Bantuan itu berasal dari kerja sama dengan Infrastrukur Digital Edukasi (IDE), yang menyerahkan 18 ponsel kepada SD Bopkri III Demangan. Selanjutnya, sekolah akan meminjamkan ponsel tersebut kepada siswa kelas 5 dan kelas 6 terutama dari keluarga selama ini tidak memiliki ponsel.
Kepala SD Bopkri Demangan III Depok Sleman Mustari Admini mengungkapkan sekolah mencoba untuk hadir dalam persoalan yang dihadapi oleh para siswa selama ini. Berbagai kendala yang dihadapi oleh masing-masing siswa di rumahnya tidak dipungkiri juga dirasakan oleh pihak sekolah.
"Kesulitan yang memang dirasakan beberapa siswa salah satunya saat harus menunggu orangtua selesai bekerja agar bisa menggunakan hp untuk mengerjakan tugas dari sekolah," ungkap Mustari.
Dilanjutkan, dampak dari hal tersebut menjadikan pengumpulan tugas sekolah oleh siswa menjadi tertunda. Namun sekolah juga tidak tinggal diam untuk memberikan kelonggaran bagi para siswa yang kesulitan tadi.
Baca Juga: Dukung Sekolah Dibuka Lagi, DPRD DKI: PJJ Sudah Renggut Nyawa Anak!
"Tetapi karena tugasnya setiap hari, jadi bapak ibu guru harus meluangkan waktu lebih untuk menilai tugas yang dikumpulkan anak-anak," ucapnya.
Mustari menyampaikan bahwa rata-rata pekerjaan orangtua siswa di sekolahnya adalah swasta, mulai dari pedagang hingga buruh. Menurutnya pemberian kepada anak-anak kelas atas ini memang dibutuhkan sebagai pendukung pembelajaran daring.
"Kalau siswa total ada 114 anak, nah yang diberikan bantuan ini adalah siswa yang memang tidak mempunyai atau kekurangan hp khususnya anak kelas atas. Semoga memang tepat sasaran dan dapat bermanfaat, artinya siswa tetap bisa mengerjakan tugas walaupun orangtua sedang bekerja," tuturnya
Selama ini sekolah juga telah memberikan subsidi berupa kuota pembelajaran kepada siswanya. Kuota data internet sekolah yang diberikan itu senilai Rp25.000 setiap bulan ditambah juga bantuan dari pemerintah pusat.
Semenyara itu Business Development IDE Andreas Setiawan menyampaikan bahwa bantuan ponsel yang diberikan kepada anak-anak sekolah SD Bopkri Demangan III itu adalah hasil kerja sama dengan kitabisa.com sebagai bentuk dukungan kepada siswa agar tetap semangat menjalani pembelajaran jarak jauh. Dukungan tersebut dilengkapi dengan sudah tersedianya aplikasi guna menunjang pembelajaran.
Baca Juga: Sekolah Dibuka Kembali, Bolehkah Tetap Memilih PJJ atau Kelas Online?
Dikatakan Andreas, salah satu aplikasi yang tersedia di ponsel tersebut adalah myscool. Lebih lanjut aplikasi ini dapat digunakan untuk menyediakan kelas online secara lebih terjadwal.
Berita Terkait
-
Sekolah di Jakarta Pusat Terapkan PJJ Saat Pengumuman Hasil Pemilu 2024
-
Pasca Kejadian Nahas Siswi Melompat Dari Lantai 4, SDN 06 Petukangan Utara Gelar PJJ
-
Dekat dengan Lokasi KTT ASEAN, 1.108 Sekolah di DKI Bakal Terapkan PJJ Sampai 9 September
-
Heru Budi Sebut Pelajar Jaksel dan Jakpus Belajar Jarak Jauh Pada 4-7 September, Alasannya?
-
Perhelatan KTT Asean, Pemprov DKI Bakal Berlakukan PJJ Bagi Siswa di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin