Scroll untuk membaca artikel
Angga Roni Priambodo | Cesar Uji Tawakal
Selasa, 10 November 2020 | 13:07 WIB
Komunitas ojol Srikandi Gojek Jogja. (Suara.com/Yulita Futty)

"Saya kemudian melaporkan perbuatan tersebut ke kantor. Waktu itu masih belum ada istilah memviralkan pelaku," terangnya.

"Itu kenapa saat ini ojol harus ditemani satpam saat mengantar pesanan ke hotel, untuk berjaga-jaga jika ada pelanggan yang berulah," kata Lasmi.

Mencari Sesuap Nasi di Tengah Pandemi

Pandemi virus corona yang melanda Tanah Air dalam beberapa bulan terakhir membawa guncangan ekonomi bagi banyak pihak, termasuk para ojol.

Baca Juga: Dianggap Pelit Kebangetan, Viral Curhat Ojol Tagih Biaya Parkir Rp3 Ribu

Puji Lestari, pengendara ojol berusia 38 tahun, mengatakan bahwa pendapatan ojol turun drastis akibat berkurangnya pengguna layanan ojol di Jogja yang mayoritas adalah mahasiswa.

"Saat ini paling kenceng dapat Rp 150 ribu sehari, dulu minimal dapat Rp 200 ribu," kata warga Wonosari, Gunungkidul tersebut.

Di tengah masa sulit ini, ia berharap bahwa agar para pengendara ojol semakin solid.

"Harapannya kita sesama ojol semakin solid aja, silaturahminya semakin erat khususnya untuk komunitas ini," pungkas Puji.

Baca Juga: Bidik Segmen Baru, MV Agusta Bakal Masuk Kelas 500cc dan Motor Elektrik?

Load More