Untuk sasarannya sendiri, itu tak dibatasi. Semua orang bisa mengambil dan mengisi, baik orang yang memang membutuhkan atau orang berkecukupan.
"Sasarannya kaum duafa. Selain itu, tukang becak, driver ojol, buruh, tetapi karena tag line ini, siapa pun boleh mengambil. Siapa pun boleh mengisi. Kami tidak bisa melarang meskipun dia mengambil pakai mobil atau pakai motor," ungkap dia.
Baik Sujiyati dan Ida meyakini bahwa orang yang datang ke Halte Sedekah digerakkan hatinya oleh Allah SWT, sehingga makanan yang diambil atau disumbangkan pasti mendatangkan banyak pahala.
Tak jarang dirinya mendapat masukan bahwa Halte Sedekah dimanfaatkan bukan pada orang yang membutuhkan, bahkan tak tepat sasaran. Ia kerap mendengar, orang yang mengambil makanan memiliki cukup uang dan kadang mengambil menggunakan kresek besar.
Kendati demikian, pihaknya tak mempersoalkan hal tersebut. Pasalnya, niat dan tujuan Halte Sedekah karena Allah semata.
"Kami juga terkadang membawakan atau memberi lebih kepada orang yang memang membutuhkan. Artinya, kami tidak mempersoalkan hal itu. Misal dia ambil banyak, istilahnya itu tanggungjawab dia dengan Allah. Etalase juga tertulis "satu orang satu bungkus"," katanya.
Halte Sedekah, yang sudah berjalan lebih kurang 6 bulan, rencananya akan diperluas jangkauannya. Setelah di depan Balai Desa Palbapang, pada 13 November 2020 nanti, Halte Sedekah akan diluncurkan di depan Balai Desa Kebonagung, Bantul.
Komunitas Katupadumai, yang merupakan akronim dari "Kamu dan Aku Bersatu Padu Menuju Damai, Damai di Dunia Damai di Akhirat" ini, sebenarnya lahir sejak 2016 silam. Gagasan itu muncul dari kelompok ibu-ibu yang senang berbagi kepada sesama dan tergabung dalam grup WhatsApp.
Awalnya mereka hanya bersedekah dengan menyumbang uang Rp2 ribu setiap bulan. Namun begitu, ada anggota yang menyedekahkan rezekinya lebih dari nominal tersebut. Terkumpul banyak, jumlah uang itu disumbangkan ke panti asuhan dan kaum duafa. Tak jarang, komunitas ini berbagi ke rumah sakit dengan memberikan makanan.
Baca Juga: Covid-19: Aksi Atik dan Ibu Lainnya Berbagi Makanan di Gantungan Bambu
Bukan tanpa alasan komunitas ini hidup. Bagi Ida, berbagi adalah sebuah panggilan hati. Ketika dirinya bisa berbagi, ada kebahagiaan sendiri yang dia rasakan.
"Rasanya sangat berarti dalam hidup ketika kita bisa berbagi seperti itu, jadi kita bisa mengetahui bagaimana sulitnya orang. Ketika kita bisa membantu, ada rasa senang dan bahagia bisa membantu," ungkap Ida dengan menitikkan air mata.
Bagi Sujiyati, gerakan yang ia lakukan ini menjadi inspirasi kepada orang-orang lain. Muncul banyak orang yang bisa bersedekah di situasi seperti saat ini.
"Harapannya, banyak orang yang tertular untuk bersedekah lagi. Artinya, tidak hanya kami, tapi ada orang lain yang lebih banyak. Harapan saya pribadi, Halte Sedekah ini bisa meregenerasi. Anggota kami bisa menjadi penggerak untuk terus memotori aksi berbagai sesama ini," terang Sujiyati.
Berita Terkait
-
Covid-19: Aksi Atik dan Ibu Lainnya Berbagi Makanan di Gantungan Bambu
-
Pangdam Jaya Cerita Prajuritnya Berbagi Makanan Ke Massa Aksi Omnibus Law
-
Antar Anak Imunisasi, Warga Malah Temukan Mayat Wanita di Balai Desa
-
Dicibir Bagi Makanan seperti Jerinx, Tamara Bleszynski Respons Warganet
-
Aldi Ngamuk di Balai Desa, Warga Antre BLT Kocar-kacir Diancam Pakai Parang
Terpopuler
- Kekayaan Hakim Dennie Arsan Fatrika yang Dilaporkan Tom Lembong: Dari Rp192 Juta Jadi Rp4,3 Miliar
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Agustus: Klaim 3.000 Gems dan Pemain 111
Pilihan
-
Deretan Kontroversi Bella Shofie, Kini Dituduh Tak Pernah Ngantor sebagai Anggota DPRD
-
Klub Belum Ada, Bursa Transfer Mau Ditutup! Thom Haye Ditolak Mantan
-
Menko Airlangga Cari-cari Rojali dan Rohana di Tengah Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen: Hanya Isu!
-
Data Ekonomi 5,12 Persen Bikin Kaget! Tapi Raut Wajah Sri Mulyani Datar dan Penuh Misteri!
-
Harus Viral Dulu, Baru PPATK Buka 122 Juta Rekening Nasabah yang Diblokir
Terkini
-
Misteri Pantai Krakal Gunungkidul: Jasad Tanpa Kepala Ditemukan, Identifikasi DNA Jadi Andalan
-
Kebijakan Royalti Musik Timbulkan Resistensi UMKM, Pemda DIY Siapkan Skema Solusi
-
BRI Tambah Kuota KPR Subsidi, Dukung Program 3 Juta Rumah Pemerintah
-
Penembakan di Lapangan Minggiran Yogyakarta: Tuduhan Curi Senar Layangan Berujung Petaka
-
Niat Tagih Utang Berubah Jadi Tangis: Kisah Pria di Depan Pusara Sahabatnya Bikin Nyesek