SuaraJogja.id - Sembilan gazebo yang terbuat dari kayu tertata rapi di lahan seluas 1,5 hektar di pinggir Kali Opak. Sejumlah tanaman hias dan bunga-bungaan mekar di samping gazebo yang didirikan warga setempat.
Tak hanya gazebo dan tanaman hias, wahana permainan seperti ayunan dan perahu juga tersedia di destinasi wisata bernama Bambing Opak Asri ini.
Terletak di Dusun Canden RT 5, Desa Canden, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, destinasi wisata desa yang dibangun swadaya oleh warga setempat itu kerap didatangi pengunjung bahkan pelajar yang ingin mengerjakan tugas kelompok.
Seperti yang dilakukan Pinki Herawati (15) bersama dua teman-temannya, Elsya Marlina (14) dan Galuh Septiani (14). Tiga remaja ini sengaja memilih Bambing Opak Asri untuk bertemu mengerjakan tugas bersama.
Baca Juga: Pakai 6 Armada, KPU Bantul Distribusikan Logistik Pemilu ke 17 Kecamatan
"Biasa pas ada tugas sekolah yang harus dikerjakan kelompok, saya sama teman-teman ke sini. Karena ada banyak gazebo jadi bisa memilih. Selain itu waktu sore hari tempatnya juga asyik buat nongkrong," ujar Galuh ditemui suarajogja.id, Minggu (6/12/2020).
Tak hanya Galuh, Pinki yang tinggal di Desa Potrobayan, Kecamatan Pundong sudah lima kali berwisata ke lokasi ini. Perempuan yang masih menimba ilmu di bangku SMP ini menganggap destinasi wisata tersebut cukup asri dan jarang ditemui di sekitar Canden.
"Jadi masih terjaga keasriannya, untuk sekedar bersantai sambil mengerjakan tugas cukup nyaman. Biasanya mulai ramai pukul 15.00-17.00 wib," ujar Pinki.
Tidak hanya menyediakan tempat untuk bersantai, pengunjung juga bisa membeli makanan dan minuman yang disediakan oleh warga setempat.
Ketua Pokdarwis Bambing Opak Asri, Sigit Subroto menuturkan bahwa munculnya destinasi wisata desa ini adalah dari para warga Canden sendiri. Berangkat dari pengentasan kemiskinan oleh pemerintah yang tak pernah selesai, warga Canden ini meminta izin untuk memanfaatkan tanah perseorangan di Bambing Opak Asri untuk menghidupkan ekonomi masyarakat sekitar.
Baca Juga: Kenalkan Makanan Khas, Perempuan Pelaku UMKM Bantul Pulihkan Roda Ekonomi
Sigit mengaku bahwa bantuan dari pemerintah hanya bertahan sebentar. Tak sampai 2 bulan, bantuan baik uang dan makanan langsung habis. Maka perlu adanya wadah agar masyarakat bisa berinvestasi untuk memutar uang mereka.
Sehingga dia bersama warga mencetuskan sebuah cara bagaimana masyarakat di lingkungan tempatnya tinggal bisa berdaya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar.
"Destinasi ini berbasis masyarakat. Jadi warga sekitar kami guyubkan dan gotong royong dari masyarakat. Sehingga warga sekitar harus merasakan manfaatnya selama destinasi wisata ini ada," ujar Sigit ditemui di kediamannya.
Ia melanjutkan Bambing Opak Asri 100 persen tak ada investor besar. Semuanya ditawarkan kepada warga yang ingin bersama-sama mengembangkan wisata desa yang bermanfaat bagi pemasukan warga sendiri.
Sigit mengaku, dalam proses pembangunan wisata desa yang dimulai pada 2019 ini banyak tawaran investasi yang datang kepadanya. Kendati demikian semuanya ditolak secara halus karena ia menilai tak akan memberi manfaat banyak untuk masyarakat.
"Berangkat dari pemberdayaan masyarakat, destinasi ini memang untuk rakyat. Jadi bukan profit-oriented dimana perusahaan atau investor yang hanya untung. Tapi wargalah yang seharusnya untung. Dari rakyat dan untuk rakyat," jelasnya.
Maka dari itu, dirinya membangun sejumlah stand makanan di sekitar destinasi yang nantinya dapat dimanfaatkan warga untuk membuka usaha kuliner.
Selain usaha kuliner, lokasi parkir sepenuhnya diatur oleh warga Canden.
Wisata perahu yang disediakan di bantaran kali opak juga menjadi pemasukan untuk warga. Nantinya masyarakat sekitar yang berinvestasi akan mendapat hasil sesuai kesepakatan.
