SuaraJogja.id - Magma di dalam perut Gunung Merapi mulai merambat naik setelah pergantian status menjadi siaga level III. Kendati demikian, dari pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, hingga saat ini belum terlihat adanya kubah lava di permukaan kawah.
Kepala Seksi Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan bahwa posisi magma dapat dilihat dari pusat kegempaan atau hiposenter yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Terbaru, sempat terjadi gempa vulkanik dangkal yang kedalamannya berkisar di angka 1,5 kilometer terhitung dari puncak Merapi.
"Dalam hal ini, 1,5 kilometer itu berarti tekanan gasnya. Kalau magmanya tentu sampai bawah, jadi tekanannya terpusat sekarang di angka 1,5 kilometer dari puncak," kata Agus kepada awak media, Kamis (12/11/2020).
Sementara itu, Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan bahwa kondisi Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir memang sudah melebihi erupsi yang pernah terjadi pada 2006.
Namun, data yang tercatat itu belum bisa menyamai erupsi 2010 lalu.
"Dari data kami memang menyerupai erupsi pada 2006 bahkan melebihi. Namun, kalau dibandingkan tahun 2010 masih jauh lebih rendah," kata Hanik.
Hanik menyebutkan, data perbandingan tersebut diambil saat tiga hari menjelang munculnya kubah lava, ditambah juga dengan rata-rata tiga hari sebelum erupsi pada dua tahun terakhir.
Dijelaskan Hanik, berdasarkan pemantauan hingga saat ini memang kubah lava belum terlihat muncul ke permukaan.
Kendati begitu, pihaknya tetap mewaspadi potensi terjadinya erupsi Merapi yang terjadi secara eksplosif.
Baca Juga: Aktivitas Merapi Naik, Berpotensi Erupsi Eksplosif meski Tak Ada Kubah Lava
Hanik menambahkan bahwa sempat terjadi informasi yang simpang siur terkait dengan keluarnya lava atau magma di Gunung Merapi.
Hal tersebut, kata Hanik, hanya merupakan guguran dari sisa erupsi-erupsi terdahulu.
“Itu bukan lava-lava melainkan guguran yang merupakan sisa erupsi yang lama. Misalnya lava 48 atau lava 88 itu lava yang artinya lava itu terbentuk pada tahun 1948 atau tahun 1988. Lava masih di dalam Merapi karena saat erupsi silam belum terlontarkan,” terangnya.
Disampaikan Hanik, guguran lava itu terjadi akibat bertambahnya aktivitas kegempaan Merapi. Selain itu juga lava-lava itu sudah lapuk karena sudah terlalu lama sehingga mudah untuk runtuh.
Terkait perubahan atau kenaikan status Gunung Merapi, kata Hanik, ia akan tetap melihat dari data-data yang ada, mulai dari seismiknya termasuk guguran, vulkanik, hingga melihat data inflasi dan deformasinya serta ancamanan bahaya yang ada.
"Kalau memang nanti kita menaikkan status itu adalah yang menjadi pertimbangan ancaman bahayanya. Status siaga saat ini merupakan status potensi bahaya dari potensi saat ini yakni eksplosif," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Aktivitas Merapi Naik, Berpotensi Erupsi Eksplosif meski Tak Ada Kubah Lava
-
Jauh dari Bencana Primer, Pemkot Jogja Tetap Siaga Antisipasi Erupsi Merapi
-
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, 1.294 Warga Telah Dievakuasi
-
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Jadwal Penerbangan Masih Normal
-
Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Ribuan Warga di 4 Kabupaten Dievakuasi
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Sleman Genjot Ekonomi Timur: Jalan Prambanan-Lemahbang Jadi Andalan, Warga Terima Sertifikat
-
Terungkap, Alasan PSIM Hancurkan Dewa United: Van Gastel Pilih Liburkan Pemain Setelah Kalah
-
Proyek Strategis Nasional (PSN) Untungkan Siapa? Jeritan Petani, Perempuan, dan Masyarakat Adat yang Terpinggirkan
-
Makan Bergizi Gratis Mandek? Guru Besar UGM: Lebih Baik Ditinjau Ulang
-
Pecah Telur, PSIM Yogyakarta Akhirnya Menang di Kandang, Kartu Merah Dewa United jadi Kunci