Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Gagah Radhitya Widiaseno
Rabu, 09 Desember 2020 | 21:25 WIB
Gus Miftah mengomentari penangkapan Ustadz Maaher. - (Instagram/@gusmiftah)

SuaraJogja.id - Pilkada serentak 2020 resmi diselenggarakan di 270 daerah. Namun tak sedikit dari pemilih justru tidak hadir dalam pencoblosan karena beberapa hal, salah satunya Gus Miftah.

Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji ini tampak tidak terlihat di TPS 039, tempat di mana ia semestinya melakukan pencoblosan.

Bahkan hingga TPS ditutup, tidak ada tanda-tanda Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah meramaikan acara pesta demokrasi ini.

Hal ini dibenarkan oleh Supardi, selaku Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 039 yang berada di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga: Jelang Pilkada, Gus Miftah Beri Pesan Menohok untuk Calon Pemimpin

"Hingga penutupan TPS, tidak ditemukan sosok Gus Miftah melakukan pencoblosan di pilkada serentak. Artinya Gus Miftah tidak memilih calon kepala daerah," ujar Supardi saat dihubungi oleh Suara.com.

Sebelumnya, Gus Miftah jadi trending topic lantaran unggahan di akun media sosialnya.

Ia menyebutkan kalau saat Pilkada biasanya pemimpin memiliki dua modal, yakni berani dan sabar.

Kedua modal tersebut kemudian dijabarkan lebih detail di dalam akun media sosialnya. Berani, yakni berani mengumbar janjinya. Sementara sabar berarti sabar dalam melaksanakan janji-janji yang sudah diucapkan.

"Dasar tuman [kebiasaan]," kata Gus Miftah dalam videonya.

Baca Juga: Gus Miftah: Maaher Harus Sehat, Kasihan kalau Berurusan Hukum Sakit

Ia pun juga menyampaikan, di Pilkada kali ini banyak yang menyebutnya sebagai pesta demokrasi. Namun, Gus Miftah justru mempertanyakan siapa yang berpesta dalam momentum ini, apakah rakyat yang berpesta atau justru calon pemimpin yang ikut berlaga dalam ajang tersebut yang berpesta.

Load More