SuaraJogja.id - Menyoroti nasib seniman-seniman yang ada di Bantul untuk tetap berkreasi, Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY membangun panggung seni di Pasar Seni Gabusan, Bantul. Melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut wadah seniman untuk berkarya tetap bisa tersalurkan.
Dirut Utama BPD DIY, Santoso Rohmad menjelaskan bahwa di tengah pandemi Covid-19, seniman membutuhkan tempat berekspresi. Sehingga panggung tersebut diresmikan untuk menyalurkan bakat dengan membuat kegiatan seni tanpa melupakan protokol kesehatan.
"Memang ini di masa pandemi covid-19, Bantul sendiri memiliki seniman yang cukup banyak, tentu harus diberikan solusi. Maka dari kami buatkan panggung seni di sini agar seniman ini tetap berekspresi dengan protokol kesehatan," ujar Santoso kepada wartawan, Kamis (3/12/2020).
Ia menjelaskan panggung senilai lebih kurang Rp400 juta ini tak hanya dikhususkan kepada seniman. Namun masyarakat Bantul juga bisa memanfaatkan untuk membuat sebuah pameran.
Baca Juga: Pernah Bobol Rumah, Pelaku Penjambret Guru di Bantul Merupakan Residivis
"Seni apapun itu semua bisa dilakukan untuk mewadahi para seniman. Jika ada pameran bisa dilakukan di panggung ini," ujar dia.
Santoso menilai dengan diresmikannya panggung seni tersebut bisa menghidupkan roda perekonomian masyarakat di sekitar Pasar Seni Gabusan. Sehingga tak hanya soal berkreasi yang di dorong, ekonomi kerakyatan juga ikut meningkat.
"Geliat ekonomi pasti meningkat. Dimana ada kegiatan seni, dan di sana ada masyarakat yang menyaksikan. Pemerintah daerah nanti yang bisa membuat aturan soal kegiatannya. Apakah akan dibatasi, dibuat berjarak atau sebagainya," ujar dia.
Panggung seluas 10x9 meter persegi tersebut dilengkapi dengan atap besi. Peresmian panggung seni dilakukan dengan memotong pita oleh sejumlah jajaran tinggi BPD DIY dan Pemkab Bantul.
BPD DIY juga menghibahkan tiga motor gerobak untuk kebersihan di lingkungan pasar seni.
Baca Juga: Buron Empat Hari, Penjambret Guru di Bantul Menyerahkan Diri
Terpisah, Pjs Bupati Bantul, Budi Wibowo menjelaskan bahwa banyak seniman di Bantul yang harus bereksplorasi. Sehingga adanya wadah Seperti panggung seni dibutuhkan.
"Seperti yang saya sebutkan banyak seniman dan budayawan di Bantul ini. Adanya panggung seni merupakan tempat mereka untuk mengeksplorasi kompetensi yang mereka miliki," ujar dia.
Budi menyebut, pada tahun 2021 Pemkab Bantul akan kembali membuka taman budaya yang ada di Pajangan. Namun begitu eksistensi Pasar Seni Gabusan tidak akan hilang.
"Artinya ini sebuah langkah untuk membangkitkan seni terutama di Pasar Gabusan, walaupun di 2021 taman budaya di Pajangan akan dibebaskan lagi. Tapi tidak akan menghilangkan eksistensi seni di Pasar Gabusan. Karena saya tahu di Pasar Gabusan pernah bersinar sebelumnya," jelas Budi.
Berita Terkait
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Kolaborasi Seni dan Fashion di Bulan Ramadhan: Hadirkan Scarf hingga Mug Karya Seniman Disabilitas
-
Gindring Waste: Tengkorak, Kritik Sosial, dan Kegelisahan Seniman di Tengah Intimidasi
-
Panasonic-GOBEL ART with HEART Resmi Digelar, Wujud Nyata Inklusivitas dalam Dunia Seni
-
Gelar Kunjungan Industri, Siswa MAN 2 Bantul Praktik Olah Bandeng Juwana
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital