SuaraJogja.id - DPW PKS DIY mendukung niat pengurus pusat untuk tetap menjadi oposisi di pemerintahan Jokowi-Maaruf Amin dalam Munas V PKS di Bandung. Hal itu dilakukan agar PKS bisa menjadi penyeimbang sekaligus menaikkan suaranya pada Pemilu 2024 mendatang.
"Kami sebagai partai manut saja apa yang diinginkan DPP. Intinya PKS itu ke depan ingin naik kelas, minimal dua digit gitulah. Itu targetnya," ujar Ketua DPW PKS DIY Agus Mashudi di Kantor DPW PKS DIY, Minggu (29/11/2020).
Menurut Agus, keputusan tetap menjadi oposisi pemerintah didasarkan pada sejumlah alasan.
Di antaranya masukan dari para kader dan simpatisan.
Baca Juga: Legislator Senior Jawa Barat Nur Supriyanto Meninggal Akibat Covid-19
PKS juga melakukan silaturahmi kepada para tokoh dan majelis syura PKS. Dalam pertemuan tersebut, banyak tokoh memang menginginkan PKS tetap berperan sebagai oposisi pemerintah hingga Pemilu 2024 mendatang.
"Makanya, sepertinya peran oposisi tetap akan diperankan PKS sampai 2024 sebagai kekuatan penyeimbang. Kalau semua masuk [pemerintahan] sana, siapa yang mengontrol pemerintah," ungkapnya.
Untuk menaikkan suara PKS dalam pemilu, baik pemilukada maupun pemilu 2024 mendatang, lanjut Agus, PKS melakukan sejumlah pendekatan.
Selain perubahan AD/ART dan tagline agar lebih bisa diterima masyarakat, PKS juga melakukan perubahan logo PKS.
PKS juga menargetkan mampu memunculkan tokoh-tokoh baru dari daerah, sehingga makin banyak generasi muda yang masuk dalam kepengurusan partai.
Baca Juga: Studi INFID: 70,5 Persen Masyarakat Sepakat RUU PKS Diberlakukan
Terkair perubahan logo, PKS membuat logo baru dengan warna yang cukup berbeda dari sebelumnya.
Warna hitam dan kuning yang jadi dominan sebelumnya diubah menjadi oranye dan putih. Hanya nama PKS yang masih tetap berwarna hitam.
"Logo baru dibuat lebih eye-catching dan milenial," jelasnya.
Sementara, BPU PKS DIY Agus Effendi menjelaskan, partai tersebut menggelar lomba membaca Kitab Kuning dalam rangka memeriahkan Munas V PKS.
Kegiatan yang sudah digelar keempat kalinya ini sebagai bentuk penghormatan pada ulama dan santri.
"Lomba ini untuk membangun tradisi keilmuan biar kita dalam berpendapat ada dasarnya, luas ilmunya agar tidak fanatis pada golongan," imbuhnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Legislator Senior Jawa Barat Nur Supriyanto Meninggal Akibat Covid-19
-
Studi INFID: 70,5 Persen Masyarakat Sepakat RUU PKS Diberlakukan
-
Minta Jokowi Cari Profesional, PKS Sarankan Susi Gantikan Edhy Prabowo?
-
Putuskan Libur Panjang, PKS Sebut Pemerintah Abaikan Lonjakan Kasus Covid
-
Aset Hasil Korupsi Eks Presiden PKS, KPK Serahkan ke Lembaga BIG
Terpopuler
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Here We Go! Jaka Pindah ke Leeds United, Jay Idzes Direkrut Udinese?
-
Punya Nama Depan Jaka, Pemain Berbandrol Rp415 M Ini Keturunan Indonesia?
-
Dear Pak Prabowo! Ekonomi RI Tak Menggembirakan, Rakyat Tak Pegang Duit
-
5 Pemain Kesayangan Patrick Kluivert Tak Dilirik Gerald Vanenburg ke Timnas Indonesia U-23
-
6 HP Samsung Rp1 Jutaan Terbaik Juni 2025: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
Terkini
-
Sinyal Kuat Jokowi ke PSI: Karpet Merah Menanti, Tapi Bukan Jaminan Menang
-
Dorong Korban PHK Jadi Wiraswasta, Ketua DPRD Sleman: Dana JHT Bisa Jadi Modal Awal
-
PHK di Sleman Meningkat 1.259 Kasus per Juni 2025, Disnaker Siapkan Jurus Ampuh Atasi Pengangguran
-
Pengacara Jokowi Sebut Ijazah Bisa Bikin Negara Chaos, Rocky Gerung: Argumen Dungu!
-
Polemik Lahan Transmigran di Konawe Selatan Terancam Digusur, Pemkab Sleman Turun Tangan