Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 12 November 2020 | 13:50 WIB
Bekas galian tanah gorong-gorong pipa menumpuk di sekitar Jalan Wates KM 12, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Kamis (12/11/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Warga Pedukuhan Kalakan RT 3, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul mengaku gelisah dengan pembongkaran gorong-gorong yang berada di Jalan Wates KM 12, Sedayu. Sejak dibongkar untuk pemasangan pipa pada akhir Oktober lalu, galian tak ditutup kembali dan dibiarkan mangkrak.

Seorang warga Kalakan RT 3, Suryono (48), mengaku bahwa proyek penggalian gorong-gorong yang dilakukan oleh PT Pertamina ini dibiarkan hampir sepekan.

"Pengerjaannya mulai sejak dua pekan lalu. Kami kira hanya menggali untuk memasang pipa dan selesai 3-4 hari, pengerjaannya lama sekali. Bahkan saat ini malah tidak ada aktivitas lagi," ujar Suryono, ditemui SuaraJogja.id, Kamis (12/11/2020).

Ia menjelaskan, proyek yang ditinggalkan hampir sepekan ini juga mengganggu akses warga ketika masuk ke dalam rumah. Suryono terpaksa mengungsikan kendaraannya ke rumah keluarga yang tidak terdampak penggalian gorong-gorong.

Baca Juga: Bikin Jalan Raya Narogong Licin, Galian C Ilegal Cileungsi Pernah Ditutup

"Untuk masuk ke dalam rumah ya terganggu karena beberapa beton dan tanah galian menutup halaman saya. Mobil saya sampai diungsikan dulu karena tidak bisa diparkirkan ke dalam garasi," ujar dia.

Suryono mengatakan, dari sepengetahuannya, penggalian gorong-gorong sendiri dilakukan untuk memasang pipa. Namun karena kondisi pipa terlalu kecil, pengerjaan jadi terhenti.

"Ini pemasangan pipa Pertamina, katanya pipanya menyempit, jadi tidak bisa masuk. Nah jika memang seperti itu, tanggung jawab untuk menutup bekas galian jangan diabaikan. Ini malah mangkrak sampai sepekan," terang dia.

Bekas galian tanah gorong-gorong pipa menumpuk di sekitar Jalan Wates KM 12, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Kamis (12/11/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

Tak hanya mengganggu akses jalan warga, bekas galian juga menimbulkan debu. Suryono menjelaskan, sejak Senin hingga Kamis, wilayahnya belum diguyur hujan.

"Akhirnya menciptakan debu di sekitar rumah saya. Jadi terganggu akses jalan, dan juga polusi," keluhnya.

Baca Juga: Temuan Mayat Tanpa Identitas Terikat di Bekas Galian, Gegerkan Warga Bungah

Hal senada disampaikan Sutaryono (50). Warga Kalakan, Argorejo ini sulit keluar rumah karena halamannya terhalang pipa hitam sepanjang lebih kurang 10 meter.

"Pihak pekerja itu tidak ada sosialisasi dan langsung meletakkan pipa panjang tepat di depan rumah saya. Sebelumnya sudah saya tegur, jika ditaruh di sana bagaimana saya keluar?. Tapi karena mereka hanya pekerja ya sudah sampai hari ini pipa masih di depan halaman," ujar pria yang bekerja sebagai satuan keamanan ini.

Tak hanya warga, pedagang makanan di utara Jalan Wates KM 12 juga merasakan dampaknya. Bahkan pendapatan mereka harus berkurang drastis.

Warga Kalakan RT 3, Sutaryono, menunjukkan pipa dengan panjang 10 meter milik PT Pertamina yang tergeletak di depan halaman rumahnya, Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Kamis (12/11/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

"Setelah pembatasan Covid-19 di DIY mulai longgar, pendapatan saya mulai stabil lagi. Biasanya saya jualan di atas gorong-gorong ini. Karena dilakukan penggalian saya pindah ke halaman Kantor Pos, tapi pendapatannya malah berkurang banyak," keluh Sholeh sambil menjajakan makanan yang dia jual.

Baik Suryono, Sutaryono, dan Sholeh berharap, pihak Pertamina segera menyelesaikan penggalian. Di samping mengganggu akses jalan, penggalian ikut mengganggu ekonomi warga.

Dikonfirmasi terpisah, Pjs Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR JBT, Marthia Mulia Asri menjelaskan proyek pekerjaan penggalian pipa di Jalan Wates KM 12, merupakan langsung dari pusat. Keluhan warga soal penggalian yang terhenti hampir satu pekan sedang dilakukan koordinasi dengan pemangku wilayah setempat.

"Infonya saat ini sedang ada tim kami dari Fungsi Asset untuk bertemu dengan pihak Desa Argorejo membahas proses pengerjaan (proyek) tersebut. Masih dilakukan koordinasi tetapi kami belum dapat updatenya," ujar Marthia.

Disinggung terkait penyebab terhentinya proyek, dirinya tak bisa memastikan. Pasalnya, pengerjaan dilakukan langsung oleh Pertamina Pusat.

"Mohon izin, sebenarnya proyek ini bukan di bawah pengerjaan Pertamina MOR IV JBT, tetapi langsung dari pusat. Sementara kami dari MOR IV sudah berkoordinasi di internal Pertamina untuk menindaklanjuti pekerjaannya, termasuk pertemuan hari ini dengan [perangkat] desa setempat difasilitasi tim Asset Pertamina," ujar dia.

Load More