Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Minggu, 15 November 2020 | 19:42 WIB
Amien Rais menyampaikan pendapat soal Islamophobia. - (YouTube/Amien Rais Official)

SuaraJogja.id - Pendiri Partai Ummat Amien Rais menyebutkan, selama satu bulan terakhir masyarakat dihebohkan dengan pidato Presiden Prancis Emmanuel Macron di sebuah kota. Macron mengatakan, Islam adalah sebuah agama yang didera krisis di seluruh muka bumi.

Sedangkan beberapa minggu sebelumnya, Majalah satire Prancis Charlie Hebdo juga ikut menyulut emosi perasaan umat Islam di Prancis. Amien menyebutkan, majalah yang suka mengolok-olok Islam tersebut mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad, yang dilukiskan sebagai seorang bersorban besar, berwajah bengis sambil mengacungkan pedang.

"Padahal karikatur kurang ajar itu pernah dimuat di harian Denmark Jyllands-Posten 14 tahun lalu dan menggemparkan dunia," terang Amien.

Amien menceritakan, berbagai kota besar di dunia menggelar demo besar-besaran karena penghinaan kepada Nabi Muhammad. Ia pun menyebut Macron sebagai seseorang yang mengidap Islamophobia alias ketakutan terhadap agama Islam dan sudah keterlaluan. Macron membela redaksi Charlie Hebdo, yang menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.

Baca Juga: Diminta Tetap Oposisi, Amien Rais Ajak Habib Rizieq Gabung Partai Ummat?

Selain Nabi Muhammad, Presiden Turki Tayyib Erdogan juga digambarkan sebagai seorang badut yang melakukan porno-aksi. Namun, Amien menilai bahwa Macron lantas bersandiwara, berpura-pura menyayangkan berbagai karikatur yang menyerang agama Islam sekaligus menyampaikan bahwa kebebasan berpendapat di Prancis akan selalu dijamin.

"Dalihnya, kebebasan pers adalah hak asasi manusia. Jadi tidak ada yang salah," ujarnya.

Sedangkan dari para tokoh dunia Islam, yang paling keras menentang sikap Macron adalah Tayyib Erdogan. Presiden Turki itu menganjurkan Macron untuk segera memeriksakan kesehatan mentalnya kepada para ahli. Mungkin, di mata Erdogan, kata Amien, orang nomor satu di Prancis itu sudah tidak waras lagi.

Tidak hanya itu, Erdogan juga langsung memanggil Duta Besar Turki untuk Prancis agar pulang ke negaranya. Saat ini, Erdogan juga tengah memikirkan langkah-langkah diplomatik dan politik dalam menghadapi aksi-aksi Macron yang sangat diskriminatif pada umat Islam di Prancis.

Jumlah umat Islam yang ada di negara anggur merah itu ada 5,7 juta atau sekitar 8,8% dari jumlah total penduduk Prancis. Menurut Amien, perilaku islamophobia yang diperlihatkan Macron tidak berdiri sendiri. Saat ini, fenomena islamophobia telah menjadi fenomena global yang terjalin satu dan lainnya.

Baca Juga: Amien Rais Bareng Deklarator KAMI Kunjungi Habib Rizieq

"Dulu, selama tiga tahun antara 1992 sampai 1995, itu Serbia mengganas, melakukan kebiadaban melenyapkan teman-teman kita di Bosnia itu atas nama ethnic cleansing," tutur Amien.

Load More