Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 15 November 2020 | 12:05 WIB
Pos kesehatan di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Minggu (15/11/2020) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pengungsi di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman mulai mengeluhkan sakit. Hingga saat ini, keluhan penyakit tersebut masih didominasi oleh warga lanjut usia.

“Para pengungsi yang mengeluhkan sakit itu kebanyakan lansia,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo saat dikonfirmasi awak media, Minggu (15/11/2020).

Joko menyebutkan, hingga Jumat (13/11/2020) sore kemarin, tercatat setidaknya ada 93 pengungsi yang datang ke posko kesehatan untuk memeriksakan diri. Dari angka tersebut, setidaknya diperoleh rata-rata ada 10 orang per hari yang datang ke posko kesehatan.

Dari pengungsi yang memeriksakan kesehatannya itu, hipertensi, pilek, hingga badan pegal-pegal menjadi keluhan yang paling banyak ditemui. Namun hingga saat ini, kondisi tersebut masih dapat ditangani dengan baik.

Baca Juga: Erupsi Merapi Diprediksi Lebih Kuat dari 2006 dan 4 Berita SuaraJogja

"Penanganan kesehatan di pengungsian masih terkondisi, masih hanya sebatas keluhan ringan saja," sebutnya.

Joko menyampaikan, penangangan keluhan pengungsi saat ini masih ditangani tim medis yang ada di posko kesehatan. Belum ada keluhan kesehatan pengungsi yang membutuhkan pertolongan lebih lanjut hingga dirujuk ke rumah sakit.

Senada, salah satu anggota tim medis posko kesehatan barak pengungsian Glagaharjo, Khalis, mengatakan, memang kondisi kesehatan para pengungsi relatif masih baik.

Guna lebih memastikan lagi kesehatan para pengungsi terkontrol dengan baik, petugas selalu berjaga 24 jam dengan bergantian di posko kesehatan.

"Kami jaga 24 jam bergantian untuk memastikan kalau tidak ada apa-apa," ucap Khalis.

Baca Juga: Tunggu Pembangunan Kandang Rampung, Evakuasi Hewan Ternak di Sleman Mandek

Khalis menambahkan, petugas kesehatan yang berada di pengungsian juga melakukan pengecekan kesehatan secara rutin dengan mengunjungi barak masing-masing warga. Diakuinya memang keluhan para lansia didominasi oleh pegal-pegal dan hipertensi.

“Kami juga dibantu oleh para psikolog untuk penanganan kesehatan para pengungsi," imbuhnya.

Sementara itu, Panewu Cangkringan Suparmono menuturkan, kendati kebutuhan logistik masih cukup terpenuhi, tetapi ada beberapa yang perlu ditambah lagi.

Salah satunya ketersediaan logistik untuk anak-anak dan lansia terkait dengan vitamin untuk menjaga stamina selama di pengungsian.

"Ada yang perlu diperhatikan, seperti kurangnya logistik untuk anak-anak dan bayi, misal susu, bubur bayi, vitamin, itu kurang. Kalau yang lain masih bisa dicari, kalau khusus itu agak susah. Begitu juga dengan lansia, yang perlu banyak vitamin untuk menjaga stamina," tutur Suparmono.

Terkait hal itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan posko utama agar bisa memberitahukan kepada masyarakat atau relawan yang hendak mengirim bantuan agar nantinya donasi menjadi lebih terarah dan dapat bermanfaat lebih maksimal.

Load More