SuaraJogja.id - Hujan dengan durasi yang cukup lama mengguyur wilayah Yogyakarta dan sekitarnya beberapa hari terakhir.
Hal ini diakibatkan oleh fenomena Madden Julian Ossilation (MJO), atau adanya penumpukan uap air di sekitar wilayah DIY.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sleman Reni Karningtyas menjelaskan, MJO merupakan perambatan awan konvektif ke arah timur.
Perambatan itu terjadi tepatnya di sepanjang ekuator mulai dari Samudera Hindia sampai perairan Pasifik Barat dan Tengah.
Baca Juga: Tips Motoran Saat Hujan: Jangan Berhenti Sekonyong-konyong Koder
Reni menyebutkan, setidaknya kecepatan perambatan itu mencapai 5 meter per detik.
Periode perambatan berkisar dari 30 hingga 60 hari.
"Selain itu, ada juga pengaruh dari konvergensi atau peristiwa pertemuan angin di Jawa. Akibatnya, penumpukan uap air itu terjadi di sekitar DIY, sehingga memang banyak hujan," kata Reni saat dikonfirmasi awak media, Senin (30/11/2020).
Reni melanjutkan bahwa fenomena MJO ini masih akan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk di perairan Jawa, setidaknya hingga awal Desember mendatang.
Sementara itu, fenomena La Nina, yang sudah banyak dikhawatirkan, baru akan mencapai titik puncak pada periode Desember hingga Januari mendatang.
Baca Juga: Cocok Disantap saat Musim Hujan, Begini Cara Membuat Budae Jjigae di Rumah
"Walaupun begitu, dampak La Nina akan masih akan terjadi secara bervariasi dari Januari sampai dengan Maret 2021, tergantung dengan wilayah masing-masing," tuturnya.
Diungkapkan Reni, memasuki Desember sampai Februari 2021, curah hujan memang akan meningkat.
Dalam periode waktu itu akan dibarengi juga dengan puncak fenomena La Nina serta Monsun Asia atau angin baratan.
"Dampaknya nanti wilayah Indonesia akan menerima cukup banyak uap, jadi memang hujan yang cukup tinggi saat ini belum mencapi puncak dampak dari La Nina," sebutnya.
Reni menambahkan, semua pihak harus mempersiapkan perencanaan antisipasi bencana yang mungkin saja terjadi.
Diharapkan peringatan dini dapat meminimalisasi dampak yang mungkin saja terjadi.
Berita Terkait
-
Hujan Badai Tak Masalah! Ini Ciri-Ciri Jas Hujan Motor yang Bagus
-
Firdaus Oiwobo Pamer Bisa Pindahkan Hujan dalam 5 Menit, Hasilnya?
-
Viral Fenomena 'Hujan Jeli' di Gorontalo Bikin BMKG dan BRIN Buka Suara, Ternyata Cuma...
-
Menghadapi DBD di Musim Hujan: Anak dan Dewasa Sama Rentannya
-
Jaga Rangka Motor Tetap Kinclong, Bye-bye Karat!
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Upaya Tekan Kasus Kemiskinan, Kulon Progo Luncurkan BPNT APBD 2025
-
Prabowo Bentuk Danantara, Tokoh Kritik Jokowi Jadi Dewas: 'Tuntut Diadili, Kok Jadi Pengawas?'
-
Cegah Antraks Masuk Bantul, Pasar Hewan dan Kandang Ternak Diawasi Ketat
-
Sita Kursi dan Meja, Satpol PP Tertibkan PKL Bandel di Kotabaru Yogyakarta
-
Tak Perlu Panik Buying jelang Ramadan, Harga Pangan di Kulon Progo Terkendali