Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 01 Desember 2020 | 21:05 WIB
Ilustrasi umkm (freepik)

SuaraJogja.id - Pandemi COVID-19 masih merebak di Kabupaten Sleman, meskipun begitu, tidak menyurutkan rencana Pemerintah Kabupaten setempat untuk menyelenggarakan Festival Usaha Mikro Kecil Menengah Sembada 2020 secara luring.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sleman Pustopo mengungkapkan, Festival UMKM Sembada kali ketiga ini, sedianya dilaksanakan pada 6 Desember 2020, di Atrium Jogja City Mall.

"Sebetulnya dengan kondisi di tengah pandemi seperti sekarang ini menjadi pemikiran kami, dilaksanakan atau tidak. Kalau kami berhenti karena COVID-19, saya mendapat protes dari UMKM," kata dia, saat menggelar jumpa pers di Pendopo Pemkab Sleman, Selasa (1/12/2020).

Pustopo memastikan, meskipun diselenggarakan secara luring, namun protokol kesehatan (prokes) harus diterapkan ketat di semua lini.

Baca Juga: Muncul Dugaan Kasus Politik Uang Lewat Bansos, Ini Respon Bawaslu Sleman

"Hari ini digelar rapat teknis bagaimana prokes dilakukan. Kerjasama dengan tempatnya juga, kami bekerja sama dengan Event Organizer. Saya tidak ingin pameran menjadi masalah saat prokes tidak ketat," ujarnya.

Pustopo menambahkan, saat kegiatan berlangsung, pihak penyelenggara tidak henti-hentinya memberikan pengertian kepada pengunjung dan peserta untuk menjalankan prokes. Termasuk agar pengunjung menghindari berkerumun.

Rencana akan ada 64 stand yang berpartisipasi, diisi oleh 143 UMKM. Seluruh peserta murni merupakan UMKM Sleman. Kriteria stand mulai dari UMKM pemula hingga eksis. Mereka akan dibaurkan, agar pemula ikut belajar dengan yang sudah mapan. UMKM yang mapan bisa menarik pengunjung ke sana.

"Bisa saja 1 stand diisi UMKM serumpun," urainya.

Pustopo mengklaim, produk yang ditampilkan dalam festival ini adalah produk-produk yang telah melewati kurasi ketat, selama sepekan. Baik itu kurasi produk maupun SDM pendukung.

Baca Juga: Kantor Bawaslu Disapu, Aktivis JCW Sindir Bagi Bansos di Pilkada Sleman

Untuk menarik pengunjung dengan cakupan lebih luas, Diskop UKM juga menyertakan pameran daring. Barang-barang yang dipamerkan luring juga ditampilkan di laman daring.

"Transaksi pembelian produk bisa dilakukan dua cara, digital dan manual. Melalui laman daring, pameran bisa diakses dari luar daerah," paparnya.

Bukan hanya menampilkan dan menjual produk, pameran juga akan diisi dengan sejumlah gelar wicara.

Gelar wicara tersebut memberikan momen pembelajaran bagi peserta, pengunjung dan UMKM, salah satunya dalam hal ekspor.

"Bagi yang tahun ini tidak bisa ikut jualan, bisa ikut talkshow (gelar wicara)," terangnya.

Diketahui hanya mengikutsertakan 143 UMKM se-Sleman, Pustopo menyebut saat ini UMKM di Sleman mencapai 68.000 usaha.

Jumlah tersebut terdiri mulai dari moda pakaian, makanan, minuman, kerajinan dan lain-lain.

Angka tersebut diperkirakan cenderung meningkat, terlebih di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.

"Karena banyak muncul UMKM baru yang [dibangun oleh masyarakat] terdampak  terdampak pemutusan hubungan kerja. Dulu pegawai perusahaan, begitu dirumahkan menjadi UMKM pemula yang menjual makanan dan minuman," ujarnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More