SuaraJogja.id - Seiring berjalannya waktu, kini sejumlah komunitas dengan ciri khasnya yang menarik mulai bermunculan. Salah satunya yang cukup menarik perhatian kami ialah Komunitas Malam Museum.
Komunitas Malam Museum adalah salah satu komunitas edukatif sejarah di Yogyakarta. Museum ini sudah berdiri sejak 2012 dan aktif melakukan kegiatan di sejumlah museum yang ada di Yogyakarta.
Malam Museum hadir dengan keseruan berbeda dari aktivitas di museum pada umumnya.
Bila biasanya saat berkunjung ke museum, masyarakat hanya akan melihat dan membaca penjelasan saja, di komunitas ini akan diedukasi secara lebih interaktif dan tentunya tidak membosankan.
Baca Juga: Waspadai Bahaya Lahar Dingin, BPBD Kota Yogyakarta Tingkatkan Kesiapsiagaan
Sesuai namanya, salah satu kegiatan komunitas ini adalah mengajak masyarakat untuk menjelajahi museum di malam hari. Kegiatan ini dinamakan Jelajah Malam Museum.
Jangan berfikir ini akan jadi wisata horor, karena di sini semua partisipan akan merasakan pengalaman seru yang edukatif tentang sejarah.
Beberapa ruangan museum yang biasanya tak dibuka untuk umum pun akan dibuka pada kegiatan eksternal komunitas ini, seperti ruangan
Awal berdiri
Malam museum awalnya adalah sebuah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Gadjah Mada (UGM). PKM ini dijalankan oleh 4 mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah dan 1 Mahasiswa Ilmu Pariwisata.
Baca Juga: Grace Batubara Kunjungi Yogyakarta dan Serahkan Bantuan Sosial
Namun, saat ini pendiri Malam Museum hanya tersisa satu orang yaitu Erwin Djunaedi. Erwin bercerita saat awal didirikan, kegiatan yang dilakukan Malam Museum bersifat berbayar.
"Karena ini kan awalnya PKM ya. Jadi diharuskan untuk mendapat profit. Tapi sekarang karena kita sudah jadi komunitas maka kegiatan kita sudah tidak berbayar alias nonprofit," ucap Erwin kepada Suara.com.
Erwin mengatakan, untuk kegiatan ini bersifat gratis namun menerima donasi.
Ide awal Malam Museum muncul karena 5 orang mahasiswa penggagas ini hobi jalan-jalan. Mereka pun terinspirasi dari film Night at Museum yang pertama kali rilis pada 2006.
Kesulitan pertama yang mereka hadapi adalah mencari museum yang buka di malam hari. Hal ini karena kebanyakan museum hanya buka saat pagi hingga sore hari.
Setelah mencari, Museum Benteng Vredeburg bersedia untuk menyediakan lokasi kegiatan ini.
Hingga saat ini, Museum Vredeburg menjadi tempat Malam Museum yang paling sering mengadakan kegiatan.
Hambatan
Tantangan yang harus dihadapi Edwin dan kawan-kawan adalah mencari museum yang bisa buka di malam hari. Seperti yang kita ketahui, umumnya museum beroperasi di pagi hingga sore hari.
Namun setelah mengajukan proposal ke beberapa tempat, Museum Benteng Vredeburg mengizinkan untuk mengadakan kegiatan pada malam hari.
Hingga hari ini, kegiatan masih sering dilakukan di Benteng Vredeburg. Sebelum pandemi bahkan rutin mengadakan kegiatan hingga 2 kali dalam sebulan.
Museum-museum lainnya kemudian menyusul memberikan izin, seperti Museum Sandi, Museum Sonobudoyo, Musum TNI Angkatan Udara, dan lainnya.
Hanya Diadakan di Kota Yogyakarta
Kegiatan malam yang diadakan oleh Malam Museum hanya dilaksanakan di wilayah Kota Yogyakarta saja. Hal ini karena mempertimbangkan keamanan para peserta.
Dikhawatirkan bila kegiatan dihelat terlalu jauh dari Kota, peserta dapat mengalami kendala di perjalanan pulang dari Museum.
“Karena kita selesainya kan juga malam. Khawatirnya nanti saat peserta pulang ada kejadian yang tak diinginkan. Nah, kita meminimalisir kemungkinan terjadinya hal itu,” ujar Edwin.
Sejumlah museum di wilayah Bantul pernah menawarkan untuk diadakan agenda Malam Museum. Namun hingga saat ini, Edwin masih mempertimbangkan dari berbagai sisi.
Jumlah Anggota
Malam museum hingga saat ini memiliki 51 relawan dan 7 orang pengurus. Semua anggota di komunitas Malam Museum nantinya yang akan mengurus kegiatan eksternal. Semua anggota di komunitas Malam Museum adalah mahasiswa.
Masih duduk di bangku perkuliahan menjadi salah satu syarat untuk menjadi anggota Malam Museum. Hal ini karena mahasiswa memiliki waktu luang lebih banyak disbanding yang sudah bekerja.
Selain itu, mahasiswa biasanya memiliki ide kreatif dan segar untuk diterapkan ke komunitas.
Awalnya, anggota dari komunitas Malam Museum hanya dari mahasiswa UGM saja. Namun, sejak tahun 2017, komunitas ini mulai dibuka untuk mahasiswa dari universitas lain.
Anggota komunitas ini kemudian banyak dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, MMTC, Atmajaya, UIN Sunan Kalijaga, Bahkan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Kegiatan Internal
Anggota komunitas Malam Museum mendapatkan keuntungan mengikuti workshop yang diadakan secara internal. Workshop ini mengangkat tema yang beragam dan masih berkaitan dengan sejarah.
Komunitas Malam Museum pernah mengadakan workshop tentang penulisan sejarah, cara membersihkan cagar budaya hingga family trip di museum atau cagar budaya.
Malam Museum kerap bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk mengadakan acara internal ini. Diantaranya Dinas Kebudayaan DIY, Unit Pelaksanaan Teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, BPCB DIY, dan masih banyak lagi.
Pada kegiatan internal ini, para anggota akan mendapatkan ilmu yang belum tentu bisa didapatkan oleh pihak eksternal.
Jadi bagaimana, Anda tertarik untuk berkenalan dan mengikuti agenda yang dilaksanakan oleh Komunitas Malam Museum di Yogyakarta ini?
Berita Terkait
-
Sudah Lama Ngarep RK Pindah ke Jakarta Karena Toleran, Komunitas Tionghoa Deklarasi Dukungan ke Pasangan RIDO
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
-
Kuasa Hukum Tuding Kejanggalan, Kasus Cek Kosong Hasanuddin Mas'ud Dibawa ke Tingkat Nasional
Terkini
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan
-
Viral Kegaduh di Condongcatur Sleman, Ternyata Pesta Miras Berujung Keributan
-
Solusi Kerja dan Kreativitas: Janji Harda-Danang Gaet Suara Pemuda Sleman
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
Dukung Partisipasi Masyarakat, Layanan Rekam KTP Kota Jogja Tetap Buka saat Pilkada 2024