SuaraJogja.id - Kasus COVID-19 di DIY makin tinggi. Penambahan kasus yang signifikan terjadi terus menerus.
Pada Kamis (3/12/2020) kemarin tercatat ada tambahan 186 kasus, sedangkan Jumat (4/12/2020) ini ada tambahan 181 kasus baru.
Penambahan kasus yang banyak tidak hanya dari hasil tracing kontak kasus positif yang mencapai 88 kasus, tetapi juga periksa mandiri sebanyak 56 kasus.
Kondisi ini akhirnya membuat Gubernur DIY Sri Sultan HB X kembali mengambil kebijakan agar desa-desa serta kabupaten/kota memperketat protokol kesehatan (prokes).
Sultan juga sudah mengeluarkan surat keputusan terkait hal itu.
"Karena apa yang terjadi dari data-data yang masuk setiap hari bagi saya ini tidak hanya masalah pergi [keluar kota], tapi komunikasi sesama tetangga," papar Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat siang.
Menurut Sultan, dari hasil laporan yang diterimanya, banyak kasus muncul karena kelalaian dalam menerapkan prokes di lingkungan.
Akibatnya, banyak penularan terjadi dari lingkungan terdekat.
"Jadi protokol menjadi makin penting. Dalam report ini sudah di-tracing, ternyata bertemu dengan nomor sekian ini ketemu nomor sekian. Berarti kan antar lingkungan ini," tandasnya.
Baca Juga: Libur Akhir Tahun, Ahli Kesehatan UI Ajak Masyarakat Tetap di Rumah
Kewaspadaan ini, lanjut Sultan, sangat penting dipatuhi semua pihak, apalagi sebentar lagi libur akhir tahun dan banyak wisatawan berpotensi datang ke DIY.
Karenanya, Sultan berharap, masyarakat meningkatkan kesadarannya dalam berperilaku sehat dan menerapkan prokes. Meski begitu, Sultan tidak melarang masyarakat untuk tetap beraktivitas.
"Bukan berarti kita membatasi harus tinggal di rumah, tapi dirinya sendiri punya kesediaan untuk mengantisipasi," ujarnya.
Sementara, Sekda DIY Baskara Aji mengungkapkan, Pemda melarang adanya perayaan akhir tahun yang menimbulkan kerumunan seperti pesta kembang api dan konser musik.
Larangan itu dibuat untuk mengantisipasi penyebaran virus.
"Ramai-ramai kan artinya kerumunan. Kalau kemudian dilakukan pesta dan pertunjukan akan menimbulkan kerumunan. Lebih baik merayakan tahun baru di rumah saja," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Cegah Corona, Pakar Kesehatan UI: Libur Akhir Tahun Tak Usah Keluar Rumah
-
Libur Akhir Tahun, Ahli Kesehatan UI Ajak Masyarakat Tetap di Rumah
-
Rekor 8 Ribu Kasus Corona Sehari, Epidemiolog: Tak Terdeteksi Masih Banyak
-
Semua Kapanewon Zona Merah, Sleman Perlu Ruang ICU Khusus Covid-19 Tambahan
-
Sleman Jadi Zona Merah Membara Covid-19, Ini Penjelasan Dinkes
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta
-
DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Rebutan Saldo Gratis Hingga Rp199 Ribu!
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi