SuaraJogja.id - Bawaslu Sleman masih melakukan penelusuran lebih lanjut terkait laporan penyalahgunaan bantuan sosial masyarakat oleh salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman dalam Pilkada serentak 2020.
"Beberapa informasi awal sudah kami telusuri. Namun memang kami masih membutuhkan waktu untuk proses lebih lanjut," ujar Ketua Bawaslu Sleman Abdul Karim Mustofa kepada awak media, Selasa (1/12/2020).
Karim menjelaskan bahwa saat ini penelusuran dan penyelidikan masih terus dilakukan. Hal itu juga sekaligus untuk menemukan siapa saja yang ikut dalam kasus tersebut.
Kata Karim, alat bukti yang memang sudah diberikan dan tersedia di Bawaslu Sleman juga menjadi media tersendiri untuk pengungkapannya.
"Pada intinya kami minta perhatian dan dukungan kepada masyarakat jika memang mendapat bukti atau informasi yang lain. Masyarakat bisa langsung menyampaikan itu kepada Bawaslu Sleman untuk penelusuran lebih lanjut," pintanya.
Ketika ditanya mengenai jumlah laporan yang telah masuk ke Bawaslu Sleman hingga saat ini, Karim menjawab sudah ada dua laporan yang masuk. Namun dari dua laporan itu, satu terpaksa telah dihentikan setelah tidak memenuhi unsur.
Sementara sisa satu kasus yang masih berjalan terus akan diproses lebih lanjut. Terkait itu, dikatakan Karim, investigasi akan lebih diperdalam sesuai dengan cara dan peraturan yang berlaku.
"Dua laporan itu terkait dengan netralitas dan kode etik. Nah untuk yang kasus bansos dan sejenisnya masih kita telusuri melalui berbagai pihak mulai dari panwascam, panwaslu desa, dan teman-teman masyarakat pegiat pemilu. Pokoknya kita kumpulkan informasi semaksimal mungkin," tuturnya.
Karim menyebut tidak akan tergesa-gesa dalam memutuskan dugaan kasus tersebut. Jika pun memang ada bukti kuat yang mengarah ke situ tetap akan dirapatkan dengan pihak-pihak terkait, baik dari Bawaslu sendiri hingga kepolisian dan kejaksaan.
Baca Juga: CEK FAKTA Pilkada Sleman: Klaim Paslon 03 Soal Perda Penanganan Bencana
"Selama kasus itu memang terpenuhi semua unsurnya pasti akan kita bahas dan ketika itu melanggar pidana pemilihan atau Pilkada tentu akan kita teruskan proses selanjutnya, terkait sanksi atau semacamnya," tandasnya.
Sebelumnya Aktivis Jogja Corruption Watch (JCW), Baharuddin Kamba menyoroti pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat dari pemerintah yang dinilai rawan untuk disalahgunakan untuk kepentingan politik tertentu. Apalagi pemberian tersebut dilakukan jelang beberapa hari sebelum pencoblosan Pilkada Sleman 2020.
Kamba menilai pemberian bansos apapun bentuknya, pasti akan ada timbal balik untuk memilih atau mencari suara kepada calon-calon tersebut. Setidaknya hal itu yang menjadi kekhawatiran aktivis JCW untuk saat ini.
"Bansos jelang pencoblosan Pilkada Sleman ini rawan sekali untuk disalahgunakan apalagi melihat anggaran yang cukup besar. Lebih baik semua pihak yang berniat memberikan bansos untuk menunda dulu kegiatan tersebut," tegas Kamba.
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Jogja Diguyur Hujan Seharian? Cek Prakiraan Cuaca Lengkap Rabu, 17 September 2025
-
Profil Ni Made Dwipanti Indrayanti: Sekda DIY Perempuan Pertama di Jogja yang Sarat Prestasi
-
Rahasia Serangga Kali Kuning Terungkap! Petualangan Edukatif yang Bikin Anak Cinta Alam
-
Ni Made Jadi Sekda DIY: Mampukah Selesaikan Masalah Sampah dan TKD yang Membelit Yogyakarta?
-
40 Kebakaran dalam 8 Bulan di Yogyakarta: Waspada Korsleting dan Kelalaian