.
“Gending -gending ini memang merupakan kolaborasi antara gending Jawa dengan musik barat,” jelasnya.
Notonegoro berharap, selain memperingati Sumpah Pemuda, peluncuran gending tersebut bisa mengedukasi masyarakat, khususnya pencinta seni karawitan dan musik, untuk menikmati perkembangan karawitan di Keraton dari mana saja dan kapan saja.
Apalagi saat ini Keraton Yogyakarta melakukan berbagai inovasi. Salah satunya melakukan asimilasi dan mengkombinasikan musik Jawa dengan instrumen barat.
“Sehingga tercipta harmoni dan instrumen baru agar tidak terjadi gap antara musik barat dan musik tradisi karena ada jembatannya. Ini spiriit yang ingin kami sebarkan juga terutama bagi para pemuda supaya kolaborasi dan toleransi itu indah,” imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
10 Kuliner Hidden Gem Jogja yang Wajib Dicoba, Cocok Buat Jalan Santai Akhir Pekan
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel