SuaraJogja.id - Hampir dua minggu sejak 3 November lalu diberlakukan, uji coba kawasan Malioboro bebas kendaraan bermotor menuai beragam respon. Terbaru, respon juga disampaikan mantan Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto.
Sebagai upaya untuk mendukung Malioboro sebagai salah satu jalur sumbu imajiner yang masuk dalam warisan dunia, Pemda DIY melakukan uji coba kawasan tersebut sebagai area full pedestrian atau bebas kendaraan bermotor.
Uji coba yang diterapkan sejak 3 November lalu itu mendapat beragam respon. Sebagian ada yang sepaham, tapi tak sedikit pula yang melayangkan protes.
Beberapa PKL dan pemilik toko di kawasan Malioboro mengeluhkan sepinya pembeli sejak uji coba tersebut dilakukan.
Baca Juga: Tak Tahu Uji Coba Kawasan Pedestrian, Pemilik Toko Malioboro Protes Sultan
Selain dari masyarakat dan PKL di sekitar Malioboro, respon juga disampaikan oleh mantan Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto.
Lewat kicauannya di Twitter, ia menyebut perlu adanya rencana terpadu untuk memberlakukan kawasan Malioboro sebagai area pedestrian atau bebas kendaraan bermotor.
Ia mengingatkan bahwa penutupan kawasan Malioboro jangan sampai mengorbankan kenyamanan mereka terutama wisatawan yang berkunjung ke sana untuk rekreasi maupun belanja.
"Pedestrian tidak sebatas jalan ditutup untuk kendaraan tidak boleh lewat, tetapi tujuannya membuat kenyamanan untuk rekreasi dan atau berbelanja. Sudahkah direncanakan dengan terpadu untuk tujuan tersebut? (ingat Malioboro)," tulis Herry.
Terpisah, pakar permasalahan kota dari UGM yang telah meneliti kawasan Malioboro sejak 2001, Bambang Hari Wibisono mengungkapkan salah satu area sumbu imajiner tersebut tak dimungkiri seiring perubahan zaman terus mengalami transformasi.
Baca Juga: Uji Coba Malioboro Sepi Pengunjung, PKL Desak Pembatasan Jam Pedestrian
"Saya selesai melakukan penelitian dengan objek Malioboro itu 2001. Memang Malioboro telah mengalami transformasi dari periode ke periode. Ini juga muncul konsep yang unik karena memiliki sumbu filosofi bahkan sumbu imajiner yang menghubungkan dari Gunung Merapi hingga Laut Selatan," jelasnya.
Berita Terkait
-
Guru Besar UGM Dipecat buntut Terlibat Kasus Kekerasan Seksual
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
-
Ramai Soal Ijazah Jokowi, Dokter Tifa Merasa Janggal : Ijazah Keluar Duluan Baru Skripsi?
-
Hasan Nasbi Beri Saran Teror Kepala Babi ke Tempo Dimasak, Dosen UGM: Pejabat Begini Menyedihkan
-
UGM Klarifikasi Tuduhan Ijazah Palsu Jokowi Gegara Times New Roman, Publik Makin Curiga
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk