Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Selasa, 17 November 2020 | 17:52 WIB
Petugas mulai memperbaiki talut longsor yang ada di Jalan Srandakan, Desa Triharjo Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Senin (16/11/2020). [Dok.ist DPU DIY]

SuaraJogja.id - Dinas Pekerjaan Umum (PU) Perumahan dan ESDM DIY mulai memperbaiki talut irigasi sekunder yang ambrol hampir sepekan di Jalan Srandakan, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Perbaikan ditarget rampung dalam seminggu.

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (PU), Perumahan dan ESDM DIY, Bambang Sugaib menjelaskan perbaikan talut longsor sepanjang 20 meter itu sudah dilakukan sejak Senin (16/11/2020).

"Sudah kami cek lokasi sebelumnya. Kemarin (Senin) sudah kami benahi dan lakukan perbaikan. Targetnya sepekan bisa selesai jika tidak hujan lebat," ujar Bambang dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (17/11/2020).

Bambang menjelaskan perbaikan sendiri menggunakan anggaran rutin untuk perbaikan saat kondisi mendadak. Kurang lebih Pemda menggelontorkan biaya di bawah Rp10 juta.

Baca Juga: Pemuda Bantul Tabrak Pagar Fly Over Janti, Dinyatakan Meninggal di Lokasi

"Itu pakai biaya rutin ya, tidak sampai banyak habisnya. Tidak sampai Rp10 juta untuk perbaikan nanti," kata dia.

Bambang memprediksi jika konstruksi tersebut sudah berusia 10 tahun. Karena intensitas hujan yang cukup tinggi bisa menjadi faktor ambrolnya talut yang bersebalahan dengan Jembatan Waru-waru.

"Prediksi saya ya sudah cukup tua, mungkin 10 tahun. Mengingat cuaca hujan saat ini, kekuatan talut mungkin menipis dan terjadi ambrol," kata dia.

Disinggung apakah akan menggunakan material dengan kualitas yang lebih baik untuk menghindari longsoran ke depan, Bambang mengaku tak membutuhkan material khusus.

"Itu hanya konstruksi talut biasa. Jadi cukup menggunakan material seperti batu, pasir, untuk menahan tanah agar tak ambles lagi," ujar Bambang.

Baca Juga: Tempat Penampungan ODGJ Overload, Pemkab Bantul Bangun Shelter Tahun Depan

Ia menjelaskan di tengah situasi hujan saat ini potensi longsoran talut yang ada di jalur irigasi atau sungai bisa terjadi. Namun begitu pihaknya belum memiliki data titik lokasi talut yang rawan longsor, bahkan membahayakan manusia.

"Ketika ambrol dadakan itu kan kita tidak bisa memprediksi. Datangnya juga tiba-tiba, nah jika memang terjadi lagi, harapannya warga atau pihak terkait bisa menghubungi kami. Nanti kami cek dahulu, untuk menyiapkan bahan dan penghitungan. Selanjutnya baru kami lakukan perbaikan," ujar Bambang.

Sebelumnya diberitakan, talut sepanjang lebih kurang 20 meter di Jalan Srandakan sisi selatan ambrol. Hal itu diduga lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi terjadi di Bantul beberapa pekan lalu.

Talut ambrol sebanyak 2 kali, terakhir ambrol pada Sabtu (14/11/2020) hingga membuat lebar longsoran. Hal itu dianggap berbahaya pasalnya talut berdekatan dengan akses kendaraan yang biasa dilintasi masyarakat.

Load More