Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Selasa, 03 November 2020 | 14:09 WIB
Malioboro ditutup untuk kendaraan bermotor, Senin (3/11/2020). - (SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Malioboro mulai diujicoba menjadi kawasan pedestrian, Selasa (3/11/2020) sekitar pukul 11.30 WIB. Kendaraan bermotor yang biasanya melewati kawasan tersebut dilarang melintas kecuali Trans Jogja, ambulans, bentor, dan petugas kebersihan.

Uji coba pedestrian Malioboro, yang diberlakukan selama dua minggu ke depan ini, dalam rangka mendukung kawasan Malioboro sebagai bagian sumbu imajiner yang diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Dari hasil kajian ahli, kawasan Malioboro perlu ditata menjadi kawasan pedestrian.

Sejumlah petugas dari Dinas Perhubungan DIY menutup jalan masuk Malioboro di sisi utara Hotel Grand Inna Malioboro dengan marka jalan, sedangkan petugas kepolisian terlihat mengatur arus lalu lintas ke ruas-ruas jalan lain.

Salah seorang pengendara motor, Heri (28), kebingungan dengan pengalihan arus tersebut. Karyawan yang tiap hari melintas di Malioboro tersebut mengaku kesulitan untuk menuju jantung Kota Jogja tersebut untuk bekerja.

Baca Juga: Rocky Minta Dipanggil "Muhammad Rocky Gerung" dan 4 Berita Top SuaraJogja

"Saya tidak tahu tiba-tiba kok jalan ke malioboro ditutup siang ini karena saya kan lewat sini terus. Saya bingung bagaimana parkirnya padahal saya harus kerja," ujarnya.

Warga asal Jalan Magelang ini mengaku sempat membaca program pedestrian Malioboro ini di salah satu media online. Namun, dia tidak paham betul realisasi pengalihan arus setelah penerapan kebijakan tersebut.

"Setelah lewat sini kok ternyata susah," ungkapnya.

Hal senada disampaikan Agus (47), yang mengaku tidak bisa mengantar barang ke kawasan Malioboro. Padahal barang tersebut harus diantaranya sesegera mungkin.

"Ini bagaimana, harus lewat mana kalau [Malioboro] ditutup begini, saya bisa rugi karena telat antar barang," ungkapnya.

Baca Juga: 2.883 Wisatawan Langgar Protokol Kesehatan Selama Libur Panjang di DIY

Sementara salah seorang pemilik toko batik di Malioboro, Yeni (77), mengaku khawatir kebijakan pedestrian Malioboro akan makin merugikan mereka. Padahal selama pandemi COVID-19 ini, pendapatan toko tersebut berkurang jauh.

Load More