SuaraJogja.id - Posko Tanggap Darurat Bencana Erupsi Merapi di Balai Kalurahan Glagaharjo merinci sejumlah kebutuhan yang penting dibutuhkan oleh warga Kalitengah Lor di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.
Tim Sekretariat Posko Bencana Erupsi Merapi Balai Kalurahan Glagaharjo Windarti mengungkapkan, mereka menerima bantuan dari masyarakat umum dan bantuan, yang bisa langsung disampaikan ke bagian logistik posko.
"Nanti tercatat semuanya, distribusi bantuan juga dilakukan bersama kader sosial di barak," ujarnya di posko sekretariat barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo, Selasa (10/11/2020).
Setiap hari kebutuhan warga di barak berbeda-beda dan tidak dipungkiri mengalami perubahan karena tim akan berkeliling barak dan posko, kemudian mencatat kebutuhan warga. Data terbarui setiap pukul 18.00 WIB.
"Kami menyarankan jangan uang, langsung dalam bentuk barang," ungkapnya.
Setelah tim berkeliling dan mencatat kebutuhan pengungsi, selanjutnya tim akan berkoordinasi pada pukul 20.00 WIB untuk kroscek dan evaluasi.
"Antara tim desa dan perwakilan kader lansia, kader balita di situ. Penyaluran ke sana [pengungsi] lewat kader. Semua bantuan kami terima dulu," ucapnya.
Kebutuhan yang saat ini menipis adalah kebutuhan dapur umum karena perlengkapan yang ada di dapur umum diolah setiap hari.
"Yang pokok [sembako], misalnya beras, minyak goreng, dan bahan pokok lainnya," tuturnya.
Baca Juga: Tiga Kilometer dari Puncak Merapi, Aktivitas Warga Boyolali Masih Normal
Sementara untuk tenaga relawan, ia tak menghafal jumlah pastinya yang sudah ada dan bertugas di barak.
Hanya saja, bila ada pihak-pihak yang ingin menjadi relawan di pengungsian, mereka diminta untuk melapor di satu pintu, Posko Utama BPBD di Pakem.
Terdata, secara total keseluruhan warga Kalitengah Lor berjumlah 537 jiwa, terdiri dari 276 laki-laki dan 261 perempuan. Namun, di barak pengungsian Balai Kalurahan Glagaharjo ada 198 pengungsi.
Dari jumlah itu, ada 95 lansia (18 orang laki-laki dan 54 perempuan) serta 30 balita (laki-laki 18 orang, perempuan 12 orang).
Di pengungsian itu juga terdapat 3 orang ibu hamil; bayi berusia 0-2 bulan; balita 3-5 tahun; anak-anak 6-8 tahun, serta sisanya dewasa dan lansia.
Dalam catatan posko, diumumkan kebutuhan yang saat ini diperlukan adalah kresek sampah, kipas blower tembok, bantal, peralatan mandi, PMT Balita, MPASI, gula pasir, kecap/saus.
Berita Terkait
-
Tiga Kilometer dari Puncak Merapi, Aktivitas Warga Boyolali Masih Normal
-
Hari Pahlawan, Jokowi Anugerahi Gelar 6 Tokoh Pahlawan Nasional
-
Sri Sultan Minta Penanganan Terdampak Merapi Jangan Mengulang Kejadian 2010
-
Siaga Erupsi Merapi, 9 Pengungsi dari Magelang Reaktif Covid-19
-
Ternak Warga Pengungsi Lereng Merapi Dapatkan Terapi Anti Stres
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
3 Pendaki Ilegal Masuk Gunung Merapi, Satu Berhasil Selamat, Dua Masih Dicari
-
Banjir Merenggut Sawah dan Rumah, Mahasiswa Sumatera dan Aceh di Jogja Berjuang Bertahan Hidup
-
3.000 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Nataru, Siagakan 20 Pos Operasi Lilin Progo 2025
-
Lewat Jalan Sehat, BRI Group Himpun Dana Kemanusiaan untuk Pemulihan Sumatra
-
4 Link Saldo DANA Kaget Bisa Bikin Wisata Akhir Tahun Makin Cuan!