SuaraJogja.id - Dampak Gunung Merapi yang saat ini masih berstatus Siaga atau level III mulai dirasakan oleh pedagang di kawasan lereng. Tidak adanya kunjungan wisatawan membuat warung-warung di sepanjang kawasan wisata lereng Merapi jarang dijamah oleh manusia.
Kendati bisa dibilang mati suri, tak sedikit dari warga yang tetap teguh membuka warungnya berharap ada satu dua orang yang datang. Seperti yang dilakukan oleh Wahyuning, warga Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman.
Perempuan berusia 51 tahun tersebut masih tetap setia menanti kedatangan tamu yang hendak mampir ke warung makannya. Sempat merasakan angin segar ketika pengunjung mulai ramai beberapa bulan lalu semenjak pandemi Covid-19, Bu Ning sapaan akrabnya harus rela bersabar lebih lama lagi.
"Mulai Covid-19 sudah sepi tapi waktu masa liburan kemarin sempet sudah mulai rame. Tapi ternyata status Gunung Merapi naik menjadi siaga, ya jadinya sepi lagi. Kalau dulu pandemi Covid-19 awal udah sepi sekarang ditambah dengan Merapi jadi lebih sepi lagi," tutur Bu Ning saat ditemui SuaraJogja.id, di warung makannya, di Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Rabu (18/11/2020).
Menurutnya, status Gunung Merapi yang naik kali ini memberikan dampak yang lebih besar ketimbang dengan pandemi Covid-19 awal lalu. Hal itu membuatnya harus pintar-pintar menyiasati bahan makanan yang perlu dibeli. Sebab kalau tidak, bahan-bahan itu nanti hanya akan basi dan akhirnya terbuang sia-sia. Jika dalam keadaan normal, warung makan Bu Ning menyediakan berbagai macam aneka lauk penyetan dan sayur saat ini hanya tinggal beberapa menu saja.
"Mi instan, nasi goreng dan soto, semacam itu saja yang tersedia. Soalnya yang sederhana saja," sebutnya.
Diakui Bu Ning, sekarang ia lebih mengandalkan persediaan bahan makanan yang masih tersisa dan baik untuk diolah lagi.
Tak hanya itu, sekarang jam operasional warung pun juga dikurangi. Jika sebelumnya warung makan Bu Ning biasa buka dari pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Sekarang buka jam 08.00 WIB hanya sampai jam 20.00 WIB saja. Penurunan pengunjung tentu saja dibarengi dengan turunnya pendapatan yang diterima.
Bu Ning mengatakan, kalau dulu saat warungnya masih buka dengan kondisi normal tanpa pandemi Covid-19 dan kenaikan status Merapi, keuntungan sebesar Rp700 ribu sehari dengan mudah dikantongi. Namun sekarang, Rp100 ribu pun sudah sangat banyak, sejauh ini rata-rata di bawah itu.
Baca Juga: Berkali-kali Gempa Guguran, Gunung Merapi Keluarkan Gemuruh Keras
Kendati dengan kesederhanaan itu, Bu Ning tetap memilih untuk membuka warungnya. Sebab, warung ini menjadi satu-satunya usaha untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Kemarin saat hari pertama diumumkan bahwa status Gunung Merapi naik, saya sempet tutup warung selama tiga hari. Soalnya ditambah hujan juga waktu itu," ucapnya.
Terkait upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi, Bu Ning mengaku sudah mengemasi semua surat-surat penting miliknya untuk dibawa ke rumahnya yang berada di daerah bawah. Bu Ning pun menerangkan sudah mendapatkan informasi terkait diperbolehkannya warga untuk mengungsi lebih dulu.
Artinya, warga sudah diberi semacam arahan bahwa bagi siapapun yang akan mengungsi secara mandiri sudah diperbolehkan. Jika pun ingin ikut mengungsi ke barak-barak pengungsian yang telah disediakan juga telah disiapkan.
"Saya memilih ngungsi mandiri, soalnya juga ada cucu. Ada orang tua di bawah. Sementara ini saya masih sering di sini, mungkin dua hari sekali baru turun," imbuhnya.
Bu Ning sendiri menyatakan siap jika memang sewaktu-waktu diumumkan dan diminta untuk mengevakuasi diri ke tempat yang lebih aman. Sebab tidak dipungkiri bahwa dalam situasi yang tidak menentu semacam ini hanya membuatnya semakin was-was.
Berita Terkait
-
Wisata di Kawasan Gunung Merapi Tutup
-
Duh, Monyet di Gunung Merapi Mulai Turun, Pertanda Apa?
-
Belajar dari Erupsi Merapi 2010, BPBD Sleman Fokus ke Penerimaan Pengungsi
-
Berkali-kali Gempa Guguran, Gunung Merapi Keluarkan Gemuruh Keras
-
Muncul Makelar Ternak, Pemerintah Daerah Diminta Bantu Warga Lereng Merapi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!