SuaraJogja.id - Sekretaris Daerah Sleman Harda Kiswaya menyatakan, status tanggap darurat bencana di Kabupaten Sleman diperpanjang. Perpanjangan dilakukan dengan dua pertimbangan, yaitu pandemi COVID-19 dan status Gunung Merapi siaga atau level III.
Berkenaan dengan perpanjangan status tanggap darurat yang sebelumnya ditetapkan sejak 5 November 2020 itu, Pemkab Sleman memastikan dana tidak terduga (TT) yang dimiliki oleh Sleman masih aman.
"Karena kami penggunaan TT juga hati-hati, kalau tidak salah jumlah TT Rp32 miliar," ujarnya, Selasa (1/12/2020).
Diperpanjang hingga 31 Desember 2020, status Siaga Merapi perlu dilengkapi dengan penanganan tersendiri, khususnya berkaitan dengan pengungsian.
"Nah harus kami siapkan ini, berkaitan dengan daerah yang ketika nanti ada kemungkinan peningkatan eskalasi. Maka semua barak di Cangkringan dipersiapkan, disusul kemudian Pakem, Turi. Bahkan Pakem, Turi dengan kemandirian warga, mereka sudah mempersiapkan, kesadaran warga baik," kata Harda.
Harda menambahkan, dalam pekan ini pihaknya masih terus meningkatkan kesiapan barak yang berada di wilayah Cangkringan, selanjutnya mempersiapkan barak di wilayah Turi dan Pakem.
Sementara ini, persiapan barak di Turi dan Pakem juga sudah mulai dilakukan oleh warga setempat secara mandiri, tambah Harda.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman Joko Supriyanto mengungkapkan, surat perpanjangan tanggap darurat Merapi sudah ditandatangani dan berlaku sejak 1 Desember 2020 hingga 31 Desember 2020.
Lewat koordinasi bersama BPPTKG dan instansi lain terkait kesiapsiagaan bencana Merapi, diketahui bahwa erupsi Merapi diperkirakan terjadi dalam waktu dekat. Batas radius bahaya masih sama, yaitu 5 kilometer. Belum adanya perubahan radius bahaya ini dikarenakan tidak ada tumpukan lava di puncak gunung.
Baca Juga: Misteri 3 Gunung Api Meletus Bareng Terungkap! Semeru, Merapi dan Lewotolok
Yang menyebabkan bahaya adalah tumpukan kubah lava di puncak karena bila longsor, maka akan menimbulkan wedus gembel. Jika tidak ada tumpukan kubah lava, bahaya yang muncul adalah material vulkanik seperti pasir dan kerikil, yang radiusnya hanya 5 km jka terjadi erupsi.
Mengetahui perkiraan guguran lava yang kecil, maka yang diamankan oleh Pemkab adalah penghuni wilayah yang berada pada radius 5 km dari puncak.
"Kemudian dalam rekontijensi kami, ada skenario kubah lava menumpuk 10 juta meter kubik, bila terjadi erupsi maka diperkirakan longsor sebanyak 5 juta meter kubik. Kalau longsor 5 juta meter kubik, bahaya terjauh 9 km di Kali Gendol, Kali Opak. Kalau Kali Krasak 7 Km. [Paling terdampak] itu sungai, karena longsor ke sungai semua," paparnya.
Namun diketahui, saat ini tumpukan kubah lava hanya sebanyak 200.000 meter kubik. Sejak 2019 hingga saat ini, belum ada tambahan kubah lava.
Kendati demikian, BPBD Sleman juga sudah menyiapkan barak-barak untuk mengantisipasi adanya peningkatan ancaman bahaya Merapi atau kenaikan eskalasi, misalnya radius bahaya menjadi 7 km dari puncak. Barak tersebut diperuntukkan bagi warga Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen.
Tercatat ada empat barak yang disiapkan oleh Pemkab Sleman dalam antisipasi bahaya erupsi Merapi ini, yaitu barak Glagaharjo, Gayam, Koripan, Kepuharjo.
"Kalau [eskalasi bahaya] tidak naik, hanya di Glagaharjo cukup. [Barak lain] disiapkan untuk kenaikan jika status Merapi jadi awas," terangnya.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Misteri 3 Gunung Api Meletus Bareng Terungkap! Semeru, Merapi dan Lewotolok
-
Gunung Merapi-Semeru-Lewotolok Meletus Berurutan, Begini Kata PVMBG
-
Tanggap Darurat Merapi Berakhir, Sleman Tunggu BPPTKG untuk Perpanjangan
-
Konsentrasi Karbon Dioksida Gunung Merapi Meningkat
-
Kasus COVID-19 Hampir Tembus 6 Ribu, DIY Perpanjang Status Tanggap Darurat
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Jogja Siaga Banjir, Peta Risiko Bencana Diperbarui, Daerah Ini Masuk Zona Merah
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Buruan Klaim 'Amplop Digital' Ini!
-
Heboh Arca Agastya di Sleman: BPK Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Situs Candi
-
Gus Ipul Jamin Hak Wali Asuh SR: Honor & Insentif Sesuai Kinerja
-
Rp300 Triliun Diselamatkan, Tapi PLTN Jadi Korban? Nasib Energi Nuklir Indonesia di Ujung Tanduk