"Sebelumnya satu kali trip untuk wisata air pengunjung cukup membayar Rp5 ribu. Setelah pandemi ini karena harus jaga jarak, satu pengunjung mungkin kamu kenakan biaya Rp10 ribu. Biasanya bisa 10 orang, nanti kapasitas kami kurangi, maka harga kami naikkan. Nah hasil pendapatan ini nanti yang kami harapkan bisa memberdayakan warga," terang dia.
Saat ini baru lima pedagang yang bisa menempati stand di Bambing Opak Asri. Nantinya akan dibangun lebih banyak stand untuk masyarakat yang ingin membuka usaha di lokasi tersebut.
Sigit juga akan mempromosikan kuliner yang cukup dikenal di wilayah Canden. Makanan tempe dan gayam adalah masakan yang nantinya akan diperjual-belikan sebagai oleh-oleh untuk wisatawan yang berkunjung ke Bambing Opak Asri.
"Di Canden ini terkenal dengan olahan tempenya. Selain itu ada makanan gayam yang jarang orang ketahui. Olahan makanan tersebut diproduksi oleh warga kami. Artinya dengan adanya destinasi ini menjadi wadah promosi dan berharap bisa mendatangkan pendapatan untuk masyarakat," ujar dia.
Hingga kini Sigit bersama warga masih melengkapi beberapa plang penunjuk arah menuju lokasi wisata. Pengunjung yang datang saat ini tidak ditarik karcis atau biaya masuk, termasuk parkir.
Selama pandemi lalu, diakuinya tak banyak orang berdatangan. Sigit juga sedang menyiapkan protokol kesehatan yang ketat sebelum Bambing Opak kembali dioperasikan secara penuh.
Memang di lokasi tersebut belum tersedia tempat cuci tangan. Handsanitazer atau imbauan mengenakan masker juga belum ada.
"Akan kami siapkan bertahap, mengingat destinasi wisata di DIY sudah mulai dibuka. Protokol kesehata akan kami perketat", ujar Sigit.
Canden, lanjut Sigit merupakan wilayah Desa yang memiliki potensi untuk berkembang yang sangat baik. Hanya saja dorongan dan keinginan masyarakat untuk berubah harus disulut oleh beberapa orang.
Ia tak menampik bahwa tak banyak warga yang memiliki pikiran yang sejalan seperti dirinya. Kendati demikian niat untuk bergotong royong membangun wilayah Canden sudah menjadi kesepakatan warga.
Harapannya, pengembangan Bambing Opak Asri sendiri mampu membranding wilayah Canden sebagai wisata desa termasuk makanan dan kuliner khas yang bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan. Tujuannya yaitu, masyarakat sekitar bisa berdaya dengan wisata yang ada di pinggiran Kali Opak ini.
Tag
Terpopuler
- 6 Mobil Sedan Bekas Merek Jepang Mulai Rp40 Jutaan: Irit, Tangguh Dipakai Harian
- 3 Rekomendasi HP Xiaomi RAM 12 GB: Harga Rp3 Jutaan dengan Memori 512 GB
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Matic Murah untuk Wanita, Tahun Muda Harga Mulai dari Rp 65 Jutaan
- 7 Motor Matic Retro Mirip Vespa Terbaik 2025: Gaya Klasik, Harga Bersahabat!
- 7 Mobil Sedan Murah Stabil Ngebut di Tol 200 Km/Jam, Harga dari Rp 11 Juta
Pilihan
-
Persija Jakarta Resmi Kenalkan 5 Asisten Pelatih Mauricio Souza
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Targetkan Pendapatan Rp 65 Miliar di 2025
-
Arkadia Digital Media (DIGI) Kantongi Laba Bersih Rp 1,2 Miliar
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Baterai Jumbo, Terbaik Juni 2025
-
Ini Alasan QJMotor Indonesia Baru Umumkan Harga Off The Road 4 Motor Barunya
Terkini
-
Konflik Iran-Israel Berikan Dampak, Indonesia Siapkan Pasar Ekspor Baru, Eropa Jadi Incaran Utama
-
ARTJOG 2025: Motif Amalan, Ketika Seni jadi Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Sosial
-
7 Periode Mengabdi, Anggota DPRD DIY Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Kesejahteraan Sosial
-
Pendidikan Gratis hanya Mimpi? Pemerintah Dinilai Belum Serius Tindak Lanjuti Putusan MK
-
Usia Harapan Hidup Capai 75 Tahun, Pemkab Sleman Komitmen Dorong Peningkatan Kesejahteraan Lansia