Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 23 November 2020 | 15:30 WIB
Petugas sedang membersihkan ranting-ranting pohon yang berisiko mencelakai pengguna jalan di sekitar Jalan Magelang, Sleman, Senin (23/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman terus melakukan pembersihan terhadap ranting-ranting pohon yang dirasa sudah terlalu tinggi dan membahayakan masyarakat. Hal ini sebagai salah satu antisipasi terhadap intensitas hujan yang makin tinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala DLH Sleman Dwi Anta Sudibya mengatakan, pembersihan ranting pohon ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai La Nina, terlebih melihat pergantian cuaca yang makin ekstrem akhir-akhir ini.

"Ini sebagai salah satu langkah antisipatif kita, dengan memangkas ranting pohon-pohon besar, terutama yang ada di pinggir jalan," kata Sudibya saat dikonfirmasi awak media, Senin (23/11/2020).

Sudibya menyebutkan bahwa kendala yang sedang dihadapi saat ini adalah terbatasnya jumlah peralatan. Jumlah peralatan yang dimiliki DLH Sleman saat ini dinilai tidak cukup ideal untuk melakukan operasi pemangkasan tersebut di seluruh wilayah Sleman.

Baca Juga: Bantul Diguyur Hujan Deras, 4 Pohon Tumbang Timpa Rumah Warga

Menyiasati hal itu, pihaknya membuat mekanisme kerja dengan pemberlakuan tim. Setiap tim itu terdiri atas satu unit Skylift atau mobil pemotong dahan disandingkan dengan dua unit dump truck.

"Harapannya, tim ini dapat bekerja lebih efektif dengan melakukan pemotongan sekaligus pembersihan usai pemangkasan tersebut," ucapnya.

Kendati sudah dibuat mekanisme kerja dengan pembagian tim tersebut, tetapi nyatanya tetap ada kekurangan saat operasional berlangsung. Pasalnya, saat ini pihaknya hanya memiliki dua tim yang bergerak melakukan pembersihan tersebut.

Oleh sebab itu, kata Sudibya, pemangkasan akan difokuskan kepada pohon-pohon yang dinilai berisiko lebih tinggi. Selain itu, letak pohon yang berada di tepi jalan dengan lalu lintas yang padat juga menjadi sasaran utama.

"Pohon-pohon yang berakar serabut, contohnya pohonnya angsana dan pohon beringin, bakal lebih diperhatikan," sebutnya.

Baca Juga: Dalam 9 Bulan Terakhir, Limbah Elektronik di Jakarta Capai 22 Ton

Disampaikan Sudibya, masyarakat yang sudah menginginkan adanya pemangkasan di wilayahnya diminta untuk bersabar. Akibat keterbatasan tim dan peralatan tadi, kata Sudibya, jika memang dianggap pohon tersebut belum membahayakan, bakal ditunda terlebih dahulu penanganannya.

Sudibya tidak melarang masyarakat yang hendak memangkas atau melakukan pembersihan secara mandiri terhadap pohon yang dinilai sudah berpotensi mengancam keselamatan warga.

Namun disarankan, masyarakat melakukan koordinasi terlebih dahulu sebelum melakukan eksekusi.

"Jika memang mau dan dirasa sanggup dipersilakan. Namun lebih baik tetap ada informasi terlebih dahulu kepada kami," tuturnya.

Sudibya menambahkan bahwa pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan BPBD Sleman dan para relawan di setiap kapanewon.

Diharapkan semua pihak bisa turut bekerja sama terkait dengan antisipasi bencana yang mungkin saja terjadi.

Load More