SuaraJogja.id - Warga Bantul tidak pernah kehabisan ide-ide baru untuk terus memberdayakan masyarakat setempat. Terbaru ada Lembah Sorory, yang dibuat oleh warga Pelem Madu, Sriharjo, Imogiri, Bantul dengan memanfaatkan lahan bekas tempat pembuangan sampah di bantaran Sungai Opak.
Ketua Pengelola Lembah Sorory, Sukardi (44), mengatakan, awalnya lahan di Dusun Pelem Madu ini sebenarnya tidak direncanakan untuk dibuat objek wisata. Warga saat itu hanya ingin membuat lahan bantaran sungai ini menjadi lebih bersih dari sampah.
"Awalnya hanya supaya tempat ini menjadi lebih bersih saja belum ada niatan untuk menjadikan objek wisata," ujar Sukardi saat ditemui awak media di Lembah Sorory, Kamis (5/11/2020).
Sorory, yang merupakan kependekan dari 'Ngisor Pring Ory', sebelumnya dibuat kali pertama sebagai camping ground atau tempat kemah untuk siswa sekolah. Ide itu berhasil direalisasikan pada September tahun 2018.
Baca Juga: Intip Budidaya Maggot, Ulat Pengurai Sampah Organik
Sukardi menyebutkan, saat itu pernah dilaksanakan acara Jambore se-Kecamatan Imogiri dengan jumlah tenda mencapai 40 buah dan sekitar 400 peserta. Bisnis wisata camping ground itu pun berjalan cukup lancar sekitar 1,5 tahun.
"Lalu tiba-tiba ada peristiwa Susur Sungai di Sleman, akhirnya semua yang sudah melakukan booking berkemah di Lembah Sorory dibatalkan. Saat itu memang dari dinas juga tidak mengizinkan kegiatan di luar kelas. Terus ditambah corona, jadi sempat tutup total," paparnya.
Dari situ, lahan seluas 5.000 meter tersebut akhirnya dikembangkan oleh warga setempat menjadi objek wisata. Pengembangan itu, kata Sukardi, melalui dana swadaya dari masyarakat yang berada di dua RT setempat serta andil dari Pemerintah Desa Sriharjo.
"Konsepnya kita lebih condong ke outbound anak-anak TK dan SD dengan memanfaatkan bambu dan kayu yang ada. Kita juga kembangkan buat kolam dengan mencari investor lokal dari bapak ibu dan anak muda setempat. Akhirnya terwujud dan bisa buka pada tanggal 18 Oktober kemarin," ucapnya.
Sukardi menuturkan, ke depan pihaknya akan lebih mengembangkan kembali objek wisata Lebah Sorory. Kendati begitu, Sukardi dan pengelola lain akan tetap memperhitungkan biaya terkait hal itu.
Baca Juga: Di Thailand, Sampah yang Dibuang Turis Sembarangan Akan Dikirim Kembali
Pengembangan itu akan dimulai dari penambahan beberapa mainan tradisional dan spot foto di lokasi objek wisata. Perihal penambahan flying fox, ia mengatakan, harganya masih terlalu mahal dan kurang menarik minat pengunjung yang rata-rata adalah anak-anak.
Berita Terkait
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
DKI Jakarta Operasikan Truk Listrik MAB untuk Angkut Sampah
-
Azealia Banks Sebut Indonesia 'Tempat Sampah Dunia': Hinaan atau Keprihatinan?
-
Mengapa Azealia Banks Sebut Indonesia sebagai Tempat Sampah?
-
Profil dan Kekayaan Azealia Banks, Penyanyi AS Kritik Indonesia Tempat Sampah Dunia
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu
-
Pengukuran 14 Rumah di Lempuyangan Batal, Warga Pasang Badan