SuaraJogja.id - Gelombang tinggi di Pantai Selatan Jawa membuat nelayan berpikir ulang untuk melaut. Dari total 40 perahu nelayan di Pantai Depok, Bantul, hanya tujuh saja yang diturunkan ke laut.
"Hanya tujuh kapal yang melaut, itu pun juga baru hari ini ada yang berani melaut. Gelombang tinggi sejak beberapa hari terakhir," kata Ketua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Depok Tarmanto, ditemui di kantornya, Senin (2/11/2020).
Tarmanto menuturkan, gelombang tinggi surah terjadi sejak Kamis (29/10/2020) lalu. Gelombang mulai makin tinggi pada Jumat (30/10/2020), yang dibuktikan dengan rusaknya beberapa warung di pinggir Pantai Depok.
Melihat hal tersebut, nelayan memutuskan untuk tidak melaut sementara waktu meskipun, kata Tarmanto, musim ikan sudah mulai datang sejak Oktober lalu.
"Ya sebenarnya sudah masuk musim ikan, tapi karena terpengaruh oleh cuaca dan gelombang tinggi, jadinya tidak bisa melaut," sebutnya.
Musim ikan yang sudah datang itu bukan isapan jempol saja. Pasalnya, Tarmanto ikut menyaksikan sendiri, dari tujuh perahu yang berani melaut, hasil tangkapannya pun cukup banyak.
"Ada yang jualnya hasil tangkapan itu di TPI sini, bisa dapet sampai Rp1 juta," ucapnya.
Tarmanto menyebutkan, peralihan musim gelombang tinggi diperparah oleh adanya fenomena La Nina. Akibatnya, ia harus rela menutup kantornya lebih cepat dari biasanya. Jika sewaktu nelayan ramai melaut, Tarmanto bisa membuka kantor dan menerima penjualan hingga pukul 13.00 WIB, tetapi akibat minimnya nelayan yang melaut, kantornya hanya bisa beroperasi sampai pukul 10.00 WIB.
"Semoga La Nina ini tidak berdampak signifikan karena memang kalau musim hujan jadi musim baik untuk nangkap ikan. Biasanya mulai dari Oktober hingga Maret," harapnya.
Baca Juga: Dihantam Ombak, Nelayan Pandeglang Hilang di Perairan Tanjung Lesung
Sementara itu, salah satu nelayan Pantai Depok, Agus Subowo, mengaku memberanikan diri untuk kembali ke laut meski gelombang sedang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia memang sudah tiga hari libur, sehingga membuat perekonomian keluarganya terganggu.
"Sudah tiga hari libur, keuangan jadi menipis," ujar Agus saat ditemui sembari menjajakan ikan tangkapan pada pengunjung.
Disampaikan Agus, musim ikan yang sedang berlangsung membuatnya yakin mendapat hasil yang banyak. Benar saja, setidaknya 80 kilogram ikan berhasil Agus bawa pulang.
"Berani ajalah, lagi pula hasilnya lumayan," imbuhnya.
Dari tangkapan yang cukup banyak tadi, Agus mendapat mayoritas ikan teri dan sebagian lainnya layur. Menurutnya, pengunjung pantai yang juga sedang cukup ramai dinilai menguntungkannya.
"Tadi boks ini penuh, sekarang tinggal sedikit. Lumayan bisa buat beli beras untuk makan keluarga," tandasnya.
Sebelumnya diketahui bahwa gelombang tinggi di Pantai Selatan Jawa juga sempat merusak sejumlah warung makan yang berada di kawasan Pantai Depok, Bantul. Kerusakan itu ditambah dengan abrasi atau pengikisan bibir pantai yang terjadi sejak beberapa hari terakhir.
Salah satu pemilik warung makan Salsabila 2, Dardi Nugroho, mengatakan, warungnya menjadi salah satu yang terdampak hingga mengakibatkan bangunan utama yang menghadap ke laut tergerus abrasi. Kendati demikian, pihaknya tetap nekat untuk membuka warung dan melayani pelanggan.
“Kami tetap buka seperti biasa. Abrasi ini sudah jadi semacam tradisi tahunan dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan," kata Dardi saat ditemui di warungnya.
Dardi mengatakan, sebenarnya gelombang tinggi di Pantai Depok sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Namun baru Kamis (29/10/2020) petang kemarin hingga malam hari gelombang menjadi sangat tinggi.
"Waktu itu perkiraan tinggi gelombang mencapai 15 - 20 meter," jelasnya.
Berita Terkait
-
Dihantam Ombak, Nelayan Pandeglang Hilang di Perairan Tanjung Lesung
-
Puluhan Bagan Nalayan Pandeglang Hancur Diterjang Ombak
-
Nelayan Kampung Cikadu Hilang Terseret Ombang di Tanjung Lesung Pandeglang
-
Gelombang Tinggi dan Abrasi Lahap Warung Pantai Depok, Dardi: Sudah Tradisi
-
Kapal Pengangkut Sembako Terbalik di Teluk Balikpapan, Satu Nelayan Hilang
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Pemain Liga Inggris Rp 5,21 Miliar Siap Bela Timnas Indonesia di SEA Games 2025
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- 15 Kode Redeem FF Hari Ini 2 Agustus, Klaim Hadiah Kolaborasi Naruto, Skin Kurama, & Emote Ninja!
Pilihan
-
Satu Kota Dua Juara: Persib dan Satria Muda Siap Cetak Sejarah Baru
-
Onitsuka Tiger Buatan Jepang vs Indonesia: Apa Sih Bedanya? Ini Ulasannya
-
Fenomena Rohana dan Rojali Sampai Kuping Bos OJK
-
PSSI-nya Wales Raup Untung Rp648 Miliar Meski Prestasi Timnas Berantakan
-
Irak Mulai Panik, Ketar-ketir Lihat Perkembangan Timnas Indonesia
Terkini
-
Siap-Siap! Akses ke Pantai Selatan Bantul Berubah Total: Pemindahan TPR, Titik Baru, Hingga TPR Darurat
-
Viral! Karcis Parkir 'Malioboro Rp50.000' Bikin Heboh, 2 Orang Diamankan Polisi
-
DIY Genjot Koperasi: Mampukah Yogyakarta Atasi Tantangan Pengurus 'Gaptek' Sebelum 2025?
-
Tol Jogja-Solo Seksi 2: Sudah 63 Persen Tapi Kok Mandek? Ternyata Gara-Gara Ini...
-
PSS dan PSBS Oke, PSIM? Pemkab Sleman Buka-bukaan Soal Nasib Stadion Maguwoharjo